Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berat Badan Turun tapi Lemak Perut Tak Berkurang, Apa Sebabnya?

Berat badan boleh saja berkurang, tapi terkadang lemak perut tak ikut berkurang. Kondisi ini kerap menimbulkan kekecewaan terutama bagi kaum wanita.

Secara logika, lemak perut seharusnya memang ikut berkurang seiring dengan turunnya berat badan.

Namun, penurunan berat badan yang tidak proporsional sebetulnya umum terjadi.

Lalu, mengapa lemak perut sangat sulit dihilangkan?

Hal ini sebetulnya bergantung pada masing-masing orang, karena bentuk tubuh yang berbeda-beda.

Namun, Founder Real Nutrition Amy Saphiro, menjelaskan, lemak perut seringkali menjadi tanda adanya beberapa hal. Misalnya, tanda stres atau perlawanan insulin.

Saat kita stres, tingkat kortisol akan meningkat. Hal itu akan memicu penimbunan lemak di bagian tengah tubuh.

"Unsur genetis amat berperan di sini. Jadi, jika orangtua kita cenderung memiliki berat di bagian perut, maka kita berpotensi mengalami hal yang sama," kata Saphiro seperti dikutip Popsugar.

Selain itu, metode penurunan berat badan juga bisa menjadi alasan lainnya.

Trainer tersertifikasi NASM Cassie Lambert menyebutkan, salah satu contohnya adalah diet rendah karbohidrat.

Jenis diet ini akan memudahkan kita menurunkan berat badan. Namun, hal itu dikarenakan kurangnya asupan air dari glikogen pada otot, bukan lemak.

Lambert juga mencontohkan kardio dengan kapasitas besar sebagai metode penurunan berat badan yang cepat, namun tak mengurangi lemak perut dengan cepat pula.

Sementara itu, Personal Trainer dan Founder National Bar League, Evan Harden mengatakan bahwa penurunan berat badan yang terlalu cepat adalah kesalahan yang banyak dilakukan.

"Jika ini terjadi, maka sulit untuk menjaga otot tubuh. Metode ini bisa membantu menurunkan berat badan, tapi tidak lemak tubuh dan biasanya mengakibatkan komposisi tubuh yang buruk," kata dia.

Penurunan berat badan secara bertahap sangat penting untuk pembentukan otot.

Harden menyebutkan, salah satu riset terbaru menunjukkan bahwa setiap minggunya, kita tidak boleh kehilangan lebih dari 1-3 persen berat badan kita.

Meski sejumlah metode tak memungkinkan kita untuk menurunkan berat badan sekaligus mengurangi lemak tubuh, namun beberapa nutrisi dan metode kebugaran cukup efektif untuk menurunkan berat badan secara proporsional.

Saphiro merekomendasikan rencana pengaturan nutrisi yang mengandung makanan tinggi serat, protein rendah lemak dan lemak sehat di setiap porsi makanan.

"Bayangkan piring makanmu dan potong makanan hingga setengahnya. Pastikan setengah lainnya diisi oleh sayuran dan buah."

"Kemudian, potong lagi seperempat bagian lainnya. Pastikan salah satu bagian seperempat tersebut diisi protein dan seperempat lainnya biji-bijian utuh," ujar dia.

Saphiro juga menambahkn beberapa tips nutrisi untuk menurunkan berat badan, di antaranya:

1. Berhenti makan sebelum kenyang, kira-kira hingga 80 persennya saja.

2. Awali dengan makan sayuran.

3. Hindari makanan terproses sebisa mungkin. Makanan yang diproses bisa menambah berat badan dan tidak baik untuk tubuh.

4. Makan makanan tinggi serat karena akan menjaga kita tetap kenyang namun dengan kandungan kalori rendah.

Seperti sayuran, biji-bijian utuh, oatmeal, bayam, roti gandum, berry, dan apel.

5. Minum banyak air dan hindari minuman bergula.

6. Hindari makanan digoreng.

7. Batasi konsumsi keju hingga sekali sehari.

Hal terpenting lainnya adalah berkomitmen untuk makan sehat. Lalu, jangan mengutuki diri jika kamu keluar dari komitmen tersebut untuk 1-2 kali makan.

"Jika kamu keluar dari komitmen, kembalilah pada komitmen tersebut pada waktu makan berikutnya. Konsistensi adalah yang dibutuhkan," ujarnya.

Dari sisi olahraga, kombinasi olahraga intensitas tinggi atau high-intensity interval training (HIIT) dan latihan kekuatan adalah yang paling efektif untuk menurunkan lemak di tubuh.

Lambert merekomendasikan latihan kekuatan 3-5 kali per minggu.

"Jenis latihan ini akan mengatur komposisi tubuh dan memperlancar fungsi metabolisme," kata dia.

Lambert juga menyarankan untuk mengintegrasikan olahraga kardio ke dalam rutinitas olahraga kita untuk meningkatkan defisit kalori.

Olahraga juga tak sebatas di gym atau lintasan berlari. Ia menekankan pentingnya tetap banyak bergerak pada kegiatan sehari-hari.

Saat kita bertekad menurunkan berat badan dan menghilangkan lemak perut, sangat mudah untuk fokus pada program penurunan berat badan.

Namun, seperti yang ditekankan oleh Harden, metode tersebut bukanlah metode yang sehat atau efektif untuk memiliki tubuh yang sehat.

Jika kita menjaga asupan nutrisi dan konsisten berolahraga sebagai gaya hidup, maka kita akan cenderung lebih mudah untuk turun berat badan dan menghilangkan lemak perut dengan cara yang sehat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/14/140000820/berat-badan-turun-tapi-lemak-perut-tak-berkurang-apa-sebabnya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com