Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta yang Mungkin Terjadi terhadap Bahan Pangan yang Kita Beli di Supermarket

Kompas.com - 26/09/2023, 20:56 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski sering berbelanja ke supermarket untuk menyetok isi dapur, masih banyak informasi yang tidak kita ketahui soal apa yang kita beli. Padahal informasi ini cukup penting untuk dimengerti agar kita mendapatkan bahan makanan terbaik.

Biasanya kita tertarik pada kemasan indah, penataan yang bagus, dan warna-warna cerah dan terlihat segar pada buah-buahan maupun sayur-sayuran. Lalu kita mengisi keranjang belanjaan dengan berbagai bahan yang terlihat menarik tadi.

Namun tidak semua yang terlihat indah memiliki kualitas seperti kenampakannya. Ada barang-barang yang memang sengaja dipajang dengan cara tertentu agar orang tertarik membelinya.

Baca juga: Ketika Ular Piton Muncul dari Balik Rak Bumbu di Supermarket...

Nah, apa saja fakta yang mungkin tidak kita ketahui soal bahan makanan yang dijual di berbagai supermarket?

Bahan pangan biasanya tidak sesegar perkiraan kita

Umumnya kita langsung tergiur membeli buah ataupun sayuran setelah melihat warnanya yang segar. Tapi tahukah kamu bahwa beberapa buah adalah buah musiman? Apel misalnya, pada umumnya berbuah di musim gugur. Jadi bagaimana bisa apel di supermarket terlihat selalu segar dan baru setiap kita berkunjung?

David Barbour, salah satu pendiri perusahaan kesehatan Vivio Life Sciences, mengatakan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan penyimpanan modern.

“Ketika dipanen, apel segera dibawa ke tempat penyimpanan yang terkendali dan sering kali diberi pelapis bahan kimia atau pestisida agar bisa disimpan dalam waktu lama,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa apel supermarket umumnya adalah hasil panen musim lalu yang berarti apel yang kita beli di supermarket mungkin berumur 10 bulan!

Bahan pangan yang sudah dicuci, belum tentu siap dimakan

Jangan percaya dengan iming-iming bahwa sekantong selada atau sekotak stroberi yang kita beli telah dicuci dan siap dimakan. Bahan-bahan ini mungkin sudah dicuci, tetapi tidak berarti siap untuk langsung disantap.

“Barang-barang di dalam wadah atau tas harus dicuci sebelum dimakan karena meskipun dikatakan sudah dicuci, kenyataannya tidak selalu demikian,” kata Brianna Nash, pencipta Balance + Lift. Suaminya, Zach, yang bekerja di supermarket selama satu decade selalu menyuruhnya mencuci semuanya.

Pasalnya, Zach yang bertugas menata bahan-bahan pangan, selalu mendapati tangannya menjadi kotor setelah melakukan tugasnya. Artinya, bahan-bahan pangan itu tidak sepenuhnya bersih bukan?

Pestisida dan lilin banyak digunakan setelah panen

Beberapa produk diproses dengan pestisida setelah dipetik untuk memperlambat pematangan, kata Samantha Presicci, MCN, RD, LD, CPT, Ahli Gizi terdaftar di FOND Bone Broth.

“Jeruk non-organik seringkali disemprot pestisida tidak hanya pada saat pertumbuhannya tetapi juga setelah dipetik untuk menjaga kesegarannya," ujarnya.

Jika kita mengamati dengan seksama, mungkin kita melihat tulisan pada kemasannya, ‘Diolah untuk menjaga kesegaran saat transit dengan Imazalil, Sodium o-phenylphenate dan/atau Thiabendazole’ atau ‘Dilapisi dengan bahan dasar nabati, lilin lebah, dan/atau lilin berbahan dasar resin, atau lak resin yang aman untuk makanan’.”

Baca juga: Penjelasan Mengapa Belanja Bikin Bahagia

Bahan pangan tidak terlindung dari hewan-hewan kecil

Meskipun produk-bahan pangan dikemas rapi saat pengangkutan dan penyimpanan, karton dan wadah pengiriman yang digunakan tidak selalu terlindung dari hewan seperti laba-laba, ulat, lalat, dan lain-lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com