Editor
KOMPAS.com - Produktivitas tidak hanya menjadi cara untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga dapat menjadi mekanisme yang efektif untuk menghadapii masalah berat.
Dengan tetap aktif dan fokus pada hal-hal bermanfaat, seseorang dapat mengalihkan perhatiannya dari masalah berat yang dihadapi, sekaligus menemukan peluang baru dari situasi yang sulit.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof. Dr. Bagus Takwin M.Hum mengatakan, salah satu cara untuk bertahan di kala menghadapi masalah berat adalah dengan menjadi lebih produktif.
Baca juga: Pakai Teknik Pomodoro untuk Meningkatkan Fokus dan Produktivitas Kerja
"Saya melihat banyak yang kuat menjalani itu, semacam mengatasi masalah yang dihadapi dalam bentuk produktivitas tertentu. Misal dia menerima kondisi itu dan melihat apa yang bisa dimanfaatkan dari kondisi itu," kata Bagus dalam diskusi mengenai kesehatan mental ibu di Perpustakaan Nasional Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (21/12).
Terkait hal ini, menurut Bagus secara biologis perempuan lebih tahan menghadapi masalah hingga yang menyangkut masalah mental.
Sayangnya, ini terjadi karena pengaruh sosial yang menuntut perempuan harus mengikuti aturan, sehingga tidak bisa berdaya untuk tubuhnya sendiri.
Lebih lanjut ia mengatakan, perempuan lebih bisa menjalani aktivitas meskipun sedang memikul beban berat, dibandingkan pria saat menghadapi masalah.
Namun demikian, Bagus menekankan, pentingnya lingkungan memberikan dukungan pada perempuan, agar di balik sikap kuatnya, perempuan tak merasa sendiri.
"Bisa bersosialisasi, bisa bantu teman mengatasi masalah, tapi tentu kondisi situasi perempuan di medan ranjau harus diperbaiki, yang dia harus ini harus itu, tapi justru situasi itu yang menguatkan perempuan," katanya.
Baca juga: 5 Tips Kembali Produktif Setelah Liburan, Istirahat Sehari
Dalam menghadapi masalah mental, Bagus mengatakan perempuan harus didorong untuk lebih mau mengungkapkan perasaannya dan tidak segan untuk mendapatkan layanan psikologis.
Selain itu juga harus ada dukungan sosial bersama, agar perempuan memiliki tempat untuk mengatasi persoalan.
"Malu, enggan mengungkapkan masalah yang dialami itu persoalan enggak hanya wanita, pria juga, tapi kalau perasaannya diisi terus dengan emosi lama-lama meledak, maka kita dorong untuk mencari teman untuk mengungkapkan perasaan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang