Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Andrea Pompilio dan Kisah di Balik Rancangan Onitsuka Tiger

TOKYO, KOMPAS.com - Banyak desainer tampil eksentrik seperti busana yang dirancangnya. Namun Andrea Pompilio jauh dari kesan itu. Bahkan ia mengaku penampilannya sangat membosankan dan monoton.

Dan begitulah yang kami temui saat mewawancarainya seusai fashion show koleksi musim semi dan panas 2019 brand Onitsuka Tiger di Tokyo, Selasa (23/10/2018).

Pria asal Italia itu tampil lebih sederhana dibanding para wartawan. Ia mengenakan celana denim, baju putih yang bagian kerah lehernya sudah robek-robek, serta sneakers. Hal yang membuat penampilannya sedikit menonjol adalah brewok di wajahnya dan beberapa tato yang terlihat di tangan dan dadanya.

"Bisa dibilang tampilan saya sangat basic, simpel, dan bahkan seolah selalu memakai seragam yang sama, yaitu baju, denim, dan sneakers warna putih atau biru," jawab Andrea saat ditanya mengenai penampilannya.

"Tapi saya suka "bermain" dengan jaket dan aksesoris, kaus kaki, underwear, dan hal-hal yang tidak dilihat orang," paparnya.

Rupanya kesukaan pada sesuatu yang simpel dan praktis ini mempengaruhi rancangan koleksi Onitsuka Tiger yang diperagakan dalam fashion show di Okuma Auditorium di Tokyo, Senin petang lalu.

Rancangannya bukanlah sesuatu yang sulit dipakai sehari-hari seperti yang sering kita lihat di panggung-panggung catwalk dan pegelaran busana dunia.

Sebaliknya, ia mengutamakan kenyamanan dalam merancang busana streetwear-nya, dengan pilihan bahan dan warna yang menarik namun tidak berlebihan. Tetap menonjol namun tidak norak.

"Menciptakan pakaian yang bisa dikenakan adalah tujuan utama saya," ujar Andrea. Maka rancangan untuk celana, kemeja, kaos, hoodie, jaket, dan jumpsuitnya pun lebih banyak bermain dalam kombinasi bahan dan warna, serta gambar dan pola.

"Hal utama dalam desain saya adalah energi. Saya ingin memberikan energi yang baik, sesuatu yang positif, sekaligus kebebasan untuk mengekspresikan diri," katanya.

Andrea sendiri mengaku mendapat banyak inspirasi dari orang-orang dan hal-hal yang ia temui selama traveling. Hal itu terungkap saat ditanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi karyanya.

Mendapat pertanyaan itu Andrea berhenti sejenak dan berpikir. Lalu menjawab:

"Saya tidak punya tokoh khusus yang jadi panutan, tapi saya suka mengamati orang-orang dan suka traveling, jadi banyak sekali emosi dan masukan yang saya peroleh dari perjalanan."

Menurutnya traveling menjadi inspirasi terbesar baginya, meskipun desain tetap datang dari dalam diri.

"Saya seperti spons yang selalu menyerap apapun dari sekitar. Bahkan saat kita bicara pun, saya menyerap sesuatu dari kamu, seperti ide atau gagasan," lanjutnya.

"Tapi apa yang saya serap itu tidak saya implementasikan mentah-mentah. Selalu ada tambahan, sentuhan, penyesuaian, dan memasukkan emosi yang tepat."

Andrea lahir di Italia tahun 1973. Ayahnya seorang arsitek, ibunya pelukis, dan neneknya memiliki butik pakaian. Ia mengaku memiliki masa kecil yang menyenangkan dan selalu suka bermain, termasuk ke butik neneknya. Hal itu membuatnya menyukai fesyen bahkan sejak usia 5 tahun.

Setelah belajar fesyen di universitas seni di Pesaro dan Istituto Marangoni di Milan, ia mulai mengumpulkan pengalaman kerja di beberapa brand ternama, dan pada tahun 2011 ia sudah memiliki brand atas namanya sendiri.

