Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2023, 09:13 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak dari kita merasakan ketakutan dan mengalami kecemasan ketika pandemi Covid-19 menyerang dan terpaksa mengisolasi diri di rumah.

Setelah semua kesedihan dan kedukaan karena virus ini, akhirnya kita bisa merasakan kembali udara segar dan berbaur di keramaian setelah pandemi dianggap usai. Kini kita dapat kembali berinteraksi dan lebih bebas mengikuti kegiatan secara face-to-face atau offline.

Dengan adanya vaksin dan pengobatan covid-19, banyak di antara kita yang saat ini sudah merasa aman, tidak perlu menjaga jarak, tidak perlu memakai masker, bahkan lupa kebiasaan mencuci tangan.

Padahal sesungguhnya pandemi ini belum benar-benar berakhir loh.

“Kebanyakan orang percaya bahwa Covid-19 telah berubah menjadi flu biasa. Bagi orang yang imunokompeten -- seseorang dengan sistem kekebalan yang berfungsi dengan normal -- hal tersebut mungkin benar adanya,” kata spesialis penyakit menular Ryan Miller, DO.

“Tetapi kami masih melihat pasien yang sakit kritis, orang-orang yang sebagian besar berusia lanjut, dengan berbagai penyakit dan infeksi Covid-19 datang ke rumah sakit dengan penyakit pernapasan parah.”

Karenanya untuk menghentikan dampak penyakit yang parah dan melindungi kalangan yang paling rentan, kita harus tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19.

Baca juga: PPKM Dicabut Bukan Berarti Covid-19 Hilang, Ini Saran dari Dokter Penyakit Dalam

Apakah Covid-19 masih berbahaya?

Di negara dengan empat musim, Covid-19 masih menjadi kekhawatiran karena merupakan bagian dari virus pernapasan musiman yang biasanya mencapai puncaknya pada musim gugur dan musim dingin.

Artinya, meskipun Covid-19 dapat menyerang kapan saja sepanjang tahun, terdapat periode tertentu di mana varian baru dapat menyebabkan infeksi yang meluas. Selain itu, kemungkinan tertular Covid-19 dari tahun ke tahun semakin meningkat, layaknya penyakit umum lainnya seperti virus sinsitium saluran pernapasan (RSV) dan flu.

Dr Miller menekankan bahwa risiko terulangnya infeksi Covid-19 berbeda-beda tergantung jenis virus dan dapat berubah, bahkan pada individu yang telah divaksinasi.

Mereka yang paling rentan terhadap penyakit ini adalah individu dengan sistem imun lemah, menderita penyakit paru-paru atau jantung, merupakan generasi tua, dan mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

Populasi ini menghadapi risiko tambahan infeksi ganda secara bersamaan, berpotensi tertular Covid-19, RSV, dan flu sekaligus.

Dr. Miller mengungkapkan kekhawatirannya bahwa koinfeksi Covid-19, khususnya dengan influenza dan RSV yang beredar, dapat mengakibatkan dampak yang parah. Selain itu dia juga menegaskan pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang berkelanjutan.

Apakah kasus Covid-19 masih bertambah?

Kasus Covid-19 kemungkinan akan terus naik dan turun seiring pergantian musim. Namun pelacak data dari CDC menunjukkan terjadinya peningkatan yang stabil pada infeksi Covid-19 menjelang musim dingin tahun ini.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi, Terapkan Cara Pencegahan Ini untuk Lindungi Keluarga

Varian Covid-19 masih menimbulkan kekhawatiran

Alasan mengapa kasus Covid-19 terus bertambah adalah karena kemampuannya bermutasi membentuk varian baru sehingga tubuh kita kesulitan untuk melawannya. Itu juga menjadi alasan dari dibuatnya vaksin yang responsive terhadap jenis Covid-19 terbaru dan paling dominan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com