Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyelamatkan Red Panda dengan Masker dari Himalaya

Ya, sebutan itu sebenarnya dimiliki oleh mamalia sebangsa racoon atau musang yang bernama red panda (Ailurus fulgens). Hewan yang mukanya seperti mengenakan topeng dengan bulu kemerahan ini hidup di timur Pegunungan Himalaya dan barat daya China.

Oleh orang setempat, di kawasan Nepal, hewan itu disebut "nigalya ponya" alias pemakan bambu. Namun para pendatang dari Eropa mendengar "ponya" sebagai panda. Maka sampai saat ini, mereka disebut red panda.

Sedangkan hewan lain yang semula dikira berkerabat dekat dengannya karena sama-sama seolah memakai topeng, dikenal dengan giant panda, atau populer dengan sebutan panda.

Lalu mengapa panda yang besar jadi lebih populer? Tentu ada beberapa sebab. Namun salah satunya adalah karena red panda termasuk hewan pemalu. Sulit menemukan hewan ini di habitat aslinya karena mereka suka bersembunyi.

Selain itu, mereka hidup di wilayah Himalaya dalam jumlah yang makin menyusut karena tempat hidupnya berkurang dan mengalami kerusakan. Habitat yang rusak dan terpencar membuat hewan ini sulit berkembang biak karena sukar menemukan pasangan.

Karena jumlahnya semakin menurun, banyak organisasi berusaha menyelamatkan hewan seukuran musang ini, salah satunya adalah Red Panda Network (RPN).

Organisasi di Nepal ini berusaha melindungi red panda dan habitatnya dengan berbagai cara, antara lain memberi pengetahuan pada warga sekitar agar ikut menjaga kelestarian tempat tinggal red panda serta memperbaiki hutan yang terpetak-petak akibat pembangunan dan penebangan.

"Saat ini habitat red panda masih terkotak-kotak karena ada bagian yang ditebang untuk pembangunan. Padahal mereka memerlukan area yang luas untuk hidup dan berkembang biak," ujar Damber Bista, program manager RPN di Dhulikhel, Nepal, Selasa (6/3/2018).

"Kami harus menghutankan kembali sebagian area agar bisa menjadi tempat tinggal yang layak bagi red panda. Namun itu perlu waktu dan biaya," lanjutnya.

Nah dalam kondisi seperti itu, RPN melakukan kerja sama dengan The Body Shop yang memang sejak awal mendukung kampanye-kampanye penyelamatan lingkungan.

Selain melakukan Community Trade untuk membantu petani, perusahaan perawatan tubuh itu juga memiliki kampanye Re-Wilding The World melalui program World Bio-Bridges Mission yang bertujuan melindungi dan memperbaiki hutan-hutan yang paling memiliki keanekaragaman hayati di dunia.

Artinya jika nanti kamu membeli produk-produk itu (saat ini baru masker yang tersedia di Indonesia), maka kamu secara tidak langsung ikut membantu kelangsungan hidup salah satu hewan yang tergolong langka itu.

Adalah suatu kebetulan bahwa produk masker dan sabun himalayan charcoal juga berbahan dasar bambu. Namun bambu yang dipakai dalam produk ini bukanlah diambil dari hutan tempat tinggal red panda, melainkan bambu budi daya di kaki Himalaya.

"Kami menggunakan bambu dari jenis yang berbeda, bukan yang menjadi makanan red panda," kata Geraldine Jacquinot, direktur bagian perawatan tubuh di The Body Shop. "Kami memilih bambu karena tanaman ini tumbuh cepat dan mudah diremajakan lagi, sehingga tidak mengganggu lingkungan."

Sejak diluncurkan Juni 2006, program Bio-Bridges telah menghasilkan lebih dari 41 juta meter persegi hutan di dunia. Selain proyek di Nepal, program ini juga dilakukan di tempat lain, seperti Vietnam, India, Malaysia, dan Indonesia.

Khusus untuk Indonesia, program ini bertujuan menyediakan habitat yang utuh bagi orangutan Tapanuli, yang belakangan diketahui merupakan spesies berbeda dari orangutan lain.

Bagi The Body Shop sendiri, proyek ini sesuai dengan cita-cita pendirinya, Anita Roddick yang memang merupakan aktivis lingkungan.

Berulang kali ia mengatakan bahwa konsumen perlu diberi tahu bahwa mereka memiliki andil untuk mengubah dunia, bila melibatkan sisi moral saat membeli barang.

"Setiap saat kamu membeli sesuatu, itu merupakan pilihanmu terhadap perusahaan yang membuatnya. Banyak orang tidak lagi sekedar membeli produk, namun mereka juga ingin merasakan nilai-nilai positif yang diberikan pembuatnya untuk dunia," ujar Roddick suatu ketika.

Lewat program ini, selain mendapatkan wajah yang bersih dan segar berkat masker dan sabun Himalaya charcoal, seseorang bisa ikut memperjuangkan kelangsungan hidup red panda, si empunya nama panda sebenarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/23/124229020/menyelamatkan-red-panda-dengan-masker-dari-himalaya

Terkini Lainnya

Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com