"Hidup saya sebenarnya dimulai pada usia 18 tahun saat saya meninggalkan rumah. Saya ingat bagaimana saya pindah ke Milan dan mulai berkarya," ceritanya.

Adapun perkenalannya dengan Onitsuka Tiger adalah sesuatu yang tidak disangka-sangka, bahkan aneh karena saat itu ia sudah memiliki karya dengan namanya sendiri.

"Waktu itu ada orang yang ingin memamerkan koleksi saya ke Jepang. Saya sendiri tidak bisa datang, tapi saya sampaikan saya sudah mendesain beberapa sneakers yang bisa dipakai," paparnya.

Belakangan, Andrea justru diundang makan siang bersama CEO Onitsuka Tiger, yang sudah melihat karyanya lewat online. Dari situlah tawaran kerjasama muncul.

Andrea merasa tertarik karena Onitsuka memiliki sejarah dan cerita yang unik. Perusahaan itu didirikan setelah Perang Dunia II.

Saat itu veteran perang Kihachiro Onitsuka membangun pabrik karena bertekad memberi semangat pemuda Jepang agar bangkit dan giat berolahraga setelah kalah dalam peperangan.

"Saya selalu suka bekerja dengan perusahaan yang memiliki sejarah dan cerita, dan itu sangat penting bagi saya. Saya tidak pernah bekerja dengan brand yang baru muncul kemarin," ujar Andrea.

Menurutnya sejarah besar yang dimiliki Onitsuka membuatnya tertantang, sekaligus memberinya tekanan. "Dan saat saya ditantang dengan target yang tinggi, maka saya selalu melakukan yang terbaik dan menghasilkan karya-karya terbaik," lanjutnya.

"Yang saya lakukan adalah mengambil rancangan dan ikon historis dari Onitsuka dan mencoba membuatnya kontemporer, lalu memasukkan visi saya ke dalamnya. Tentu ada sentuhan gaya Italia juga karena saya besar dan belajar di sana," lanjut Andrea.

"Kombinasi itulah yang kita lihat dalam koleksi ini (spring/summer 2019). Tapi itu semua terjadi secara otomatis, bukan saya sengaja memadukan gaya Eropa dengan Asia, tapi muncul begitu saja dalam desain."

Memang fashion show malam sebelumnya terasa bergaya Eropa. Tata panggung, gerakan model, dan gayanya semua serba dinamis, cepat, dan penuh energi. Praktis acara utama peragaan hanya berlangsung sekitar 15 menit saja.

"Kalau di Asia biasanya hanya ada sedikit model, bahkan kadang hanya 10 model dan semua berjalan lambat. Sedangkan energi yang saya bawa kemarin adalah gaya Eropa," paparnya.

Adapun bagi perancang ini, yang lebih menantang sebenarnya bukan soal memadukan gaya timur dan barat dalam karyanya, karena setelah bekerja bersama Onitsuka hampir 6 tahun, "rasa" itu sudah ada dalam dirinya.

"Tantangannya selalu soal memberi sesuatu yang baru sekaligus memberi energi pada pemakainya. Ini tentang energi dan lifestyle. Ini bukan sekedar busana yang sekedar tampak bagus, tapi juga nyaman dipakai."

"Semua desain pertama-tama harus membuat saya senang dan bersemangat, dan saya akan makin senang bila orang lain juga suka," ujarnya.

Melalui kombinasi material, gambar, dan pola, Andrea Pompilio mencoba mengekspresikan masyarakat global yang multikultural dalam desain koleksinya.

"Ini adalah gambaran masyarakat yang tidak tersekat-sekat, tidak memandang jenis kelamin, di mana manusia menghargai perbedaan dan merayakan berbagai bentuk kasih sayang."

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/27/115552120/andrea-pompilio-dan-kisah-di-balik-rancangan-onitsuka-tiger

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com