KOMPAS.com - Mal menjadi salah satu area publik yang ramai dikunjungi masyarakat, terutama masyarakat Jakarta.
Sayangnya, masih banyak mal yang kurang memerhatikan akses pejalan kaki dan transportasi publik bagi pengunjungnya.
Menurut Co-Founder organisasi Transport for Jakarta Adriansyah Yasin Sulaeman, masih banyak mal di Jakarta yang minim akses bagi pedestrian atau pejalan kaki.
Adrian menilai, hal itu dikarenakan masih banyak mal yang mengutamakan pengunjung dengan kendaraan pribadi.
“Ketika berbicara akses, masih banyak sekali yang masih mengedepankan akses kendaraan pribadi. Beberapa mal masih beranggapan bahwa pedestrian bukan salah satu pengunjung utama mereka,” ujar Adrian saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/1/2024).
Baca juga:
Lalu, seperti apa ciri-ciri mal ramah pejalan kaki?
Ruang semi publik yang dimaksud adalah lahan terbuka yang menjadi akses koneksi dari ruang publik ke tempat tujuan, yakni mal.
Adrian menjelaskan bahwa masih banyak mal di Jakarta yang malah dikelilingi oleh sekat-sekat seperti pagar atau pembatas lain, sehingga membuat jalur pejalan kaki biasanya ditempatkan hanya di beberapa titik saja.
Salah satu ruang semi publik yang menurutnya dapat dijadikan contoh seperti di Mal Sarinah, Jakarta Pusat.
“Dulu lahan di depan Sarinah itu cuma lahan parkir. Kini sudah bertransformasi menjadi ruang semi publik dan mengedepankan akses bagi pejalan kaki, karena dari trotoar bisa langsung ke dalam mal. Dengan desain Sarinah yang baru, pejalan kaki bisa masuk mal dari segala penjuru,” ujarnya.
Baca juga: Jalan Kaki 22 Menit Per Hari Bisa Imbangi Dampak Buruk Duduk Seharian
Selain itu, Bintaro Xchange Mall yang terletak di kawasan Tangerang Selatan menurutnya juga menjadi contoh mal yang sudah memiliki ruang semi publik sehingga mempermudah akses pejalan kaki.
Ia menyebutkan, kondisi mal di luar negeri, seperti di Thailand, Malaysia, dan Singapura sudah ramah pejalan kaki alias pedestrian friendly sejak lama.
“Padahal kalau mal-mal di luar (negeri) tuh, pengunjung kan bisa datangnya dari kanan kiri atas bawah cuma dengan jalan kaki. Jadi enggak ada sudut mati,” katanya.
Baca juga: Olahraga Jalan Kaki di Bukit dan Pasir Bakar Kalori Lebih Banyak
Menurut Adrian, dalam hal aksesibilitas, Indonesia sebetulnya sudah cukup jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya.
Sebab, mal-mal di Jakarta baru mau mulai berbenah di saat negara-negara lain memang sudah mengutamakan pejalan kaki sejak lama.
View this post on Instagram