Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nonton Film “Pengabdi Setan” di Gedung "Berhantu" di Washington DC

Apalagi, film itu diputar di salah satu bangunan yang dikenal "berhantu" di Washington, yakni gedung KBRI. Konon, ada sejumlah cerita seram dari gedung ini.

Gedung itu berada di 2020 Massachusetts Avenue. Dulu bangunan itu adalah  rumah pengusaha kaya Thomas F. Walsh.

Konon, pernah terjadi insiden bunuh diri di sana, hingga bangunan itu olalu dikenal berhantu.

Selain juga, sempat terdengar cerita misterius tentang batu berlian pembawa sial di rumah itu.

Kendati demikian, seratusan warga AS datang dan berbaur dengan mahasiswa dan masyarakat Indonesia duduk lesehan di atas karpet, selama pemutaran film berlangsung.

Beberapa di antara mereka bahkan menonton film sambil tiduran, dan tidak sedikit pula yang menikmati film sambil duduk di kursi.

Semua penonton diberi kebebasan mengatur posisi masing-masing.

Sebab, konsep acara bertajuk “Movie Night at the Embassy: Halloween Edition”  ini dibuat semirip mungkin dengan acara layar tancap di Indonesia.

“Kami mencoba menghadirkan suasana khas Indonesia di Washington, D.C. melalui film," kata Wakil Duta Besar RI untuk AS, Iwan Freddy Hari Susanto, saat membuka acara.

"Karena saat ini masih dalam suasana perayaan Halloween, maka film horor adalah pilihannya," demikian kata Iwan, seperti tertuang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

“Film yang akan kita saksikan adalah salah satu film horor terbaik dari Indonesia, yang sudah memenangkan banyak penghargaan nasional dan internasional,” sambung dia.

Iwan mengaku yakin, film bisa semakin mendekatkan masyarakat Indonesia dan AS.

Film “Pengabdi Setan” (Satan’s Slaves) besutan Joko Anwar yang diputar dalam Bahasa Indonesia disertai subtitle Bahasa Inggris.

Film ini mampu membuat suasana nobar mencekam sekaligus meriah.

Teriakan takut, gelak tawa, dan ekspresi kaget para penonton terdengar bercampur baur sepanjang pemutaran film.

Aneka rebusan berupa pisang, kacang tanah, ubi, dan taro tampak nikmat disandingkan dengan tahu isi, wedang ronde, dan bajigur.

Bagi penikmat kopi, tersedia suguhan specialty coffee dari Sumatera, yang disajikan oleh kafe Dua Coffee milik diaspora Indonesia yang beberapa bulan lalu dibuka di Washington, DC.

Tidak ketinggalan pula keripik singkong dan popcorn juga dapat dinikmati sepanjang pemutaran film.

“Baru pertama ini melihat film horor dari Indonesia. Sangat menakutkan! Jantungku berdebar,” ujar Byron, mahasiswa American University sambil terkekeh.

Ia ditemui saat ingin rehat sejenak untuk minum bajigur di sela-sela pemutaran film.

“Takut dan tegang sekali, tapi juga seru! Tolong saya dan teman-teman dikabari bila ada pemutaran film lagi.”

Begitu kata Jessica, warga AS yang tinggal di Washington DC, sambil menikmati kopi dan pisang rebus.

“Asyik banget ini. Bisa bertemu teman-teman sambil nonton film dan mencicipi makanan ringan Indonesia.”

Demikian komentar Julio, mahasiswa Indonesia asal Papua yang malam itu datang bersama teman-temannya dari George Mason University di Virginia.

Iwan mengatakan, acara ini digelar untuk memperkenalkan khazanah seni budaya Indonesia dan industri kreatif -terutama film, kepada masyarakat AS.

Program yang baru pertama kali diadakan ini akan terus berlanjut dengan pemutaran film-film terbaik Indonesia lainnya, yang akan diputar secara tematis, dan akan dibuat secara reguler.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/04/165938520/nonton-film-pengabdi-setan-di-gedung-berhantu-di-washington-dc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke