Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2023, 10:03 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala infeksi saluran pernapasan, terutama saat sedang pilek biasanya memicu gejala lain seperti sakit tenggorokan hingga batuk berdahak. Sebagian orang juga merasakan gangguan pendengaran.

Terkait dengan gejala itu, menurut laporan tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Cureus, pendengaran yang dialami orang pilek bisa turun hingga 40 desibel. Kondisi ini mirip ketika seseorang memakai penutup telinga.

Hal ini pun dapat membuat pasien merasa sedikit "tuli" hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Baca juga: Rekomendasi Makanan untuk Anak Saat Rawan Batuk Pilek 

Menurut Dr. John Fornadley, dokter spesialis THT yang berbasis di Pennsylvania, fungsi pendengaran yang terganggu gara-gara pilek berasal dari gangguan yang terjadi pada saluran Eustachius- saluran kecil yang menghubungkan telinga dengan bagian belakang hidung yang tersumbat.

Dalam keadaan sehat, saluran Eustachius biasanya berongga, saluran ini pun dapat menutup dan terbuka saat kita menguap atau menelan.

Saluran ini berfungsi untuk membantu mengalirkan kelebihan lendir dari bagian telinga tengah yang mengarah ke dalam hidung dan tenggorokan, dan berperan mengirim getaran atau suara ke indra pendengaran kita.

"Gendang telinga kita bergetar sebagai respons terhadap suara, dan mengirimkan getaran ini ke telinga bagian dalam."

"Saluran eustachius menghubungkan ruang di belakang gendang telinga (bagian tengah telinga) dengan hidung untuk menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara luar," paparnya.

Ketika terdapat perbedaan tekanan udara yang signifikan, saluran Eustachius akan terbuka dengan cepat, sensasi inilah yang sering disebut sebagai "meletup" di telinga.

Jika saluran tidak terbuka, biasanya masalah ini bisa diatasi dengan menjepit hidung, lalu meniupkan udara ke telinga melalui mulut yang tertutup.

Baca juga: Punya Gejala yang Mirip, Begini Beda Flu dan Pilek

Ilustrasi gangguan pendengaranUnsplash Ilustrasi gangguan pendengaran

Tetapi ketika virus flu atau virus penyebab gangguan pernapasan mulai menginfeksi, biasanya kondisi itu dapat memicu respons imun untuk bekerja.

Di saat tubuh tengah melawan infeksi, organ bagian dalam hidung dengan cepat meningkatkan produksi lendir dan membengkak seiring dengan peradangan pada jaringan.

Hal itulah yang menimbulkan sensasi hidung tersumbat. Setelah itu, kelebihan lendir pun bisa menyebar ke telinga melalui saluran Eustachius dan akibatnya menghambat getaran udara diteruskan ke gendang telinga.

“Oleh karena itu, hidung tersumbat untuk sementara akan menurunkan pendengaran,” kata Fornadley.

Selain penurunan fungsi pendengaran, penumpukan lendir di saluran Eustachius terkadang dapat menyebabkan infeksi di bagian telinga tengah, sehingga memperburuk masalah pendengaran.

Komplikasi umum dari pilek ini biasanya terjadi pada bayi dan balita. Dibandingkan dengan orang dewasa, saluran Eustachius pada anak-anak berukuran lebih kecil dan lebih horizontal, dan terletak pada sudut yang cukup curam, sehingga lebih sulit bagi cairan berlebihan untuk keluar dari telinga.

Infeksi pada telinga bagian tengah yang berulang atau tidak diobati pada akhirnya dapat menyebabkan gendang telinga meradang, bahkan dalam kasus yang paling parah bisa memicu gangguan pendengaran permanen.

Namun untungnya, gangguan pendengaran akibat pilek biasanya bisa hilang dengan sendirinya setelah pilek sembuh.

Baca juga: 1 Miliar Anak Muda Berisiko Alami Gangguan Pendengaran akibat Musik Terlalu Nyaring

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com