KOMPAS.com - Deep talk biasanya dilakukan ketika kita perlu membahas hal yang dianggap penting dan sensitif.
Percakapan ini tak hanya dilakukan pasangan namun juga bisa diterapkan orangtua pada anak.
Baca juga: Kapan Orangtua Harus Lakukan Deep Talk dengan Anak?
Deep talk dengan anak mengharuskan orangtua untuk terhubung dengan buah hatinya baik secara kognitif maupun emosional.
Kita juga perlu memperhatikan usia anak dan apa yang benar-benar sudah mereka pahami tentang hal tersebut.
Gail Heyman, Ph.D, Profesor Ilmu Psikologi dari University of California, San Diego mengatakan orangtua dianjurkan mengutamakan koneksi emosional sebelum membuat percakapan mendalam dengan anak.
Kuncinya adalah membicarakan masalah dengan cara yang mengurangi kemungkinan anak-anak khawatir akan dihakimi.
Dengan kata-kata dan bahasa tubuh, tunjukkan jika kita benar-benar tertarik dengan pendapatnya mereka, tidak selalu merasa benar dan menganggap anak sebagai lawan bicara setara.
Responnya jauh lebih baik dibandingkan ketika membahas kesalahan yang dilakukan anak.
Baca juga: Ini Manfaat Deep Talk dengan Teman
Ia juga menyarankan menggunakan berbagai kasus di buku, film, dan artikel tentang peristiwa terkini terkait tema yang dibahas sebagai titik awal deep talk.
Apakah usia anak berpengaruh saat orangtua melakukan deep talk?
"Prinsipnya sama, tetapi spesifiknya berbeda," kata Heyman.
Anak kecil memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih terbatas sehingga akan lebih sulit untuk memulai deep talk, dibandingkan dengan anak yang sudah lebih paham.
"Mereka mungkin juga memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah yang lebih sederhana sebelum siap beralih ke topik yang lebih kompleks atau sensitif," tambahnya.
Baca juga: Cara Bicarakan Masturbasi dengan Anak, Orangtua Harus Tahu
Ia berpendapat, orangtua bisa mulai melakukan deep talk untuk hal yang penting setelah anak-anak bisa bicara.
"Jika anak Anda yang berusia dua tahun menawarkan untuk berbagi mainannya, Anda dapat bertanya bagaimana hal itu dapat bermanfaat bagi penerimanya," terangnya, mencontohkan.
Jenis percakapan sederhana ini dapat membiasakan mereka dengan percakapan di masa mendatang tentang bagaimana mempertimbangkan perspektif orang lain.
Baca juga: 5 Pola Asuh Orangtua yang Bikin Mental Anak Jadi Strawberry Generation
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.