Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Resolusi Tahun Baru? Ini Pilihan Bijak yang Pantas Kamu Timbang

Bila belum, bagaimana jika Kamu mencoba untuk memasukkan "janji" berhenti terlalu konsumtif alias terlalu membeli banyak barang untuk resolusi di tahun depan?

Memang, belanja adalah aktivitas yang tak pernah luput dilakukan setiap tahun.

Bahkan, ada yang menyebut "terapi belanja"—di mana saat seseorang membeli sesuatu maka dia dapat merasa diri lebih baik, setidaknya untuk sementara waktu.

Tapi apa yang ada dibayangan Kamu ketika berhenti dengan sifat konsumerisme selama setahun?

Menurut beberapa orang yang sudah melakukannya, pengalaman itu ternyata mampu membuat perubahan dalam hidup.

Berikut ini ada lima hal yang terjadi saat seseorang berhenti berperilaku terlalu konsumtif:

1. Stres berkurang

Ternyata, koleksi beragam barang bisa berdampak langsung bagi kesehatan mental.

Saat berhenti membeli barang, maka ada kemungkinan Kamu bisa mengatasi masalah ini, dan membuat hidup lebih jelas.

Kathryn Mclamb, yang mengikuti larangan belanja mengatakan, ia menjadi terinspirasi oleh kesederhanaan.

“Semakin kecil berurusan dengan barang-barang, pikiran saya kian ringan dan bernafas lega.”

Menurut dia, ada sesuatu yang menginspirasi dengan menyingkirkan barang-barang itu.

2. Menghemat waktu

Manfaat nyata dari "usulan" resolusi ini adalah menghemat uang. Tapi ada manfaat lain, yakni meningkatkan waktu luang.

Sebab, saat berbelanja kita seringkali menghabiskan waktu untuk memilih barang-barang yang cocok—apalagi saat berbelanja pakaian.

Bagi Ann Patchett yang menulis di New York Times, saat tak belanja maka seseorang akan amat menghemat waktu.

Pemahaman itu muncul menjelang Patchett melakukan wawancara dengan bintang Hollywood, Tom Hanks tentang koleksi cerpennya di hadapan 1.700 orang yang memadati sebuah teater di Washington.

"Menjelang momen besar mewawancarai Tom Hanks di hadapan ribuan orang, saya berpikir harus menganakan gaun baru."

"Dan, benar saja, saya menghabiskan waktu dua hari untuk memilih-milih, pakaian mana yang harus saya kenakan di acara itu."

"Padahal, setelah saya pikir-pikir, Tom Hanks pun belum pernah melihat satu pun gaun saya, mungkin juga ribuan penonton itu."

"Akhirnya saya pergi ke lemari, memilih pakaian yang saya rasa sesuai dengan acara itu, dan memasukkannya ke koper. Selesai," ujar Patchett. 

3. Barang yang terlupa akan teringat kembali

Kalau belanja terus-menerus, ada kecenderungan Kamu bakal lupa dengan barang-barang yang telah ada dan ternyata dibutuhkan.

Jika menghentikan aksi beli-membeli, biasanya akan muncul barang-barang lama di tempat-tempat tak terduga. Misalnya, di belakang lemari atau di bawah tempat tidur.

Bahkan, bukan tak mungkin Kamu akan urung membeli sesuatu, karena ternyata sudah memiliki barang tersebut.

Pengalaman Patchett, daripada dia harus membeli lip balm baru di toko, lebih baik mencari lip balm lamanya di saku jaket, atau laci meja.

4. Pengecualian

Ide untuk berhenti belanja memang terlihat baik, tapi juga terkadang bisa tidak realistis.

Oleh karena itu, pastikan untuk membuat daftar pengecualian barang-barang yang tetap harus dibeli, di luar "resolusi" tersebut. 

McLamb membeberkan, dia membuat komitmen untuk berhenti barang-barang materiil—namun tidak untuk pengalaman seperti menonton konser hingga traveling.

Serupa dengan McLamb, Patchett pun memiliki beberapa pengecualian.

“Saya bisa membeli apa pun di toko bahan makanan, termasuk bunga. Saya bisa membeli shampoo dan cartridge printer dan baterai, tapi itu hanya setelah saya kehabisan."

“Saya bisa membeli tiket pesawat dan makan di restoran. Saya bisa membeli buku karena saya menulis buku. Lagi pula, saya memiliki sebuah toko buku dan buku adalah bisnis saya.”

Namun, Patcheet bisa setahun tak membeli buku, karena bisa menggunakan perpustakaan atau membaca buku yang dia miliki sebagai gantinya.

Seorang perempuan yang menulis secara anonim tentang pengalamannya di BecomingMinimalist, mengaku berhenti membeli pakaian selama setahun penuh.

Satu-satunya pengecualian adalah pakaian dalam dan sepatu baru—tapi itu pun hanya jika benar benar diperlukan.

Nah, dia juga menyadari perlu membeli mesin jahit untuk memperbaiki lubang pada pakaian dalam dan kaus kakinya.

Tapi, responden lainnya, Cait Flanders, yang berkomitmen untuk berhenti membeli latte dan e-book murah menyadari pilihan ini dapat mempersulit target hidup.

Dalam unggahan di blognya tentang Financial Diet, Flanders mengakui melanggar komitmennya berkali-kali—seringkali tanpa disadari sampai setelah struk dicetak atau latte dipesan.

5. Pelajaran penting

Selain manfaat nyata—menghemat uang dan ruang—juga dapat mempelajari beberapa hal menarik tentang diri sendiri dan kebiasaan.

Mclamb menyimpulkan, apa yang didapat dari pengalaman ini adalah bahwa dia menyadari tidak memerlukan apa-apa.

Setelah berhenti berbelanja, Mclamb mengatakan, dia mendapatkan lebih banyak "penghargaan" untuk hidup sederhana dan tidak sekadar hidup.

Bagi Patchett, mengubah kebiasaannya sendiri berarti menyadari bahwa ia dapat membantu orang lain yang tidak beruntung.

"Begitu saya bisa melewati keinginan dan jujur tentang kebutuhan saya, lebih mudah memberi lebih banyak uang kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan."

Selain itu, Patchett juga menyadari, tidak berbelanja selama setahun tak menjadikannya berkekurangan.

Komitmen itu justru menempatkannya pada jalan tepat demi mencari tahu apa yang dapat dilakukan untuk membantu orang lain.

Dia juga membenarkan perkataan orangtua, bahwa bila kita mau menunggu atau menahan sebentar, maka perasaan untuk berbelanja akan berlalu begitu saja.

Sementara itu, bagi Flanders, berhenti belanja memaksanya untuk melihat lebih dalam alasannya berbelanja.

Dia menyadari sebagian besar barang yang dibeli adalah untuk menunjukkan tingkat keberhasilannya kepada orang lain.

"Saya telah membeli buku hanya karena saya ingin mereka berada di rak buku saya ketika orang-orang datang, jadi mereka pikir saya telah membacanya.”

“Saya membeli pakaian untuk alasan yang sama, tapi tidak merasa nyaman dengan barang-barang tersebut, jadi mereka tetap disimpan di lemari saya."

"Dan rumah saya penuh dengan perabot baru, furnitur yang sesuai, karena itu terasa seperti kesuksesan bagi saya, itu adalah yang saya rasakan.”

Lalu, bagaimana dengan Kamu? Mau menjadikan aksi berhenti belanja sebagai bagian dari resolusi tahun depan?

Selamat merenung...

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/12/29/090000720/resolusi-tahun-baru-ini-pilihan-bijak-yang-pantas-kamu-timbang

Terkini Lainnya

Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com