Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 22 September 2025, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Ada fenomena baru di dunia kerja, yaitu job hugging alias memeluk erat pekerjaan yang ada. Para pekerja ini memilih bertahan pada pekerjaannya meski tidak puas, tak termotivasi, bahkan tidak menyukai pekerjaannya.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di banyak negara. Para ahli mengatakan hal ini merupakan sinyal lain dari melemahnya pasar tenaga kerja serta tantangan keuangan. Kondisi ini juga menandai pergeseran signifikan dari budaya "pindah-pindah pekerjaan" yang sebelumnya marak.

"Beberapa tahun yang lalu, para pekerja cepat-cepat pindah kerja demi kenaikan gaji yang signifikan," ujar Matt Bohn, mitra klien senior di perusahaan konsultan dan manajemen bakat global Korn Ferry, kepada Newsweek. 

Baca juga: Fenomena Job Hugging, Saat Karyawan Memilih Bertahan meski Sudah Tak Nyaman

"Sekarang, dengan gaji yang semakin menipis akibat kenaikan biaya, banyak yang tetap berpegang teguh pada stabilitas meskipun mereka tidak puas. Insting itu masuk akal, tetapi ada konsekuensinya: Dengan semakin sedikit orang yang mengejar peluang baru, pertumbuhan upah melambat, dan inovasi dapat terhambat," katanya. 

Akibat pasar kerja makin kecil

Sebuah survei yang dilakukan ResumeBuilder.com pada bulan Agustus terhadap lebih dari 2.200 pekerja AS menemukan bahwa 46 persen dari mereka termasuk dalam profil pemeluk pekerjaan (job huggers). Di antara kelompok ini, 95 persen menyebutkan kekhawatiran tentang pasar kerja sebagai alasan utama keengganan mereka untuk pindah.

Menurut "Indeks Retensi Karyawan" terbaru dari Eagle Hill, sebagian besar pekerja Amerika berniat untuk tetap bekerja di pekerjaan mereka saat ini untuk enam bulan ke depan. Konsultan tersebut juga menemukan bahwa optimisme pekerja merosot pada kuartal kedua tahun 2025, hingga mencapai level terendah sejak pelacakan dimulai pada tahun 2023. 

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Rasa Tidak Dihargai di Tempat Kerja

IlustrasiFREEPIK Ilustrasi

Korn Ferry menafsirkan hal ini sebagai tanda bahwa para pekerja "bertahan hidup," dan menganggap pasar kerja saat ini "berbahaya."

Beberapa survei menunjukkan bahwa para pekerja merasa tidak terlibat dan "meninggalkan pekerjaan" saat bekerja. 

Kedua tren ini; antusiasme yang rendah dan pesimisme yang melonjak tentang peluang lain, telah berpadu menjadi fenomena job hugging.

Baca juga: Tokyo Jadi Kota Terbaik untuk Seimbangkan Kerja dan Liburan

Selain mencerminkan kecemasan tentang prospek pekerjaan, kembalinya kebiasaan job hugging dapat membentuk perilaku pekerja itu sendiri dan semakin melemahkan peluang mereka di pasar tenaga kerja yang semakin keras.

Kinerja buruk

Para ahli menilai, memeluk erat pekerjaan dengan perasaan cemas pada akhirnya akan membawa pekerja menuju kinerja yang buruk, merasa tidak terlibat, dan potensi kehilangan promosi atau peluang eksternal.

"Bagi karyawan, konsekuensinya adalah stagnasi jangka panjang," kata Kevin Fitzgerald, direktur pelaksana di platform SDM dan keterlibatan karyawan Employment Hero. 

"Jika Anda tidak mempelajari keterampilan baru atau mendapatkan pengalaman yang berbeda, Anda membatasi prospek karier. Hal ini khususnya merugikan bagi pekerja muda, yang membutuhkan variasi dan tantangan untuk membangun ketahanan."

Baca juga: Simak, 5 Red Flag Perusahaan yang Bisa Terlihat dari Proses Wawancara Kerja

Ia menambahkan, menginginkan stabilitas dalam peran yang baik adalah hal yang sehat, sebaliknya memeluk pekerjaan itu berbeda karena didorong oleh rasa takut dan kekurangan. 

"Alih-alih pilihan proaktif, hal itu justru menjadi respons cemas terhadap risiko yang dirasakan, yang dapat membuat orang terkurung dalam lingkungan yang tidak memuaskan atau bahkan tidak sehat, " ujar psikolog klinis Dr. Chloe Carmichael, yang banyak menangani kasus kecemasan.

Halaman:


Terkini Lainnya
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau