Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Cukup Cuma Cinta, Ada Hal "Penting" Lain dalam Pernikahan

KOMPAS.com - Kita seringkali menganggap cinta adalah fondasi yang kuat untuk pernikahan. Mungkin ungkapan tersebut tidak keliru.

Namun, perlu selalu diingat, hanya bermodalkan cinta juga tak menjamin pernikahan langgeng.

Sebab, selain cinta, mutlak diperlukan sikap saling menghargai dalam pernikahan. Tanpa sikap itu, cinta akan semakin memudar.

Bahkan, dalam banyak pernikahan, sikap saling menghargai terkadang lebih penting dari cinta itu sendiri.

Ketika salah satu pasangan kehilangan rasa saling menghargai, hubungan tersebut akan runtuh.

Sebaliknya, sikap saling menghargai akan menguatkan hubungan.

Lantas, bagaimana cara menunjukkan sikap menghargai pada pasangan?

Menurut Saba Harouni Lurie, pakar pernikahan berlisensi dan terapis keluarga, hal itu bisa diwujudkan dalam cara komunikasi dengan penuh hormat dan perhatian.

Selain itu, usahakan untuk selalu melibatkan pasangan dalam membuat keputusan, memenuhi kebutuhan dan keinginan pasangan juga menjadi bagian dari sikap saling menghargai.

"Tapi itu bukan berarti mengorbankan diri kita untuk membuat pasangan bahagia. Ini berarti berkomunikasi dengan cinta, bahkan ketika itu sulit," paparnya.

Teori ini terlihat sederhana, tapi -percayalah, sulit dilakukan. Sikap saling menghargai bisa hilang ketika salah satu pasangan bersifat egois.

"Sering kali, pasangan mencoba untuk membangun rasa hormat dengan definisi mereka sendiri, dan mencoba untuk membuat segalanya menjadi adil."

Demikian dikatakan Aricia E. Shaffer, seorang terapis dan pelatih pengasuhan anak.

Misalnya, salah satu pihak merasa jalan-jalan bersama setiap akhir pekan akan mendatangkan kebahagiaan.

"Namun, salah satu pihak mungkin ingin menghabiskan waktu bersama teman ketika akhir minggu. Sementara yang lain hanya ingin menikmati waktu berdua," tambahnya.

Bisa jadi, pasangan kita adalah tipe introvert yang hanya ingin menghabiskan akhir pekan di rumah.

Ini adalah salah satu contoh mengapa dibutuhkan komunikasi. Rusaknya komunikasi, kurangnya pemahaman akan kebuuhan orang lain adalah awal dari berkurangnya rasa saling menghargai.

"Rasa saling menghargai membutuhkan komunikasi," kata Shaffer.

Menurut dia, kita tidak mengetahui apa yang dianggap hormat atau berharga bagi pasangan kecuali kita menanyakannya.

"Ada beberapa hal yang jelas, tetapi rasa saling menghargai yang mendalam itu tak terlihat, dan berbeda untuk semua orang,” papar Shaffer.

Shaffer mencontohkan hal kecil seperti membiarkan pintu garasi yang terbuka.

Bagi kita, hal semacam itu bisa saja terlihat sepele. Namun, bisa saja sangat mengganggu bagi pasangan kita.

"Ini tentang mendengarkan pasangan kita, dan mengingat apa yang penting baginya. Kemudian, kita mempertimbangkannya ketika membuat keputusan," tambahnya.

Menurut Lurie, rasa saling menghargai terwujud ketika kedua pasangan menyadari mereka berada dalam hubungan karena pilihan.

"Berada dalam suatu hubungan tidak mudah, dan setiap hubungan akan memiliki periode yang sulit atau kadang-kadang tampak mustahil," katanya.

Bahkan di saat-saat itu, kata Lurie, kita harus menyakinkan diri untuk tetap mempertahankan hubungan.

Jika terjadi masalah, bicaralah pada pasangan dengan rasa hormat yang sama seperti kita akan berbicara pada teman atau orang asing.

Jika kita merasa tak enak hati saat berteriak atau memaki orang asing, maka harapannya adalah kita juga akan mempertahankan standar yang sama untuk pasangan kita.

Tina B. Tessina, seorang psikoterapis berlisensi dari California, mengatakan rasa saling menghargai bergantung pada empat kondisi.

Kondisi tersebut yaitu saling cinta, saling percaya, saling menguntungkan, dan saling mendukung.

“Ketika empat kondisi di atas ada, mutualitas yang diperlukan untuk cinta sejati ada,” katanya.

Ini bisa menjadi hal penting jika kita memiliki pengalaman hubungan masa lalu, di mana kebutuhan kita belum dipenuhi, kita merasa tidak dicintai, atau ditinggalkan.

Mengevaluasi kebersamaan kita juga merupakan cara yang baik untuk mengetahui apakah kita siap berkomitmen untuk menjalin hubungan, atau membutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun komitmen.

Jika menyadari kita dan pasangan sama-sama merasakan cinta, kepercayaan, manfaat, dan dukungan, intuisi kita mungkin akan menjadi indikator yang bagus apakah mutualisme benar-benar ada.

Ketika ingin membangun kesetaraan dalam hubungan, kita harus fokus untuk bertanggung jawab atas pengaruh tindakan kepada pasangan.

Menurut Shaffer, kita harus menggunakan akal sehat untuk memikirkan hal ini.

Kita harus mempertimbangkan segala konsekuensi yang kita lakukan. Namun, kita juga harus memperhatikan apa yang kita butuhkan dan membicarakannya dengan pasangan.

”Tanpa komunikasi yang konstan, rasa saling menghargai tidak akan pernah tercapai," papar Shaffer.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/02/170000720/tak-cukup-cuma-cinta-ada-hal-penting-lain-dalam-pernikahan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com