KOMPAS.com - Banyak orang masih bingung bagaimana mengenakan loafers dengan tepat agar sesuai dengan gaya dan posisi formalitasnya, apakah termasuk sepatu resmi atau kasual.
Kepraktisannya memang membuat loafers --atau sering disebut pantofel-- dianggap sepatu santai untuk di rumah. Dan memang awalnya loafers dirancang untuk itu.
Namun karena nyaman dan gaya, banyak orang kemudian memakainya ke kantor atau acara-acara penting, termasuk Presiden AS Harry Truman dan para bankir di Wall Street New York.
Akibatnya loafers pun naik derajat menjadi salah satu sepatu resmi atau dress shoes, tergantung jenis dan coraknya.
Banyak orang yang bingung menentukan posisi sepatu loafers dalam spektrum formal hingga kasual. Padahal jawabannya simpel: kita bisa memakainya hampir di mana saja. Ini menjadikan loafers sebagai salah satu pakaian utama bagi pria.
Baca juga: Mengenal Loafers, Sepatu Tanpa Tali yang Bisa Dikenakan Kasual atau Resmi
Tapi sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu mengetahui apa itu loafers yang termasuk dress shoes.
Ada empat jenis dress loafers yang masing-masing memiliki tingkat formalitas berbeda.
Tassel loafers dihiasi dengan jumbai kulit di bagian atas vamp, dan memiliki ujung membulat dengan jahitan di bagian depan.
Awalnya dirancang sebagai sepatu santai pada tahun 1950-an, tassel loafers adalah sepatu yang serbaguna untuk dikenakan di berbagai acara, kuat karena berbahan kulit, dan gayanya klasik.
Tassel loafers cocok dipadukan dengan celana chino dan kemeja aatau bisa ditambah blazer. Jika hadir dalam warna hitam atau oxblood, tingkat formalitasnya sama dengan blazer biru tua dengan celana panjang abu-abu, alias smart casual.
Sepatu elegan ini awalnya didesain sebagai alas kaki dalam ruangan dan memiliki sol yang lembut.
Umumnya jahitan pada Belgian loafers terlihat sempurna. Ini karena dibuat dengan metode 'dibalik'—dijahit dari dalam ke luar, lalu dibalik setelah selesai.
Belgian loafers cocok dipadukan dengan celana chino, celana flanel, dan korduroi.