Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vape dan Rokok Elektrik Bebas dari Penyakit Paru, Yakin?

Kompas.com - 15/07/2023, 12:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejauh ini vape atau rokok elektrik sering dianggap lebih aman dari rokok tradisional.

Tidak heran jika segelintir perokok aktif yang kemudian beralih ke vape dan rokok elektrik karena mengira bisa terbebas dari risiko penyakit paru hingga terbebas dari kecanduan merokok.

Padahal faktanya, di balik asap vape yang beraroma itu, terdapat juga beberapa risiko penyakit paru yang bahayanya sama seperti rokok tembakau. 

Baca juga: Riset Ungkap Vape Bisa Membahayakan Kulit 

Fakta vape dan rokok elektrik memicu penyakit paru

Sejumlah penelitian menyebut, vape atau rokok elektrik juga dapat memicu efek yang bahayanya sama dengan rokok biasa.

Salah satu alasannya adalah vape juga dapat memicu kebiasaan vaping yang bikin pengisapnya ketagihan atau kecanduan.

"Kami telah mempelajari lebih banyak efeknya dan mulai melihat dampaknya mirip seperti rokok tradisional."

Demikian ungkap Dr. Ellen Rome, MD, MPH, spesialis pengobatan remaja seperti dilansir Cleveland Clinic.

Di sisi lain, dokter spesialis paru-paru, Dr Humberto Choi, MD juga punya pendapat yang sama.

Dia mengatakan, rokok elektrik dan vape bisa memicu masalah kesehatan yang kerap disebut EVALI.

EVALI merupakan sebutan untuk infeksi atau cedera paru yang diakibatkan oleh rokok elektrik dan sejenisnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, kasus EVALI ini menyebabkan lebih dari 2.800 pasien rawat inap dan 68 kematian di seluruh Amerika Serikat.

Pelacakan kasus tersebut sudah dipantau sejak 31 Maret 2019 hingga 18 Februari 2020.

Diketahui 15 persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit karena EVALI masih berusia remaja.

Lebih dari separuh rawat inap itu mengakibatkan masalah pernapasan dan sebagian besar darinya masih berusia 24 tahun atau lebih muda.

Sebagian besar kasusnya pun melibatkan produk vaping yang mengandung tetrahydrocannabinol, atau THC, komponen psikoaktif utama dalam ganja.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com