Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Manusia

Kompas.com - 19/07/2023, 10:46 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Dampak perubahan iklim selama ini lebih banyak dikaitkan dengan lingkungan atau pertanian. Padahal, pengaruh dari perubahan iklim sanagt lekat dengan kesehatan manusia.

Seperti diketahui, perubahan iklim kebanyakan dipicu oleh aktivitas manusia, seperti kebakaran hutan, transportasi, hingga sektor tambang dan industri.

"Dampak krisis iklim ke mana-mana karena bumi saling terkoneksi. Misalnya saja kekeringan akan menyebabkan gagal panen sehingga harga-harga naik, masyarakat tidak bisa mengakses makan bernutrisi, dan seterusnya," kata Dosen Kelompok Keahlian Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung, Dr.I Gusti Ayu Andani, dalam acara media diskusi yang digelar oleh AstraZaneca Indonesia (17/7/2023).

Kondisi perubahan iklim juga sering kali membawa berbagai organisme bersama bermacam penyakit.

Badai dan banjir misalnya, dapat menyebabkan perpindahan yang membawa manusia ke dalam kontak erat dengan patogen seperti kolera.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Perubahan Iklim Bisa Rugikan Negara hingga Triliunan

Pemanasan suhu dan curah hujan dapat memperluas jangkauan patogen, memperluas risiko penyakit yang ditularkan melalui serangga seperti penyakit Lyme, demam berdarah atau malaria.

Berkurangnya hutan juga berakibat pada meningkatnya penyakit pernapasan, termasuk infeksi saluran pernapasan atas dan juga asma.

"Sekitar 15 persen penyakit respirasi disebabkan karena polusi. Selain itu anak-anak sekarang ini juga sering sakit karena cuaca yang tidak jelas polanya,"kata
Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia Hoerry Satrio, dalam acara yang sama.

Andini mengatakan, sudah saatnya kita melakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi emisi. Misalnya saja dengan mengolah sampah, mengurangi pemakaian sampah plastik, hingga penggunaan transportasi umum.

Perusahaan farmasi AstraZaneca Indonesia ikut berperan dalam upaya penurunan emisi penyelamatan keanekaragaman hayati dari perubahan iklim lewat program AZ Forest.

Hoerry mengatakan, program AZ Forest merupakan program reboisasi atau penanaman hutan kembali yang sudah dilakukan sejak tahun 2022. Program ini menargetkan penanaman 50 juta pohon sampai 2025.

"Indonesia mendapat prioritas dengan penanaman 20 juta pohon untuk memperkuat paru-paru bumi," ujarnya.

Baca juga: Perbedaan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Di Indonesia, penanaman dilakukan di Daerah Aliran Sungai Citarum, Jawa Barat. Selain penanaman pohon, program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat lokal di sekitar lokasi dan juga para petani untuk mulai menanam tanaman buah dan tanaman konservasi.

Pemilihan daerah yang ditanami pohon dalam program AZ Forest merupakan rekomendasi dari Kemenko Marves. Kriteria daerah penanaman tidak hanya melihat tanah kosong, tetapi juga mengedepankan aspek rehabilitasi terhadap kondisi ekologi daerah tersebut.

Asisten Deputi Pengelolaan DAS dan Konservasi Sumber Daya Alam Kemenko Marves Mochamad Saleh Nugrahadi mengatakan, DAS Citarum dipilih sebagai lokasi penanaman pohon karena kerusakan ekologis di daerah tersebut.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Gagal Tanam Ancaman Krisis Pangan Nasional

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com