Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu Nabati Rendah Nutrisi Dibandingkan Susu Sapi, Benarkah?

Kompas.com - 26/08/2023, 20:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang yang mengalami alergi terhadap susu sapi, mengonsumsi susu nabati (plant-based) mungkin menjadi alternatif untuk bisa menikmati susu dan produk olahan lainnya.

Namun, sayangnya, tidak semua susu nabati memiliki kandungan nutrisi yang setara dengan susu sapi.

Beberapa pilihan produk susu nabati memang mengandung daftar mikronutrien sehat (seperti senyawa nabati yang unik dari sumber nabati yang tidak disediakan oleh susu sapi).

Dan yang lainnya juga diperkaya untuk memberikan nutrisi utama yang sama dengan susu sapi.

Baca juga: Susu Sapi atau Susu Kedelai, Mana yang Paling Baik untuk Tubuh?

Tetapi, menurut analisis nutrisi terbaru di University of Minnesota, hanya 12 persen dari 237 produk susu non-dairy yang mengandung jumlah yang sebanding atau lebih besar dari ketiga nutrisi yang diteliti, yakni kalsium, vitamin D, dan protein.

Jadi jika kita selama ini mengandalkan susu nabati sebagai pengganti susu sapi biasa, mungkin itu tidak akan memenuhi nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Hasil studi susu nabati vs susu sapi

Selama ini susu sapi telah menjadi sumber utama protein yang penting, serta kalsium dan vitamin D bagi tubuh.

Faktanya, pedoman diet tahun 2020-2025 mengungkapkan, kurangnya konsumsi kalsium dan vitamin D dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.

Jadi, ketika banyak orang beralih pada susu nabati yang ternyata memiliki kekurangan beberapa atau semua mikronutrien ini, maka semakin banyak kebutuhan untuk mendapatkannya dari sumber makanan sehat lainnya.

Kabar baiknya, menurut hasil analisis tersebut, sebagian besar susu berbahan dasar almond, oat, dan kedelai yang diteliti (69 persen) diperkaya dengan kalsium dan vitamin D (tetapi tidak dengan protein), jadi tidak sulit untuk menemukannya.

Lalu, ketika pilihan nabati ini diperkaya dengan kalsium dan vitamin D, tingkat fortifikasinya mirip dengan susu sapi perah.

Kendati demikian, studi tersebut juga menemukan, hanya sedikit produk susu nabati yang menyamai kadar protein susu sapi.

Baca juga: Jangan Minum Susu Nabati yang Menggumpal, Mengapa?

Dengan demikian kita tetap perlu memerhatikan bahan makanan lain yang hendak dikonsumsi.

Rekomendasi altenatif lainnya

Menurut peneliti dan asisten profesor gizi di University of Minnesota, Abigail Johnson, PhD, RD, konsumen harus mencari produk alternatif susu nabati yang mencantumkan kalsium dan vitamin D sebagai bahannya.

Ia pun merekomendasikan untuk menambahkan sumber kalsium dan vitamin D lainnya melalui menu makanan sehari-hari.

Untuk meningkatkan protein kita bisa mengonsumsi daging tanpa lemak, telur, ikan atau makanan laut, serta sumber protein nabati alami seperti kacang-kacangan, atau tahu dan tempe.

Prioritaskan makanan kaya kalsium seperti sarden, kacang-kacangan, sayuran berdaun gelap seperti bayam dan kangkung.

Selain itu, konsumsilah vitamin D dari jamur, ikan berlemak seperti salmon, dan berbagai macam produk dari kedelai.

Baca juga: 6 Manfaat Susu Kedelai, Tak Hanya Pengganti Susu Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com