Cara Rossa Padu Padankan Kain Nusantara Jadi Baju Bergaya Kasual

Pelantun "Tegar" itu mengatakan punya sejumlah koleksi kain dari beberapa daerah, seperti dari beberapa daerah di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Palembang, dan lainnya.

Meski begitu, Rossa tak secara khusus menyempatkan diri untuk membeli kain ketika dirinya berkunjung ke daerah.

"Sengaja beli sih enggak, tapi kalau ada acara (kain nusantara) kayak gini kan pasti lebih terekspos untuk melihat-lihat, aku jadi tambah tahu juga."

Hal itu diungkapkan Rossa di sela peragaan busana kolaborasi Satu Studio dan Cita Tenun Indonesia (CTI) di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

Seringkali Rossa mengolah kembali kain yang dimilikinya untuk "disulap" menjadi busana baru.

Perempuan kelahiran Sumedang, 9 Oktober 1978 itu mengaku senang dengan adanya beberapa desainer tanah air yang juga fokus mengolah kain nusantara dan memanfaatkannya untuk dijadikan busana.

Sehingga, kain nusantara tidak lagi menjadi item fesyen yang terkesan formal, tapi juga bisa menjadi busana kasual sehari-hari.

Rossa mencontohkan busana yang saat itu dikenakannya. Sebuah short dress hitam karya Satu Studio x CTI dengan aksen kain tenun yang melintang pada bagian dada.

"Aku jarang sekali yang cuma kain dipakai. Kecuali adat ya, misal pakai kebaya. Tapi biasanya di-mix lah pasti. Diolah kembali misal jadi gaun, dijahit lagi. Atau seperti ini," kata Rossa sambil menunjukkan busana yang dikenakannya.

Bagi penyanyi yang akrab disapa Ocha itu, kain nusantara adalah sebuah karya yang memiliki cerita panjang dalam proses pembuatannya.

Apalagi, proses pembuatan sehelai kain biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup lama, dilakukan secara manual dan melibatkan banyak orang.

"Di situ ada cinta, tenaga, keringat, pengabdian. Membuatnya butuh kesabaran," ucapnya.

Saat ditanya jenis atau daerah asal kain yang paling disukainya, Rossa mengatakan setiap daerah punya karakteristik khas yang unik. Sehingga kain satu dan lainnya menurutnya tak bisa dibandingkan.

"Indonesia bagus-bagus kainnya. Batik saja ada banyak banget, setiap daerah punya batik masing-masing, tenun, songket. Menurut saya enggak fair membandingkan karena semua karakternya berbeda," kata Rossa.