Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Banyak Orang Jatuh Cinta dengan Sahabat Sendiri?

KOMPAS.com - Banyak orang berpikir pria dan wanita tak bisa menjalin persahabatan tanpa ada perasaan khusus.

Dalam film atau drama romantis pun, topik "sahabat jadi cinta" ini kerap menjadi tema yang dieksplorasi dan disukai banyak orang.

Lantas, apakah jatuh cinta dengan sahabat adalah hal yang benar-benar menyenangkan seperti dalam film atau drama romantis?

Apakah hal semacam ini juga berkerja dalam dunia nyata?

Menurut peneliti dari University of Texas, semakin lama kita mengenal seseorang, maka orang tersebut akan semakin terlihat menarik di mata kita.

Untuk membuktikan hal itu, para ilmuwan meminta siswa saling menilai satu sama lain di awal semester dan akhir semester.

Penilaian dilakukan secara numerik, di mana penilaian yang bermula dari angka enam berubah menjadi sembilan hanya dalam hitungan minggu.

Temuan ini menggambarkan adanya peningkatan penilaian secara alami dari waktu ke waktu.

Sekaligus menunjukan estetika atau keindahan fisik tidak begitu mempengaruhi daya tarik seseorang untuk jangka panjang.

Periset juga melakukan studi lanjutan yang menganalisis 167 pasangan.

Dalam riset ini, peneliti menanyakan berapa lama mereka mengenal satu sama lain sebelum menjalin asmara, dan apakah kisah cinta mereka berawal dari pertemanan.

Saat bersama sahabat atau teman, seseorang pasti merasakan kenyamanan.

Kita tertawa dan menangis bersama mereka. Bahkan, bukan tak mungkin teman lebih mengenal diri kita daripada keluarga sendiri.

Jadi, hal yang masuk akal jika sebagian besar orang jatuh hati dengan teman atau sahabat.

Beberapa hubungan asmara yang berawal dari persahabatan pun terjalin lebih baik. Kisah semacam ini pun kerap dialami oleh para selebiritas dunia dalam dunia nyata.

Misalnya, pasangan Mila Kunis dan Aston Kutcher. Mereka bertemu dalam serial televisi "That 70s Show" dan berkencan setelah 14 tahun kemudian.

Lalu, ada pasangan musisi dan aktris Indonesia - Ditto Percussion dan Ayudia Bing Slamet - yang berawal dari persahabatan di masa SMP.

Lantas, mengapa persahabatan antar lawan jenis sering mengarah pada kisah cinta?

Menurut pakar kencan Matthew Hussey, hubungan yang murni berawal karena persahabatan memungkinkan seseorang untuk melihat karakter orang lain sebelum muncul keinginan seksual, atau keinginan bersifat fisik.

Menurut pakar asmara Daniel Jones, tidak ada hubungan asmara yang dapat bertahan dalam ujian waktu tanpa dasar persahabatan yang kuat.

"Hubungan romantis yang abadi -berakhir dalam sebuah pernikahan yang langgeng- sebagian besar dipengaruhi oleh kompatibilitas dan persahabatan daripada seksualitas," kata Hussey.

Namun, banyak orang yang tak menyadari rasa cinta yang datang atau tak tahu apa yang harus dilakukan saat perasaan itu hadir.

Untuk itu, pakar kencan James Preece menyarankan kita untuk memikirkan berapa banyak waktu yang telah kita habiskan bersama sahabat.

Pastikan, apakah si dia cemburu ketika kita menyebut nama orang lain, atau bagaimana reaksi si dia ketika kita membicarakan hal yang tak kita lakukan bersamanya.

"Si dia mungkin tidak banyak bicara tetapi kamu akan bisa membaca banyak ke dalam bahasa tubuhnya dan kesediannya untuk membahas topik tersebut," ungkap Preece.

Jones percaya, agar pertemanan berubah menjadi sesuatu yang lebih, harus ada perubahan penting dalam hidup, seperti sahabat yang selalu ada bersama tiba-tiba harus pindah ke luar negeri.

Ketika persahabatan itu harus terpisah dan ada rasa kehilangan yang muncul, di sinilah rasa cinta itu juga bisa mulai terlihat.

Saat kita ingin mengakui perasaan cinta itu, Hussey menyarankana agar kita tak melakukan semuanya dengan terburu-buru. Sebaiknya, kita lakukan pengujian terlebih dahulu.

"Daripada memberi tahu seseorang jika kita menyukainya dan memaksa si dia memberi jawaban atas perasaan kita, mulailah sedikit menggodanya dan lihat apa yang terjadi," ucap Hussey.

Namun, Jones justru menyarankan untuk langsung mengatakan secara jujur perasaan kita.

“Saya pikir jujur dan mengatakannya langsung bisa menyelamatkan kamu dari banyak kesedihan dan penderitaan,” ucap dia.

Menurut dia, banyak orang yang menyembunyikan perasaan mereka dan terus berharap jika orang yang ditaksirnya tahu. Namun, hal ini justru akan membuatnya semakin tersiksa.

"Katakan saja. Jangan menyimpannya dengan berbagai alasan yang justru membuat orang lain dalam situasi tak menyenangkan," tambah Jones.

Berterus-terang tentang perasaan memang tidak mudah. Ada banyak hal yang dipertaruhkan ketika memutuskan untuk menjalin asmara dengan sahabat sendiri.

Banyak orang takut menjalin asmara dengan sahabat karena khawatir jika ada masalah dalam hubungan tersebut, maka sulit kembali ke hubungan pertemanan yang semula.

Di sisi lain, banyak pria dan wanita yang terjebak dalam "friendzone" karena takut mengakui perasaan masing-masing.

Menurut para ahli, sangat jarang persahabatan antara pria dan wanita tanpa diselimuti perasaan cinta.

"Cepat atau lambat seseorang akan menginginkan lebih, baik dari hubungan pertemanan atau dari hubungan lain," kata Jones.

Menurut Preece, hubungan persahabatan antara pria dan wanita bisa berhasil jika keduanya tidak terlalu peduli satu sama lain, sehingga hubungan tidak akan berjalan terlalu jauh.

Bagaimana pun, kita hidup di dunia ini hanya sekali. Jika kita mencitai seseorang, beri tahu dia. Jangan sampai kita menyimpan perasaan tersebut sampai mati.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/06/27/110000820/mengapa-banyak-orang-jatuh-cinta-dengan-sahabat-sendiri-

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com