Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menopause Bisa Berpengaruh Menurunkan Libido pada Wanita

Kompas.com - 23/11/2023, 19:57 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak wanita umumnya mengalami berbagai gejala ketika masa menopause, mulai dari hot flash, sulit tidur, hingga perubahan suasana hati.

Namun, jarang yang menyadari bahwa penurunan hasrat seksual atau libido juga bisa dipengaruhi oleh menopause.

Hal ini memang tidak terjadi pada setiap wanita — beberapa wanita justru mengalami peningkatan libido selama masa ini — tetapi dapat berdampak signifikan pada mereka yang mengalaminya.

Untungnya, ada beberapa langkah proaktif yang dapat dilakukan untuk mengatasi libido yang rendah dan melanjutkan kehidupan seks yang aktif jika kita menginginkannya.

Baca juga: Yang Harus Diketahui Tiap Wanita tentang Menopause

Bagaimana menopause mempengaruhi libido?

Hilangnya estrogen yang terjadi selama dan setelah menopause adalah pendorong fisik utama di balik penurunan libido.

Namun, wanita juga dapat kehilangan minat pada seks atau mengalami kesulitan untuk terangsang karena hot flash, penambahan berat badan, kelelahan, dan perubahan emosi akibat menopause.

Selain itu, gejala-gejala seperti kekeringan pada vagina juga dapat menyebabkan rasa sakit dan masalah pada fungsi seksual.

Setiap wanita akan memiliki respons yang unik terhadap menopause.

Tetapi, kabar baiknya, wanita pasca menopause merespons isyarat seksual yang mirip dengan wanita pra-menopause dan mereka juga lebih mungkin merespons isyarat cinta dan ikatan emosional dari pasangannya.

Dengan kata lain, mereka dapat merespons secara seksual sama seperti sebelum menopause.

Beberapa wanita juga rentan mengalami penurunan libido saat menopause karena:

• Memiliki riwayat gangguan hasrat seksual.

• Menjalani operasi menopause.

• Memiliki gejala vasomotor seperti berkeringat di malam hari, depresi, dan insomnia.

Baca juga: 6 Cara Sederhana Tingkatkan Libido Setelah Menopause

Cara mengatasi libido rendah pada masa menopause

Berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan dapat membantu kita menentukan apakah menerima estrogen atau testosteron melalui terapi hormon bisa menjadi solusi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com