Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Menasihati Anak Remaja Laki-laki, Jangan Diceramahi

Kompas.com - 19/03/2024, 10:45 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Menasihati anak laki-laki yang beranjak dewasa kerap menjadi tantangan bagi orangtua. Ketahui cara menasihati anak remaja laki-laki berikut ini dari psikolog. 

Dilansir dari Newport Academy, masa remaja laki-laki merupakan tahun yang penuh dengan gejolak. Sebagian besar dari perilaku mereka dikendalikan oleh perubahan hormonal dan neurobiologis yang terjadi selama masa remaja, seiring dengan dimulainya masa pubertas.

Baca juga:

Selain itu, otak remaja masih terus berkembang. Area otak yang bertanggung jawab atas penilaian dan pengambilan keputusan, yaitu korteks prefrontal, belum sepenuhnya matang hingga pertengahan usia 20-an. 

Oleh sebab itu, orangtua perlu mengetahui cara mengasuh remaja laki-laki yang benar. Pada masa-masa ini, remaja laki-laki cenderung menarik diri saat mengalami kesulitan sehingga membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya. 

Ilustrasi remaja laki-laki,  cara menasehati anak remaja laki laki
Freepik/ cookie_studio Ilustrasi remaja laki-laki, cara menasehati anak remaja laki laki

Cara menasihati anak remaja laki-laki 

1. Pakai bahasa yang mudah dipahami 

Psikolog Samanta Elsener menuturkan, orangtua hendaknya menasihati anak remaja laki-laki menggunakan bahasa yang mudah dipahami. 

“Orangtua perlu menggunakan bahasa gaul anak dan mengetahui apa saja yang disukai anak,” ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip pada Selasa (19/3/2024). 

2. Jangan bertele-tele

Masih berkaitan dengan poin pertama, orangtua hendaknya tidak bertele-tele saat menasihati anak remaja laki-laki. 

“Gunakan kalimat yang praktis dan tidak bertele-tele,” imbuh Samanta. 

Dilansir dari Newport Academy, orangtua bisa membuat daftar poin yang jelas mengenai hal-hal yang ingin disampaikan. Jadi, tidak perlu bertele-tele. Selanjutnya, biarkan anak memahami dan merespons perkataan orangtua. 

Baca juga:

3. Jangan diceramahi 

Samanta juga menuturkan, orangtua tidak perlu menasihati anak remaja laki-laki dengan menceramahinya panjang lebar. 

“Jangan dinasihati panjang dengan ceramah, melainkan dirangkul melalui hobi atau aktivitas yang seru bersama anak,” paparnya. 

Dilansir dari The Guardian, perumpamaan menceramahi anak remaja laki-laki adalah berteriak dalam kehampaan, karena tidak efektif. 

Sebaiknya, orangtua mempelajari bagaimana cara membangun komunikasi efektif dengan anak remaja laki-laki, seperti membangun hubungan baik, pemilihan waktu bicara, nada suara, dan menghindari kontak mata. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com