Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bermacam Masalah Keluarga dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 28/12/2021, 11:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyelesaikan masalah dalam keluarga tak semudah membalikkan telapak tangan.

Dalam kebanyakan kasus, upaya untuk menyelesaikan masalah keluarga berakhir dengan kebuntuan, bahkan saling memusuhi.

Di sisi lain, ada keinginan untuk meyelesaikan masalah dengan orang-orang terdekat. Tapi, di sisi lain tidak ada pihak yang mau mengalah untuk meredakan keributan.

Alhasil masalah kecil yang awalnya masih bisa dikompromikan merembet ke hal-hal lain dan berkembang menjadi lebih besar sehingga makin runyam.

Apa itu masalah keluarga?

Pada umumnya, masalah keluarga mencakup segala bentuk dinamika, perilaku, dan atau pola yang mengganggu rumah tangga atau keluarga.

Menurut psikoterapis berlisensi, Babita Spinelli, masalah keluarga bisa disebabkan oleh hal-hal umum maupun yang bersifat intens.

Baca juga: Bahagiakan Keluarga lewat Hadiah Berikan Segudang Manfaat, Apa Saja?

Masalah umum dalam keluarga bisa dipicu oleh perbedaan kepribadian maupun pembagian tugas di dalam rumah.

Sedangkan, masalah yang lebih intens bisa disebabkan oleh orangtua, pelecehan, atau trauma antargenerasi.

Masalah keluarga jika dibiarkan bisa menimbulkan stres dan ketegangan, yang pada akhirnya berdampak negatif bagi anggota keluarga, terutama untuk anak kecil yang terlibat.

Jenis-jenis masalah keluarga

1. Kepribadian toxic

Annette Nuñez, seorang psikoterapis menerangkan, ada kemungkinan kepribadian yang bentrok dalam keluarga.

Misalnya, perbedaan antarsaudara kandung atau anak dengan salah satu atau kedua orangtuanya.

Tapi, Spineli mengingatkan bentrokan kepribadian bisa diperparah jika berhadapan dengan seseorang yang narsis atau toxic.

2. Komunikasi yang buruk

Nuñez dan Spinelli sama-sama mencatat, kurangnya komunikasi yang terbuka dan sehat adalah akar dari banyak masalah keluarga.

Jika seseorang sulit berbicara dengan salah satu atau beberapa anggota keluarga, Spinelli menduga masalah komunikasi adalah biangnya.

3. Tekanan berat dari orangtua

Perfeksionisme dalam keluarga memiliki efek yang buruk bagi anak-anak dan harga diri mereka.

Nuñez mengatakan, ketika orangtua mempermalukan atau mendikte perasaan atau perilaku anak-anak, ini bisa mengurangi kemampuan mereka untuk tumbuh sebagai individu.

"Orangtua memang perlu memiliki beberapa batasan tetapi tidak ketika sampai pada titik di mana itu melecehkan secara emosional," ujar dia.

4. Pola pengasuhan yang berbeda

Salah satu rintangan terbesar yang dihadapi pasangan saat mengasuh anak adalah mencari tahu bagaimana menggabungkan gaya pengasuhan dengan cara yang efektif.

"Ini dapat menyebabkan banyak ketegangan ketika orang tua tidak berada di halaman yang sama dengan mengasuh anak," kata Nuñez.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com