KOMPAS.com - Rumeysa Gelgi ditetapkan sebagai wanita tertinggi di dunia oleh Guinness World Records pada Oktober 2021.
Kala itu, tinggi badan Gelgi tercatat mencapai 7 kaki dan 0,7 inci, atau setara dengan 2,15 meter.
Perawakannya yang tinggi di atas rata-rata manusia dimilikinya berkat kondisi genetik langka yang disebut sindrom Weaver yang memengaruhi 50 orang di seluruh dunia.
Meski kehidupan wanita berusia 26 tahun ini menginspirasi banyak orang di sekitarnya, perjalanan kehidupan yang dia tempuh tidak semudah yang kita bayangkan.
Baru-baru ini, wanita yang tinggal di Turkiye itu sempat curhat tentang kesulitan yang melekat pada rutinitas sehari-harinya.
Baca juga: Rumeysa Gelgi Dinobatkan Jadi Wanita Tertinggi di Dunia Terbaru
Sejak kecil, Gelgi tidak menempuh pendidikan seperti anak pada usianya. Dia menempuh jalur pendidikan dengan homeschooling karena kondisi fisiknya jauh di atas rata-rata.
Pada usia 6 tahun, tubuhnya sudah mencapai 172 cm dan ia merasa kesulitan bergulat dengan norma masyarakat yang mengharuskan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.
Ekspektasi masyarakat itu pun membuatnya kesulitan menjalani hari-hari. Hal itu pun membuatnya kesulitan menikmati masa kanak-kanak.
"Saya merasa seperti anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa," jelasnya, seperti dikutip Brightside.
Mencari pakaian menjadi satu hal yang menyulitkan bagi Gelgi. Sepanjang hidupnya, dia terus melakukan penyesuaian ukuran pakaian karena tubuhnya terus meninggi.
Ini merupakan tantangan dan tentu dia pun mengambil hikmah dari semua kondisi yang dimiliki. Ia menjadi lebih banyak berkreasi dengan pilihan pakaian sehari-hari hingga berbagai acara lainnya.
Mungkin belanja pakaian sesekali dia lakukan, tetapi setiap bajunya perlu banyak penyesuaian untuk membuat penampilannya unik.
Dengan tubuhnya yang tinggi, Gelgi juga kesulitan menjalani kehidupannya secara mandiri.
Gelgi belum bisa mengendarai mobil, membutuhkan furnitur khusus karena tinggi badannya melebihi standar orang-orang di Turkiye.
Kemudian, rutinitas sehari-harinya lebih banyak melibatkan orang lain, terutama yang berkaitan dengan urusan fisik.