Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Filler Ilegal di Lampung, Kenali Beda Filler Vs Botoks

Kompas.com - Diperbarui 15/09/2023, 11:09 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

 

KOMPAS.com - Kasus praktik filler ilegal kembali muncul.

Seorang penyanyi jebolan kontes dangdut ditangkap di Kota Metro, Lampung saat sedang menyuntikkan filler ke kliennya secara ilegal.

Ia mematok harga Rp 800.000 untuk satu kali suntik, yang sudah beroperasi selama 1,5 bulan belakangan.

Baca juga: Praktik Kecantikan Ilegal di Mobil, Mawar Pantura Patok Rp 800.000 Sekali Suntik Filler

Filler memang termasuk perawatan kecantikan yang cukup populer karena dianggap bisa memberikan hasil instan untuk menghilangkan kerutan dan mempercantik wajah.

Tak heran banyak yang tergoda mencobanya meskipun melakukannya di salon atau orang yang tak berizin.

Padahal, suntik filler harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman karena cara kerjanya di kulit yang tidak sederhana.

Baca juga: Ariana Grande Menyesal Filler Bibir dan Botox di Usia 20-an

Cara kerja filler vs botox

Botoks dan filler wajah adalah dua jenis perawatan paling populer untuk membuat penampilan tetap muda.

Kita bisa menghilangkan kerutan, garis-garis halus wajah dan lipatan yang membuat penampilan kurang menarik.

Dua perawatan ini juga lebih ramah pemula dibandingkan operasi plastik yang mahal, invasif, dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh.

Baca juga: 4 Alasan Orang Bisa Kecanduan Operasi Plastik

Meski demikian, bukan berarti keduanya bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Dokter kulit Cleveland Clinic, Shilpi Khetarpal, MD mengatakan botoks adalah bentuk bakteri clostridium botulinum yang dimurnikan.

Dalam dosis yang jauh lebih tinggi, toksin botulinum menyebabkan botulisme.

Baca juga: Bisa Mengancam Jiwa, Kenali Gejala Botulisme

Namun dalam dosis kecil, kandungannya memblokir saraf, menyebabkan otot yang disasar melemah.

Botoks memang lebih banyak digunakan dalam dunia kosmetik tapi sebenarnya juga dapat meredakan nyeri dan membantu mengatasi masalah yang disebabkan oleh gangguan otot.

Dalam beberapa kasus, botoks diterapkan mengatasi migrain, kandung kemih terlalu aktif, dan nyeri yang disebabkan oleh gangguan sendi temporomandibular (TMJ).

Baca juga: Brotox, Kala Pria Kepincut Botox demi Penampilan Awet Muda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com