Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Seni Merespons Budaya Konsumtif...

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia kian menjadi konsumtif, meninggalkan semangat memerbaiki dan daur ulang yang sebenarnya mengakar di Indonesia.

Menjawab kegelisahan itu, seniman Gatot Indrajati pun merespons-nya dalam bentuk karya seni instalasi.

Mengandalkan bahan kardus, Gatot dipercaya berkreasi di dalam Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN.

Ia memanfaatkan ruang tersebut untuk membangun instalasi yang diberi nama Kotak Utak-Atik.

Ditemui Kompas.com di Museum MACAN, Gatot mengungkapkan instalasi ini berangkat dari kegemarannya mengoprek barang-barang sejak kecil.

Beranjak ke usianya saat ini, ia pun berpikir untuk menghidupkan kembali rasa mengutak-atik sebuah barang, sekaligus menyebarkan semangat itu kepada anak-anak.

Instalasi seni Gatot meggambarkan sebuah pabrik dengan mesin yang merepresentasikan sebuah pola pikir.

Mesin-mesin itu membentuk sebuah proses sedari awal hingga proses akhir, persis sebuah pola pikir dari ide hingga hasil akhir.

"Mesin ini bisa digambarkan juga sebagai pola pikir kreativitas, di mana kita bisa secara bijak menggunakan suatu barang dari industri global."

Demikian pemaparan Gatot di Museum MACAN, Jakarta, Senin (6/8/2018).

Perlu waktu tiga bulan bagi Gatot untuk merealisasikan instalasi seni ini. Proses tersulit, menurut Gatot adalah mendesain.

Pada bagian desain, dia mengaku memerlukan waktu setidaknya dua bulan. Apalagi, Gatot harus bisa dengan tepat merespons ruangan menjadi instalasi seni.

"Studio saya juga tidak sebesar ini, jadi memerlukan proses desain tepat," ungkap Gatot.

Aman bagi anak

Instalasi ini dipastikan aman bagi anak, sebab semua menggunakan material kardus.

Pemilihan material ini juga dilakukan setelah melewati diskusi panjang antara Gatot dan pengelola Museum MACAN.

Kriteria aman bagi anak ini bukan tanpa sebab. Instalasi yang bisa disentuh ini memang secara khusus ditujukan bagi anak-anak.

Kepala Tim Edukasi dan Program Publik Museum MACAM Aprina Murwanti mengungkapkan, pendidikan adalah elemen penting dalam etos Museum MACAN.

"Kami berniat menumbuhkan program ini untuk berinteraksi dengan para seniman di seluruh dunia, di berbagai fase untuk proyek-proyek yang kami rencanakan untuk Ruang Seni Anak," kata Aprina.

Sementara itu,  Presiden Direktur Bank UOB Indonesia Kevin Lam mengungkapkan, seni berperan penting dalam menjembatani bahasa, budaya, dan waktu.

Selain itu, menurut dia, seni juga membantu menghubungkan orang dari berbagai latar belakang.

Melalui dukungan terhadap seni, anak, dan pendidikan, dia percaya, UOB dapat membantu membuka pikiran, dan hati generasi muda terhadap cara berpikir baru, sambil mengembangkan berbagai potensi generasi muda.

"Karena itu kami sangat berbangga untuk mengambil bagian dari program pendidikan Museum MACAN di Jakarta dan sekitarnya," ungkap Kevin.

Ruang Seni Anak adalah sebuah area yang didedikasikan untuk pendidikan di museum dengan program yang berganti di setiap pameran.

Dengan serangkaian proyek yang bertangsung sepanjang tahun, setiap proyek dirancang untuk memiliki kaitan langsung dengan praktik sang seniman.

Realisasinya dengan menyajikan lewat cara-cara yang interaktif, mengajak pengunjung untuk melihat dunia lewat perspektif para seniman, dan menjelajahi cara-cara merespons lewat bahasa seni.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/06/133000320/saat-seni-merespons-budaya-konsumtif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke