KOMPAS.com - Ketika kita mengarungi kehidupan, pertanyaan dan bahkan keraguan tentang keberadaan dan identitas diri pasti akan muncul.
Proses memahami diri dan mencari jati diri adalah proses yang berlangsung seumur hidup, dan bisa jadi sulit.
Sebab, dalam konteks tersebut kita dipaksa untuk menghadapi dan mempertanyakan perspektif, nilai, dan keyakinan kita.
Namun, upaya menemukan diri sendiri, menurut psikoterapis Carl Jung, memberikan kehidupan yang jauh lebih bermakna.
Dikenal karena wawasannya yang mendalam tentang dunia psikologi analitis, ajaran Jung telah melampaui waktu dan terus menginspirasi hingga saat ini.
Baca juga: Just be Yourself, Cara Ampuh Menjadi Diri Sendiri
Jika kita sedang dalam proses pencarian jati diri, berikut ini adalah tujuh pelajaran dari Jung yang akan membantu dalam perjalanan kita.
Menurut Jung, tujuan keberadaan setiap individu adalah untuk menemukan makna dalam hidup.
Daripada sekadar ada, Jung mendorong kita untuk melangkah lebih jauh dengan mengejar penemuan dan pertumbuhan diri.
Sebagai hasilnya, kita tidak hanya akan menemukan bakat dan karunia unik yang dapat membantu menerangi jalan ke depan.
Lebih dari itu, kita juga belajar bagaimana membuat dampak positif pada komunitas yang lebih luas dengan karunia-karunia ini.
Pernah mendengar ungkapan "orang yang disakiti akan menyakiti orang lain"?
Jung mengamati, mereka yang memiliki trauma yang belum terselesaikan cenderung memproyeksikan rasa sakit hati mereka kepada orang lain.
Lalu, mereka yang berada di pihak yang menerima mungkin merespons dengan cara yang sama dengan menyakiti orang lain sebagai cara untuk mengatasinya.
Hal ini membuat mereka menjadi orang yang menyebabkan orang lain merasa seperti itu, hingga mengakibatkan lingkaran setan yang menyakitkan.
Baca juga: Manfaat Berbicara dengan Diri Sendiri
Jika kita pernah disakiti sebelumnya, mungkin hal ini dapat memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang mengapa mereka berperilaku seperti itu.
Lalu, mudah-mudahan, siklus sakit hati tersebut akan berakhir pada diri kita saja.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghadapi trauma masa lalu, dan memberi diri ruang dan waktu untuk sembuh.
Yang perlu kita ingat adalah, apa pun masa lalu yang kita lewati, langkah selanjutnya tergantung pada diri kita sendiri.
Hal inilah yang akan membawa kita pada pelajaran Jung selanjutnya.
Memang, pengalaman kita dibentuk oleh masa kecil, hubungan, dan lingkungan tempat kita tinggal.
Hal-hal tersebut dapat memengaruhi cara kita berpikir, berperilaku, dan memandang dunia di sekitar kita.
Namun, Jung percaya, masa depan seseorang tidak ditentukan oleh masa lalunya.
Masing-masing dari kita memiliki kekuatan untuk membentuk identitas dan takdir kita, sebab kita lebih dari sekadar rangkuman dari pengalaman masa lalu.
"Saya adalah apa yang saya pilih untuk menjadi."
Baca juga: Pentingnya Berkompetisi dengan Diri Sendiri