Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Mempraktikkan Smart Parenting dengan Tepat?

Kompas.com - 08/02/2024, 15:23 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Smart parenting menjadi pola pengasuhan anak yang dapat diadopsi oleh orangtua masa kini untuk menghadapi tantangan di era digital.

Dengan keterbukaan informasi yang serba mudah dan cepat, tak jarang hal itu bisa meningkatkan stres dan kecemasan pada orangtua modern yang didominasi generasi milenial dan Gen-Z.

Lantas, bagaimana cara mempraktikkan smart parenting dalam kehidupan sehari-hari? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

Cara mempraktikkan smart parenting

Menurut praktisi psikologi anak usia dini, Aninda SPsi, MPsiT, smart parenting adalah pola asuh yang dapat membangun ikatan erat (bonding) antara orangtua dan anak.

Bahkan, pola asuh ini sudah bisa diterapkan sejak bayi atau usia dini.

Misalnya, Andini mengatakan, saat proses menyusui terjadi keterikatan emosional yang intens antara ibu dan anak, sehingga ibu bisa menciptakan bonding secara langsung.

"Di momen ini, ibu bisa sambil berdongeng, memperkenalkan benda di sekitarnya, dan mengenal tanaman atau hewan," terangnya dalam acara Baby Huki di Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Baca juga: Smart Parenting, Pola Asuh Modern untuk Milenial dan Gen-Z

Untuk itu, penting bagi ibu memahami dan mengelola emosi dengan baik, merespons dengan tenang, sehingga terjalin interaksi positif di setiap momen perawatan.

Aninda menambahkan, smart parenting juga bisa diwujudkan dengan mendengarkan dan memahami perasaan anak, memberikan dukungan positif, serta menjalani self care.

Langkah-langkah ini menjadi kunci untuk menciptakan kebahagiaan, bukan hanya bagi si kecil, tetapi juga bagi ibu.

"Dengan merawat diri dan memberi waktu untuk diri sendiri, orangtua dapat mencapai keseimbangan optimal antara peran sebagai orangtua dan kebutuhan individu mereka," jelasnya.

Karena smart parenting bisa membantu memenuhi berbagai aspek perkembangan anak sesuai dengan usianya, Aninda tidak menyarankan orangtua memaksa perkembangan anak.

Sebagai contoh, lanjutnya, anak berusia 2 tahun tidak bisa diajarkan menjadi anak 3 tahun, karena dia harus benar-benar berkembang sesuai dengan usianya.

"Makanya dengan smart parenting, tak jarang anak bisa tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia karema merasa kebutuhannya terpenuhi," imbuh dia.

Baca juga: 3 Manfaat Menerapkan Smart Parenting, Bisa Kurangi Stres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com