Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Krim Pelindung Matahari Bisa Menggantikan Tabir Surya?

KOMPAS.com - Selain tabir surya, pelembab dengan kandungan SPF kerap jadi "senjata" utama untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet.

Namun, berdasarkan penelitian, banyak orang justru melewatkan area utama di wajah saat mengaplikasikannya, dan membuat mereka berisiko untuk mengalami kanker kulit.

Riset dilakukan peneliti dari University of Liverpool. Menurut periset, area kulit yang rentan terhadap risiko kanker kulit, yakni kelopak mata, kerap terlewatkan saat mengoleskan pelembab dengan SPF ke area wajah, dibandingkan dengan tabir surya konvensional.

Riset yang diterbitkan dalam jurnal PLos One ini dilakukan dengan meneliti 62 wanita dan 22 pria yang menggunakan pelembab dengan SPF dan tabir surya di area wajah.

Perserta kemudian diminta untuk mendokumentasikan proses aplikasi mereka dengan berfoto menggunakan kamera yang peka terhadap sinar UV. Hal ini memungkinkan peneliti mengidentifikasi bagian-bagian wajah yang telah dibiarkan terbuka.

Ketika peserta mengaplikasikan pelembab dengan SPF, menurut peneliti, 16,6 persen dari bagian wajah terlewatkan.

Namun, ketika mereka mengaplikasikan tabir surya, area wajah yang terlewatkan hanya 11,1 persen.

Menurut riset, perbedaan ini terutama disebabkan oleh penurunan cakupan di sekitar kelopak mata, yakni 21 persen lebih rendah dengan pelembab dan 14 persen dengan tabir surya.

Setelah penelitian, peserta mengisi kuesioner tentang kebiasaan mereka mengaplikasikan pelembab dengan SPF dan tabir surya.

Dari hasil pengisian kuesioner, terungkap kebanyakan orang tidak menyadari mereka belum sepenuhnya mengaplikasikan pelembab mengandung SPF dan tabir surya di area wajah mereka.

Menurut peneliti, area di sekitar mata sering terlewatkan saat menggunakan tabir surya dan pelembab, terutama di dekat hidung.

Selain itu juga didapati bahwa peserta menutupi area wajah yang lebih sedikit saat menggunakan pelembab dibandingkan dengan tabir surya.

Para peneliti menyarankan agar kita lebih banyak memperhatikan area kelopak mata ketika mengaplikasikan segala jenis SPF, mengingat area ini sangat tipis.

"Metode alternatif untuk melindungi kelopak mata juga harus dipertimbangkan, seperti mengenakan kacamata hitam UV filter," ucap pemimpin riset.

Pengganti tabir surya?

Pelembab sendiri sebenarnya tidak sebaik tabir surya dalam melindungi kulit. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar menggunakan tabir surya saat beraktivitas di bawah sinar matahari dalam jangka waktu lama.

Pelembab dengan SPF memang bisa menjadi pilihan alternatif untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Namun, manfaatnya tidak semaksimal penggunaan tabir surya.

Gigi Shaker, ahli estetika medis, mengatakan jumlah suncream yang kita aplikasikan di wajah dan leher harus sebesar uang logam.

"Gosokkan dengan lembut ke wajah secara merata, dan pastikan untuk mengaplikasikannya ke seluruh wajah untuk cakupan penuh," tambahnya.

Shaker menyarankan kita untuk menggunakan suncream dua kali sehari. Namun, jika kita lebih banyak beraktivitas di luar ruangan, gunakan setiap dua jam.

Menyentuh wajah dan berkeringat dapat membuat krim pelindung matahari luntur dan tidak dapat melindungi kulit wajah kita dengan maksimal.

Paparan sinar matahari yang berlebihan pada area kelopak mata juga berisiko pada karsinoma sel basal, yang merupakan kanker kulit non-melanoma.

Jenis kanker ini paling umum terjadi pada area seperti wajah, kepala, telinga, dan leher.

Karsinoma sel basal juga merupakan jenis paling umum dari semua kanker kulit di Inggris.

Untuk melindungi kulit kita dari sinar matahari, British Skin Foundation menyarankan untuk memakai tabir surya dengan SPF perlindungan tinggi (SPF 30 atau lebih) dan mengenakan kacamata hitam pelindung UV.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/04/05/082555620/apakah-krim-pelindung-matahari-bisa-menggantikan-tabir-surya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke