Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayu dan Kosmos, Keindahan Seni Pahat yang Dituangkan dalam Kain Ulos

Kompas.com - 21/10/2022, 17:24 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki bermacam wastra, salah satunya kain ulos yang berasal dari Sumatera Utara.

Tidak hanya dijadikan sebagai pakaian adat, kain Ulos kini juga diperkenalkan sebagai bagian dari fesyen modern yang kental dengan nuansa tradisional.

Seperti halnya yang dilakukan oleh jenama tenun lokal Tobatenun, yang belum lama ini meluncurkan koleksi couture pertamanya dari kain ulos yang bertajuk "Kayu dan Kosmos".

Pendiri Tobatenun (PT Toba Tenun Sejahtra), Kerri Na Basaria mengatakan, peluncuran koleksi terbaru ini ingin memperlihatkan bagaimana wastra Indonesia itu juga bisa menarik tidak hanya masyarakat di dalam negeri, tetapi luar negeri.

"Koleksi ini banyak mengambil ide dari seni pahat di Sumatera Utara yang sering kali terlupakan."

"Jadi, kalau kainnya didedikasikan untuk perajin ulos, kalau motif atau desainnya untuk perajin pahat."

Demikian penuturan Kerri dalam acara pergelaran busana Parompuan dan Ulos di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Acara pagelaran busana Parompuan dan Ulos di Plaza Indonesia Jakarta, Rabu (19/10/2022).Ryan Sara Pratiwi Acara pagelaran busana Parompuan dan Ulos di Plaza Indonesia Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Terinspirasi dari seni pahat dan mitologi Batak

Ada pun koleksi Kayu dan Kosmos yang diperlihatkan di panggung peragaan busana itu terinspirasi oleh seni pahat dan mitologi kuno dewa-dewa Batak.

Jika dicermati secara detail, ada kain yang bercorak ukiran dengan nama gorga, atau ukiran yang biasanya terdapat di ruma bolon khas Batak yang dilihat sebagai penangkal hal-hal buruk.

"Koleksi ini terinspirasi dari dewa-dewa Batak kuno yang biasa terukir di rumah bolon sebagai doa-doa perlindungan dan merepresentasikan tradisi kosmologis yang kaya pada tradisi Toba sebelum kolonisasi Eropa dan agama luar," kata dia.

"Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur dan merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang merupakan representasi air dan api, dua kebutuhan dalam perkembangan manusia," jelas dia.

Kerri pun menambahkan bahwa seluruh koleksi Kayu dan Kosmos ini tentunya menggunakan pewarnaan alam seperti indigo (biru), tingi (merah-kecokelatan) dan jior (cokelat tua), serta serat alami.

Bahkan, proses pembuatan tenunnya membutuhkan waktu yang tergolong lama, karena hampir sebagian besar pengerjaannya dilakukan langsung di Siantar.

"Proses pembuatannya itu completely dari hulu ke hilir, semua in-house di Siantar," kata dia.

"Kami punya yang namanya jabuborna (rumah warna) dan jabubonang (rumah benang), itu adalah nama rumah komunitas kami untuk pencelupan dan penenunan," sambung dia.

Koleksi Kayu dan Kosmos ini hadir dengan 17 looks couture seperti women’s wear (dress, outer, vest, cape, bralette, pants, corset), men’s wear (shirt, trouser, blazer, t-shirt, overalls, jacket), dan aksesori (bucket hat, drawstring bag).

Untuk koleksi couture, Tobatenun hanya mengeluarkan satu piece setiap desain dengan harga yang dibanderol mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 15 juta.

"Namun, ada beberapa retail yang terinspirasi turunannya, tapi juga very limited cuma empat pieces per desain," imbuh Kerri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com