KOMPAS.com - Mengajarkan anak untuk menjadi patuh memiliki banyak manfaat bagi orangtua. Karena anak yang patuh akan menunjukkan rasa hormat serta mau mendengarkan orangtua.
Anak yang patuh bukan berarti kita bisa memaksanya melakukan sesuatu semau orangtua.
Belajar kepatuhan sejak kecil akan terbawa sampai usianya dewasa, sehingga ia tidak menemui masalah ketika dewasa nantinya.
Sebagai orangtua, kita memiliki kendali atas anak dan terkadang anak harus patuh sepenuhnya.
Anak-anak cenderung akan menolak perintah dari orangtua dan melakukan apa yang diinginkan, maka tugas orangtua adalah menanamkan dan mengajarkan kepatuhan pada anak.
Baca juga: 7 Keuntungan Hidup Disiplin dan Teratur
Orangtua yang menerapkan gaya pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) biasanya mengharapkan anak untuk lebih patuh daripada orangtua yang tidak menerapkan pola asuh tersebut.
Ada alasan
Menurut Very Well Family, orangtua yang mengharapkan anak patuh cenderung mendominasi anak dan tidak tertarik pada pendapat anak.
Namun faktanya tidak seperti itu. Kita bisa membuat anak menurut dengan mengingatkan anak untuk melakukan tugasnya dan anak tidak membantah.
Sederhananya, aturan dibuat karena suatu alasan dan harus diikuti. Hanya saja perilaku yang baik dan kepatuhan perlu diajarkan kepada anak agar ia belajar untuk mendengarkan.
Baca juga: Anak Tidak Mendengarkan Orangtua, Coba Cara Ini
Orangtua hadir bukan untuk sekadar teman bagi anak, melainkan juga mengajarkan anak cara menjadi orang dewasa yang mandiri dan kompeten.
Mematuhi peraturan di rumah dan melakukan apa yang diperintahkan orangtuanya adalah cara anak untuk menunjukkan rasa hormat kepada kita. Ini juga akan tercermin dalam hubungan dengan mereka di kemudian hari.
Saling menghormati
Hubungan orangtua dan anak berakar pada rasa saling menghormati. Jika anak tidak menghormati kita, maka anak tidak akan menurut.
Supaya anak patuh dan hormat pada kita, kita membutuhkan banyak kesabaran dan komitmen.