KOMPAS.com - Bagi para perokok tak mudah menghentikan kebiasaan buruknya ini. Namun, pertimbangkan ulang jika kamu seorang ibu hamil. Sebab, dampaknya tidak main-main bagi kesehatan bayi dalam kandungan.
Merokok saat hamil, bahkan satu batang sehari, bisa meningkatkan risiko keguguran, kematian bayi saat dilahirkan, atau kematian bayi secara tiba-tiba yang tidak terduga (SUID).
Menyalakan sebatang rokok menghasilkan lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk beberapa yang bersifat beracun. Daftar ini mencakup bahan kimia yang biasanya ditemukan dalam racun tikus, penghapus cat kuku, cairan pembalseman, dan insektisida.
Racun dari sebatang rokok akan terbawa melalui aliran darah ibu dan ke janin yang sedang tumbuh.
Baca juga: Macam Dampak Asap Rokok Terhadap Kesehatan Anak-anak
Ketahui risiko berbahaya dari kebiasaan merokok saat hamil:
Dokter kandungan, Rebecca Starck mengatakan tidak ada tingkat merokok yang aman untuk kesehatan bayi.
"Dan semakin banyak rokok yang kamu hisap per hari, semakin besar peluang bayi Anda untuk mengalami hal ini dan masalah kesehatan lainnya,” ujar Starck.
Baca juga: Apa Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Stunting?
Bayi yang menghirup asap rokok dapat mengalami penurunan kapasitas paru-paru. Mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Dalam jangka panjang, anak-anak yang terpapar lingkungan perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, emfisema, alergi, asma, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Mereka juga cenderung memiliki masalah belajar dan perilaku.
Asap rokok tetap membawa bahaya bahkan setelah asapnya lenyap. "Perokok pasif" adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada residu polusi yang tercium setelah pembakaran rokok. Asap ini menempel pada perabot, karpet, dinding, pakaian bahkan debu.
Menurut American Academy of Pediatrics, residu asap ini mengandung lebih dari 250 bahan kimia.
Starck menekankan bahwa anak kecil sangat rentan terhadap asap rokok, mereka juga dapat terpapar hanya dengan digendong dan dipegang oleh seseorang yang memiliki residu asap rokok di pakaian atau kulit mereka.
Baca juga: Ibu dan Anak Terpaksa Jadi Perokok Pasif, Berbagai Penyakit Mengintai
Jangan terkecoh oleh aroma manis yang dihasilkan oleh rokok elektrik dan vaping. Kabut aerosol tersebut mengandung nikotin dan bahan lain yang berpotensi membahayakan kesehatan selama kehamilan.
Nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik dapat merusak otak dan paru-paru bayi yang sedang tumbuh.
Penelitian terus dilakukan untuk memahami dampak rokok elektrik yang masih relatif baru ini, namun temuan awal menunjukkan dampak negatif yang sebanding dengan rokok konvensional.
Ada banyak cara untuk berhenti merokok, meski bagi perokok berat hal ini mungkin sulit. Nikotin merupakan zat yang memicu kecanduan. Jika cara yang dilakukan sendiri tak berhasil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau klinik berhenti merokok yang ada di rumah sakit.
Selalu ada manfaat dari berhenti merokok kapanpun kita memutuskannya. Setiap hari tanpa merokok akan membuat perbedaan yang signifikan bagi kesehatan dan bayi.
Baca juga: 6 Gejala Penarikan Usai Berhenti Merokok dan Cara Mengatasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.