Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2023, 11:11 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang yang pernah mengalami stroke biasanya dikaitkan dengan tekanan darah tinggi.

Itu dapat terjadi karena stroke merupakan salah satu risiko yang paling umum pada pasien hipertensi.

Tetapi bagaimana dengan pasien hipotensi (tekanan darah rendah)? Apakah ada risiko stroke yang dapat dialami pasien? 

Ternyata ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa darah rendah juga berisiko menyebabkan stroke. Berikut ulasan selengkapnya.

Baca juga: 7 Perawatan di Rumah untuk Mengelola Tekanan Darah Rendah 

Fakta darah rendah bisa memicu stroke

Darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal.

Umumnya, tekanan darah normal dapat diukur dengan 120/80 mmHg, sedangkan tekanan darah dianggap rendah jika angka sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi) di bawah 90 mmHg atau angka diastolik (tekanan saat jantung beristirahat) di bawah 60 mmHg.

Terkait dengan hubungannya pada risiko stroke, para ilmuwan mengatakan bahwa kedua kondisi itu dapat saling berkaitan. Berikut beberapa risiko dan hubungan antara darah rendah dan stroke, seperti dilansir Medical News Today.

Darah rendah disertai faktor risiko lain penyebab stroke

Berdasarkan studi di tahun 2021, orang dengan tekanan darah diastolik kurang dari 60 mmHg dan tekanan nadi minimal 90 mmHG berisiko tinggi meninggal dunia akibat stroke.

Sedangkan orang dengan tekanan darah sistolik di bawah 120 mmHg dan setidaknya memiliki faktor risiko penyakit lain, dapat meningkatkan risiko terkena stroke juga.

Beberapa faktor risiko yang terkait dengan stroke di antaranya meliputi merokok, penyakit jantung, kanker, hingga demensia.

Baca juga: Apa Itu Stroke Telinga, Penyebab dan Gejalanya 

Ilustrasi stroke di usia muda. Sakit kepala adalah salah satu gejala stroke yang dialami wanita.Shutterstock/metamorworks Ilustrasi stroke di usia muda. Sakit kepala adalah salah satu gejala stroke yang dialami wanita.

Hipotensi ortostastik

Kemudian satu studi di tahun 2018 menunjukkan hubungan antara hipotensi ortostastik (penurunan tekanan darah saat berdiri) dan stroke, demensia hingga penurunan fungsi kognitif.

Pada studi itu, para peneliti menemukan bahwa orang dengan hipotensi ortostatik memiliki risiko dua kali lipat mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan orang tanpa kondisi tersebut.

Penurunan tekanan darah secara mendadak

Tekanan darah yang sangat rendah dalam beberapa kasus tertentu dapat mengganggu aliran darah ke otak dan menyebabkan gejala yang mirip dengan stroke.

Ini biasanya terjadi ketika tekanan darah merosot secara mendadak, sehingga suplai darah ke otak menjadi tidak memadai.

Hal ini dapat memicu pusing, kehilangan kesadaran, dan gangguan fungsi otak sementara hingga gejala stroke ringan. Meski dapat memicu stroke, namun kasus ini jarang terjadi.

Baca juga: Telur hingga Hati Sapi, 10 Makanan untuk Penderita Darah Rendah 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com