Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Tahun Baru Imlek dan Bagaimana Perayaannya?

Kompas.com - 01/02/2024, 14:57 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek 2024 semakin dekat, dan orang-orang di seluruh dunia --terutama keturunan Tiongkok-- akan merayakannya. Tapi apa sebenarnya Tahun Baru Imlek itu? 

Hari libur yang sering disebut Tahun Baru China ini sebenarnya menandai tahun baru menurut kalender lunar atau kalender Bulan Tiongkok (secara teknis adalah kalender lunisolar).

Tapi bukan hanya di Tiongkok, negara-negara termasuk Jepang, Korea Selatan dan Vietnam menggunakan kalender yang sama untuk menandai hari libur penting, termasuk tahun baru ini.

Selain itu, di tempat-tempat lain di dunia, perayaan Tahun Baru Imlek akan banyak terlihat di Pecinan di seluruh negara. Kita mungkin akan melihat parade, kembang api, barongsai, dan beragam makanan Tahun Baru Imlek. 

Nah, Tahun Baru Imlek 2024 akan menyambut Tahun Naga --tahun ini khususnya adalah Naga Kayu-- salah satu dari 12 hewan dalam zodiak Tiongkok, yang berulang setiap 12 tahun. Artinya orang yang lahir pada tahun 1964, 1976, 1988, 2000, 2012 dan seterusnya adalah pemilik shio Naga.

Baca juga: Menyambut Tahun Naga Kayu 2024: Kepribadian, Karier, dan Cinta Sang Naga

Terlepas dari tahun zodiak atau shio masing-masing, Tahun Baru Imlek adalah waktu untuk merayakan, sekaligus dianggap sebagai kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru. 

Apa itu Tahun Baru Imlek?

“Tahun Baru Imlek merupakan perayaan hari-hari pertama musim semi pada kalender lunar,” kata Jenny Leung, direktur eksekutif Pusat Kebudayaan Tiongkok di San Francisco.

“Ini menjadi simbol untuk mengucapkan selamat tinggal pada tahun yang lama dan memulai tahun yang baru, sekaligus dijadikan sebagai waktu reuni keluarga.”

Mengapa tahun baru Imlek tidak jatuh pada 1 Januari? 

Alasannya karena kalender yang kita ikuti berbeda.  Kalender yang disebut Gregorian ini diusulkan pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII dan pertama kali diadopsi oleh negara-negara Katolik. 

Secara bertahap, sebagian besar negara kemudian menggunakan kalender Gregorian, namun beberapa negara masih mengikuti kalender lain, terutama untuk hari libur. Begitu pula halnya dengan orang-orang keturunan Tiongkok yang merayakan Tahun Baru Imlek lebih meriah dibanding tahun baru Gregorian.

Alih-alih mengikuti orbit Bumi mengelilingi Matahari, yang memakan waktu lebih dari 365 hari, kalender Lunar melacak siklus Bulan. Satu tahun lunar adalah 12 siklus penuh Bulan, kira-kira 354 hari. 

Sedangkan Kalender Hijriah, juga dikenal sebagai kalender Islam, sebenarnya juga menganut sistem lunar ini.  Bedanya, kalender lunar Tiongkok (dan juga kalender Hindu, Yahudi, dan kalender lainnya) mengikuti siklus lunisolar, yang melakukan penyesuaian dengan satu bulan tambahan jika menyimpang terlalu jauh dari kalender matahari. 

Itu sebabnya Tahun Baru Imlek jatuh pada hari yang berbeda dalam kalender Masehi setiap tahunnya, namun dalam perkiraan jangka waktu yang sama.

Apa pun harinya, itu dianggap hari untuk berkumpul dengan orang-orang terkasih, menandai awal yang baru, dan menikmati makanan lezat Tahun Baru Imlek.

Baca juga: Menyimak Sejarah Menarik di Seputar Perayaan Imlek...

Ilustrasi barongsai atau perayaan Imlek di luar negeri.Shutterstock/on_france Ilustrasi barongsai atau perayaan Imlek di luar negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com