Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Berbusana Pria yang Boleh Dilanggar bila Paham Caranya

Kompas.com - 13/04/2024, 12:48 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Ada berbagai aturan berbusana yang bertujuan agar kita bisa tampil lebih serasi dan menarik. Aturan ini terdiri dari berbagai hal, misalnya potongan busana, warna, serta jenis-jenis pakaian dan aksesori yang bisa dipadupadankan dengan apik.

Namun, sebenarnya ada aturan gaya yang bisa kita langgar agar terlihat lebih baik, asal kita tahu caranya. Seperti yang dikatakan Pablo Picasso, “Pelajari peraturan seperti seorang profesional sehingga kita dapat melanggarnya seperti seorang seniman.”

Aturan apa sajakah itu?

Aturan berbusana yang boleh dilanggar

1. Menyesuaikan warna aksesori logam dan kulit

Ilustrasi jam tangan formal dengan strap berbahan kulit.Dok Pexels Ilustrasi jam tangan formal dengan strap berbahan kulit.
Aturan ini dibuat untuk menetapkan standar bagi pemula. Secara teori, cara ini bagus, tapi pada kenyataannya orang sering memakai berbagai jeni logam di tubuhnya, seperti cincin kawin, cincin perhiasan dengan batu mulia, penjepit dasi, jam tangan, gelang, gesper ikat pinggang, dan lainnya.

Menurut aturan, kita disarankan untuk memakai warna logam yang sama, apakah semuanya perak atau emas. Namun, bagaimana jika warna cincin dan jam tangan kita berbeda misalnya?

Hal yang sama juga berlaku untuk aksesori kulit, apakah ikat pinggang dan sepatu harus memiliki warna sama?

Sebenarnya melanggar aturan ini memungkinkan kita memasukkan lebih banyak aksesori ke dalam busana. Namun, sama seperti mengenakan celana dan jaket jeans, kontrasnya harus berani. Hal ini penting karena logam atau kulit yang warnanya mirip tapi tidak sama, justru membuat kita terlihat seolah tidak tahu cara mencocokkannya.

Jadi pilihanya adalah mencocokkan semuanya dengan warna yang sama, atau sekalian saja menampilkan kontras yang tinggi, sekaligus mengumumkan kepada dunia – ya, saya tahu aturannya, tapi saya memilih untuk melanggarnya.

Baca juga: Aturan Berbusana untuk Pria Bertubuh Kurus

2. Tidak memakai warna coklat di perkotaan

Kombinasi warna dasi, kemeja putih dan jas coklatThe trends porter / pinterest Kombinasi warna dasi, kemeja putih dan jas coklat
Gaya Inggris kuno ini menyatakan bahwa laki-laki tidak boleh mengenakan pakaian atau sepatu berwarna coklat saat berada di kota. Coklat dianggap sebagai warna untuk dipakai di pedesaan.

Bagi orang Inggris, pakaian bisnis yang resmi berarti hitam, terutama untuk warna sepatu. Jadi jika kamu memakai setelan atau sepatu berwarna coklat, kamu akan dianggap sedang tidak bertugas dan belum siap bekerja.

Namun, di masa kini, sepatu coklat lebih diterima dan disukai, apalagi orang maki suka dengan gaya kasual. Akibatnya, pada acara-acara penting dan resmi pun, kita masih kerap melihat orang memakai sepatu coklat.

3. Memakai baju putih di balik jas

Ilustrasi orang memakai jas di tempat kerja.Dok. Unsplash/Hunters Race Ilustrasi orang memakai jas di tempat kerja.
Aturan ini sebenarnya dibuat ketika warna putih dianggap mahal dan lebih sopan. Namun, kini kita dengan mudah menjumpai berbagai warna baju dengan harga yang sama.

Dan warna-warna itu juga bisa kita terapkan untuk dipakai bersama setelan jas. Kita misalnya bisa memilih warna krem, biru muda, bahkan merah atau hitam.

Hal yang paling penting saat memakai warna baju selain putih adalah mencocokkannya dengan warna jas dan dasi yang akan kita pakai.

Baca juga: 4 Tips Memilih Warna Dasi untuk Kemeja Putih, Jangan Sepelekan

4. Memadukan warna hitam dengan coklat

Ilustrasi pria mengenakan celana hitam dan sepatu coklat Ilustrasi pria mengenakan celana hitam dan sepatu coklat
Salah satu aturan berbusana pria yang paling umum adalah menghindari penggunaan warna hitam dan coklat secara bersamaan. Namun, aturan ini sebenarnya dibuat untuk melindungi pemula.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com