Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Parfum Aroma Sampah dari Greenpeace Indonesia

Kompas.com - 27/08/2023, 16:21 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Parfum beraroma sampah dan efek pencemaran lingkungan yang dibuat Greenpeace Indonesia memiliki latar atau cerita tersendiri di balik pembuatannya.

Berawal dari kegelisahan masyarakat yang mengeluhkan kualitas udara yang memburuk dalam satu bulan terakhir, terutama di kota Jakarta. Kecemasan masyarakat akan polusi udara terus digaungkan melalui media sosial dan media massa.

Berangkat dari hal itu, Greenpeace Indonesia menggagas satu inovasi melalui parfum dengan bau sampah.

Kehadiran parfum ini pun dijadikan sebagai sarana edukasi agar masyarakat kembali lebih peduli dan menyadari dampak dari polusi dan pencemaran.

"Kita selalu menghadapi masalah polusi dan pencemaran dari tahun ke tahun. Kami membuat gagasan ini agar mengingatkan masyarakat kita tentang pentingnya menjaga lingkungan," ujar Charlie Albajili, Juru Kampanye Keadilan Perkotaan Greenpeace Indonesia saat ditemui Kompas.com di Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Edukasi Polusi, Greenpeace Indonesia Bikin 3 Parfum Beraroma Sampah 

Produk parfum dengan merek "Our Earth" ini juga termasuk sebagai strategi inovatif Greenpeace Indonesia untuk mengingatkan masyarakat bahwa lingkungan kita dalam kondisi kritis.

Nantinya, kehadiran tiga jenis parfum beraroma sampah ini akan digunakan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih melestarikan lingkungan.

"Kami berupaya untuk menggunakan tools ini agar esensinya bisa membuat kita ngobrol lebih banyak dan membuat orang lebih memahami makna dan penyebab dari masalah lingkungan," tambah Charlie.

Ada tiga jenis parfum yang dihadirkan Greenpiece Indonesia dan ketiganya dibuat dengan kombinasi bahan alami, tidak diperjualbelikan dan diproduksi secara terbatas.

Baca juga: Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan Berdasarkan Tempat Terjadinya 

Cerita di balik pembuatan parfum beraroma sampah

Tiga parfum beraroma sampah dari Greenpeace IndonesiaKOMPAS.COM / DINNO BASKORO Tiga parfum beraroma sampah dari Greenpeace Indonesia

Dedi Mahpud, pria berusia 60 tahun yang merupakan seorang ahli kimia senior asal Bogor, Jawa Barat, dipilih Greenpeace Indonesia untuk meracik parfum tersebut.

Sebelumnya, Dedi terbiasa bekerja sama dengan banyak pihak dalam meracik parfum. Tapi, kerja sama yang satu ini menurutnya adalah sesuatu yang unik dan belum pernah dia buat sama sekali.

"Saya kebetulan diminta untuk meracik parfum tapi yang ini bukan parfum biasa," katanya.

Melalui berbagai riset kecil yang dilakukannya terkait aroma yang muncul akibat pencemaran dan polusi, akhirnya Dedi menemukan sejumlah formula yang mampu menggambarkan aroma parfum seperti aroma pencemaran yang asli.

Dedi membuat tiga parfum berdasarkan aroma polusi atau pencemaran lingkungan yang ada di udara, tanah dan pencemaran sungai.

Baca juga: Apakah Polusi Udara Jadi Penyebab Langit Jakarta Abu-abu?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com