Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2023, 10:24 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Buah durian dikenal memiliki bau yang khas dan cukup menyengat, terlebih jika buahnya sudah matang dan siap dikonsumsi.

Tak heran jika sebagian orang merasa terganggu dengan aromanya, bahkan bisa menimbulkan sensasi pusing, mual hingga perasaan ingin muntah.

Meski demikian, durian tetap digilai para penikmatnya hingga menjadi buah yang sangat populer di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Tapi, sudah tahu dari mana asal bau durian yang menyengat ini? 

Baca juga: 4 Cara Cuci Tangan Usai Makan Durian, Efektif Hilangkan Bau 

Asal aroma menyengat durian

Ilustrasi durian. Shutterstock/kwanchai.c Ilustrasi durian.

Para peneliti di Leibniz-Institute Bioteknologi Pangan di Universitas Munich, berhasil mengungkapkan alasan di balik aroma durian yang menyengat.

Mereka menilai, bau menyengat pada durian itu disebabkan oleh adanya kandungan asam amino ethionine yang langka pada sebuah tanaman, khususnya terdapat pada pohon durian.

Pada studi sebelumnya, bau menyengat pada durian dipicu oleh ethanethiol dan turunannya. Namun, jalur biokimia di mana tanaman menghasilkan ethanethiol masih belum jelas.

Melalui studi yang dilakukan pada tahun 2020, Nadine S. Fischer dan Martin Steinhaus, peneliti dari Leibniz-LSB menemukan, ethionine adalah prekursor zat berbau busuk.

"Temuan kami menunjukkan saat buah matang, enzim spesifik tanaman ini melepaskan bau dari ethionine," jelas peneliti utama, Nadine Fischer.

Kata Fischer, selama durian melalui proses pematangan, tidak hanya konsentrasi ethionine dalam daging buah yang meningkat, tetapi pada saat yang sama terjadi peningkatan konsentrasi ethanethiol.

"Itulah yang menjelaskan durian matang mengeluarkan bau yang sangat menyengat," paparnya.

Baca juga: Jarang Disadari, Ini 5 Keuntungan Makan Durian Secara Teratur 

Ilustrasi daging buah durian sidikalang. SHUTTERSTOCK/NICKNACK619 Ilustrasi daging buah durian sidikalang.

Di sisi lain, Steinhaus mengatakan, seberapa banyak kandungan ethionine dalam durian tidak hanya memberi pengaruh pada aroma menyengat, tapi juga aman dikonsumsi.

Ahli kimia itu menyebutkan, pada pengujian hewan dan studi kultur sel telah memverifikasi asam amino tersebut tidak berbahaya.

Studi sebelumnya menunjukkan tikus yang diberi asam amino dosis tinggi mengalami kerusakan hati dan kanker hati.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan konsentrasi ethionine dapat bermanfaat sebagai imunomodulator (peningkat sistem imun) yang baik.

"Dalam penelitian kami, untuk meyakinkan jumlah ethionin yang sebanding dengan efek toksik pada uji coba hewan, seseorang dengan berat 70 kilogram dalam satu hari harus memakan 580 kg daging durian dari varietas Krathum, yang mana sangat tinggi kandungan ethionine-nya," pungkas Steinhaus.

Baca juga: Resep Ketan Santan Durian Lumer, Warnai Ketan Kukus agar Cantik 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com