Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Egoisme

Pernahkah menegur seseorang yang merokok di ruang ber-AC, tetapi malah ia lebih galak? "Rokok ini rokok gua, yang beli gua, urusan penyakit risiko gua, kenapa lu jadi repot?"

Rasa-rasanya berhadapan dengan orang semacam ini, ujungnya pasti menyebalkan. Susah dikasih tahu. Susah diberi pengertian. Tidak mau tahu kondisi orang lain, yang diketahui hanya dirinya sendiri.

Lama-lama orang malas bergaul dengan orang seperti ini. Lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Bahkan, bukan tidak mungkin, bisa timbul prasangka (prejudice) orang lain pada orang semacam ini.

Alex Sobur, dalam buku Psikologi Umum (2016), menulis bahwa prasangka selalu mengandung semacam kecenderungan dasar yang kurang menguntungkan orang atau kelompok tertentu.

Dengan demikian, prasangka yang buruk akan mengacaukan pola komunikasi yang baik, yang semula biasa-biasa saja akhirnya timbul perasaan tidak senang dan malas berkomunikasi dengan orang macam itu. Dalam ilmu komunikasi, hal ini disebut gagal komunikasi atau komunikasi tidak efektif.

Egois

Cerita tersebut di atas disebut egoisme. Egoisme artinya sikap seseorang yang mementingkan dirinya sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain.

Egoisme berasal dari kata ego, yang artinya persepsi individu tentang dirinya sendiri yang berpengaruh pada tindakannya. Jadi, ego merupakan pusat kesadaran, proses alami individu, yang merupakan gabungan antara pemikiran, gagasan, perasaan, memori, dan persepsi sensoris (Raymond Corsini, Psikoterapi Dewasa Ini, 2003). Jadi, kalau seseorang selalu mengutamakan kepentingan dirinya sendiri disebut orang egois.

Ciri-ciri orang egois yang paling kentara, yaitu mengutamakan kepentingan sendiri ketimbang kepentingan orang lain, sulit menerima saran sepanjang tidak menguntungkan dirinya, tidak kooperatif, mau menang sendiri, rasa toleransi kecil, kurang memiliki empati, perhitungan, kurang pengertian, keras kepala.

Dalam psikologi perkembangan, terbentuknya kepribadian seseorang pada umur 0-5 tahun. Pada usia ini anak memiliki karakter egosentris.

Menurut psikolog Michele Borba (penulis buku-buku parenting) asal Amerika, orang yang egois biasanya tidak mau menjadi bagian dari sekitarnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu sesuai keinginannya tanpa memedulikan perasaan orang lain.

Jadi, penyebab egoisme pada awalnya bisa jadi terlalu dimanja, perhatian yang diberikan sangat berlebihan.

Jenis-jenis egoisme

Ada dua jenis egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis yaitu individu secara psikologis selalu mengambil tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri.

Namun, makna egoisme psikologis ini masih bercabang antara egoisme yang mendahulukan kepentingan diri sendiri dan egoisme yang berguna untuk diri sendiri.

Adapun egoisme etis adalah adanya keharusan pada individu untuk mengambil tindakan yang paling menguntungkan diri sendiri. Kepentingan diri sendiri harus terjamin, tapi bukan berarti kepentingan orang lain terabaikan.

Struktur kejiwaan

Menurut pendiri aliran psikoanalisis, Sigmund Freud  (1856-1939), manusia memiliki tiga struktur kepribadian, yaitu id (es), ego (ich), dan superego (uber ich).

Id adalah keinginan manusia seperti makan minum dan seks. Sebuah keinginan yang mengarah pada pemenuhan keinginan daging. Keinginan ini memang selalu ada selama manusia hidup dalam tubuh yang fana ini. Id menuntut kepuasan.

Ego adalah diri kita sendiri ini yang lebih mengarah kepada pikiran, perasaan, kemauan, yang seluruhnya berputar pada diri sendiri setiap saat. Faktor ego yang memutuskan apakah mau mengikuti keinginan id atau menolaknya.

Lain halnya dengan superego, yang sifatnya sebagai penjaga moral. Selalu mengingatkan ego apabila akan memenuhi keinginan id. Jadi, superego bertentangan dengan id. Id selalu ingin dipuaskan, sedangkan superego selalu memberi warning.

Jadi, seseorang yang lebih mementingkan id dalam hidupnya, maka orang ini dinilai egois. Raymond Corsini dalam buku Psikologi Dewasa Ini (2003) mengatakan bahwa ego itu terlalu lemah terhadap id. Id menggebu, sedangkan ego mudah tergiring, menggiring pada gairah buta (blind passion) dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan rasional dengan konsekuensi yang begitu besar.

Sebagai penutup, perlu diketahui tentang Anna Freud (1895-1982), putri Sigmund Freud. Anna sangat tertarik pada teori psikoanalisis Sigmund Freud, tetapi dari segi dinamika kejiwaan manusia, bukan pada struktur kejiwaan manusia.

Oleh karena itu, Anna sangat fokus pada masalah ego, maka lahirlah mazhab psikoanalisis yang disebut psikologis ego.

Menurut Anna, ego adalah dasar pengamatan psikolog. Dengan demikian, psikolog dapat mengamati id dan superego dan alam bawah sadar secara mendalam.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/11/16/190100920/egoisme

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com