KOMPAS.com - Putus cinta tak serta merta membuat dua insan terpisah selamanya.
Tak sedikit cerita tentang pasangan yang sempat putus hubungan, kemudian kembali bersama setelah beberapa waktu.
Hal ini tak selalu buruk. Sebab, bisa jadi selama berpisah, dua individu tersebut sama-sama berintrospeksi diri dan benar-benar mengubah dirinya menjadi lebih baik sebelum kembali bersama.
Baca juga:
Meskipun, tak jarang mantan pasangan sudah berusaha move on dari masa lalunya.
Nah, jika kamu salah satunya, berikut cara balikan sama mantan, seperti dilansir dari Bonobology.
Mungkin ada beberapa hal yang membuat mantan merasa jauh darimu. Selidiki masalah yang ada dan cari tahu apakah kamu bisa memperbaikinya.
Misalnya, jika kamu mudah cemburu, kamu bisa mengidentifikasi masalah tersebut sebagai rasa tidak percaya diri atau takut ditinggal.
Namun jika alasannya adalah sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan perkembangan emosional, maka itu bukan kesalahanmu.
Dia yang perlu memperbaikinya, dan jika dia tidak bisa, dia mungkin tidak layak untuk diperjuangkan.
Setelah mengidentifikasi masalah yang menyebabkan hubunganmu tidak berhasil, kamu bisa cari cara untuk memperbaikinya.
Apabila masalahnya berasal dari dirimu, misalnya terlalu mengontrol atau tidak percaya diri, maka kamu harus aktif berusaha memperbaikinya.
Apabila masalahnya ada di pihak mantan, kamu perlu memastikan bahwa dia telah berusaha untuk memperbaiki masalah tersebut.
Baca juga:
Dia juga harus memiliki sikap yang sama terhadap masalah ini. Jika tidak, hubungan tersebut hanya akan menghasilkan dinamika yang tidak seimbang.
Tentu kamu harus menghubunginya kalau mau balikan. Lakukan percakapan yang ringan dan humoris, hindari apa pun yang konfrontatif.
Jangan menanyakan hal-hal yang bersifat terlalu personal.
Bersikaplah santai, jangan langsung mengatakan "aku ingin kamu kembali". Kesabaran adalah kunci.
Setelah mengatur pertemuan, penting untuk membuatnya merasa nyaman. Namun, pada saat yang sama, harus ada ketegangan romantis.
Jika pertemuan terlalu nyaman dan bersifat platonis, dia mungkin tidak akan menganggapmu sebagai pasangan potensial.
Namun, jika niatmu terlalu jelas dari awal, hal itu mungkin membuatnya takut, terutama jika dia telah berusaha move on darimu.
Keseimbangan adalah kuncinya, gunakan godaan untuk menciptakan ketegangan romantis sambil memastikan keadaan tidak berjalan terlalu cepat.
Baca juga:
Tujuannya adalah untuk membuatnya tertarik sehingga dia menantikan pertemuan selanjutnya.
Setelah kalian merasa nyaman satu sama lain, cobalah membicarakan hal-hal yang dulu menjadi masalah.
Hal utama yang perlu dilakukan di sini adalah menggunakan bahasa yang menunjukkan pertumbuhan, bukan konfrontasi.
Misalnya, jangan membuatnya merasa bersalah dengan mengatakan, “tumben kamu perhatiin aku saat lagi ngomong”.
Sebaliknya, katakan, “kamu buat aku merasa benar-benar didengar dan dihargai.”
Apakah kalian masih berdebat tentang hal yang sama dalam hubungan sebelumnya, atau sudah tumbuh dan bisa saling menunjukkan empati?
Apakah kalian mampu membicarakan masalah-masalah sulit dan tidak selalu setuju satu sama lain?
Jika iya, katakan padanya betapa bahagianya kamu atas perubahan ini.
Tampilkan dirimu dengan cara yang positif, ceritakan padanya bagaimana kamu telah mengatasi masalahmu sendiri dan mencapai pertumbuhan pribadi.