Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2023, 09:27 WIB
Putri Aulia,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi para perokok tak mudah menghentikan kebiasaan buruknya ini. Namun, pertimbangkan ulang jika kamu seorang ibu hamil. Sebab, dampaknya tidak main-main bagi kesehatan bayi dalam kandungan.

Merokok saat hamil, bahkan satu batang sehari, bisa meningkatkan risiko keguguran, kematian bayi saat dilahirkan, atau kematian bayi secara tiba-tiba yang tidak terduga (SUID).

Menyalakan sebatang rokok menghasilkan lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk beberapa yang bersifat beracun. Daftar ini mencakup bahan kimia yang biasanya ditemukan dalam racun tikus, penghapus cat kuku, cairan pembalseman, dan insektisida.

Racun dari sebatang rokok akan terbawa melalui aliran darah ibu dan ke janin yang sedang tumbuh.

Baca juga: Macam Dampak Asap Rokok Terhadap Kesehatan Anak-anak

Ketahui risiko berbahaya dari kebiasaan merokok saat hamil:

  • Menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang sampai ke janin yang dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Mempercepat denyut jantung janin yang dapat menjadi tanda gawat janin.
  • Meningkatkan risiko kelahiran prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah yang dapat menimbulkan tantangan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
  • Merusak paru-paru bayi yang dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan di masa depan dan kondisi pernapasan kronis seperti asma.
  • Berkontribusi mengembangkan bibir sumbing atau celah langit-langit, celah atau celah pada bibir bagian atas pada bayi. Masalah makan, pendengaran, dan bicara yang sering terjadi pada anak-anak yang lahir dengan sumbing.

Dokter kandungan, Rebecca Starck mengatakan tidak ada tingkat merokok yang aman untuk kesehatan bayi.

"Dan semakin banyak rokok yang kamu hisap per hari, semakin besar peluang bayi Anda untuk mengalami hal ini dan masalah kesehatan lainnya,” ujar Starck.

Baca juga: Apa Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Stunting?

Bahaya merokok di sekita bayi

Bayi yang menghirup asap rokok dapat mengalami penurunan kapasitas paru-paru. Mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Dalam jangka panjang, anak-anak yang terpapar lingkungan perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, emfisema, alergi, asma, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Mereka juga cenderung memiliki masalah belajar dan perilaku.

Paparan asap rokok

Asap rokok tetap membawa bahaya bahkan setelah asapnya lenyap. "Perokok pasif" adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada residu polusi yang tercium setelah pembakaran rokok. Asap ini menempel pada perabot, karpet, dinding, pakaian bahkan debu.

Menurut American Academy of Pediatrics, residu asap ini mengandung lebih dari 250 bahan kimia.

Starck menekankan bahwa anak kecil sangat rentan terhadap asap rokok, mereka juga dapat terpapar hanya dengan digendong dan dipegang oleh seseorang yang memiliki residu asap rokok di pakaian atau kulit mereka.

Baca juga: Ibu dan Anak Terpaksa Jadi Perokok Pasif, Berbagai Penyakit Mengintai

Vape saat hamil

Jangan terkecoh oleh aroma manis yang dihasilkan oleh rokok elektrik dan vaping. Kabut aerosol tersebut mengandung nikotin dan bahan lain yang berpotensi membahayakan kesehatan selama kehamilan.

Nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik dapat merusak otak dan paru-paru bayi yang sedang tumbuh.

Penelitian terus dilakukan untuk memahami dampak rokok elektrik yang masih relatif baru ini, namun temuan awal menunjukkan dampak negatif yang sebanding dengan rokok konvensional.

Cara berhenti merokok

Ada banyak cara untuk berhenti merokok, meski bagi perokok berat hal ini mungkin sulit. Nikotin merupakan zat yang memicu kecanduan. Jika cara yang dilakukan sendiri tak berhasil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau klinik berhenti merokok yang ada di rumah sakit.

Selalu ada manfaat dari berhenti merokok kapanpun kita memutuskannya. Setiap hari tanpa merokok akan membuat perbedaan yang signifikan bagi kesehatan dan bayi.

Baca juga: 6 Gejala Penarikan Usai Berhenti Merokok dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com