Menurut Time's Up Legal Defense Fund, yang memelopori menghitamkan Golden Globes, warna hitam dipilih sebagai bentuk protes atas ketidaksetaraan gender dan pelecehan seksual di industri hiburan.
Hitam juga dipilih antara lain karena warna gaun hitam hampir dimiliki setiap orang. Ini tidak hanya serius, juga demokratis.
"Hitam selalu memiliki makna yang sangat rumit dan beragam. Warna yang sangat kuat," kata Valerie Steele, direktur Museum di Fashion Institute of Technology dan penulis "The Black Dress."
Pada Abad Pertengahan, warna hitam tidak hanya terkait dengan berkabung dan kesedihan, namun juga dengan kesan glamour—karena pewarnanya yang sangat mahal.
Itu adalah simbol yang menunjukkan kekuasaan: sebab dikenakan oleh raja dan ratu, imam, hakim, algojo dan juga devils, yang dikenal sebagai "the black prince of death," ujar Steele.
"Lapisan maknanya sangat kuat, tapi hitam juga memunculkan ide keanggunan," kata Steele, mengutip Coco Chanel dan gaun hitam kecilnya.
"Jadi mungkin para pemrotes (di Golden Globes) berharap bahwa meskipun akan menyampaikan sesuatu yang serius, itu juga akan menarik orang-orang yang mungkin menolak untuk mengenakan sesuatu lain yang 'serius', seperti frumpy shoes.”
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/07/120000720/mengapa-warna-hitam-dipilih-untuk-gerakan-metoo-di-golden-globe