Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara Membantu Anak Pemalu Jadi Lebih Berani

Belum lagi adanya kekhawatiran saat anak harus bergabung dengan sekolah baru dan tidak mengenal siapa puna atau saat harus menghadiri sebuah pesta.

Sementara beberapa anak secara alami memiliki keterampilan berbeda-beda dalam bersosialisasi. Ada yang berani, adapula yang pemalu.

Dilansir dari Motherly, rupanya ada beberapa hal yang bisa kita katakan untuk membantu anak pemalu dalam bersosialisasi.

Berikut adalah tujuh hal yang bisa dicoba ketika anak merasa malu:

1. Datang lebih dulu

Memasuki ruangan yang sudah penuh dengan anak-anak lain, bisa terasa melelahkan bagi anak pemalu.

Cobalah tiba di sekolah atau pesta lebih awal, sehingga anak Anda adalah salah satu yang hadir pertama kali di sana.

Ini akan membuatnya jauh lebih mudah untuk menemukan tempat mereka, apakah itu bermain dengan teman atau bermain sendiri.

2. “Ada temanmu lho di sana”

Memberi anak anda perhatian tentang siapa yang dapat mereka temui di sana, akan membantu mereka menyiapkan mental.

Tentu saja, akan lebih baik bila mereka memiliki teman yang mereka sukai. Tetapi bahkan jika tidak ada teman dekat mereka di sana, mengetahui ada seseorang yang dikenalnya akan menjadi kabar baik.

Jika mereka tidak akan mengenal siapa pun, ada baiknya mempersiapkan anak untuk hal itu sebelum berangkat.

Beritahu anak bahwa akan ada teman-teman baru di acara tersebut. Ini akan membantu mereka untuk tidak panik, ketika mereka menyadari tak ada orang yang dikenalnya di sana.

3. Menawarkan diri untuk menemani

Biarkan anak bersama Anda sampai mereka siap bermain, tetapi cobalah mengobrol dengan orang dewasa lainnya, sambil menemani si kecil.

Anda tidak perlu mengabaikan dia, tentu saja, tetapi menjadi sedikit pasif dan terkesan membosankan, dapat membantu mendorong mereka untuk menjelajah sendiri atau bergabung dengan anak-anak lain yang bermain.

Jika Anda membuat si kecil terlalu nyaman bersama Anda, kemungkinan si kecil pergi bermain sendiri semakin kecil.

4. Menghindari anak merasa ditolak

Sebagai orangtua, anda pasti sangat ingin si kecil langsung bisa bermain dengan teman seumurannya saat berada di taman atau di sebuah pesta.

Namun, memintanya untuk segera pergi ke arena bermain bisa membuat si kecil merasa ditolak atau tak diinginkan oleh Anda.

Bisa jadi saat itu si kecil merasa tak nyaman untuk bermain, atau merasa takut akan sesuatu. Sebab itu Anda harus tetap ada untuk mereka saat mereka tidak siap.

5. Hindari melabeli si kecil dengan kata pemalu

Pilihan kata-kata Anda sebagai orangtuanya sangatlah penting. Anda bisa mengakui perasaan cemas si kecil tanpa menyebut mereka pemalu.

Jika anak kita mendengar kita berulang kali menyebut mereka pemalu, mereka justru akan menganggap ini sebagai bagian dari identitas mereka. Itu akan menjadi bagian dari mereka, bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri.

Alih-alih memberi label pada anak, kenali perasaan spesifik yang mereka alami. Hanya menyebutkan apa yang mereka rasakan, tanpa menawarkan solusi, sudah cukup.

Jika anak melihat bahwa orangtuanya memahami apa yang mereka rasakan, dan yang lebih penting, dapat menerimanya, mereka akan mengatasi kecemasan dengan lebih cepat. 

Karena itu berarti, mereka tidak akan menghadapi tekanan tambahan untuk menyenangkan orangtuanya.

6. Memberikan saran tentang topik pembicaraan dengan teman

Bagi beberapa anak, mengobrol dengan teman merupakan hal yang wajar, tetapi jika ini tidak terjadi pada si kecil, bantu mereka memelajari keterampilan berbicara, seperti mengucapkan tolong dan terima kasih.

Bantu si kecil memikirkan tiga atau empat hal yang mereka sukai, dan lakukan brainstorming dengan beberapa permulaan percakapan, yang mungkin bisa mereka gunakan untuk berbicara dengan anak-anak lain.

Demikian pula, latihlah apa yang mungkin mereka katakan jika mereka ingin mengundang anak lain untuk bermain.

Semakin banyak mereka berlatih, mereka akan semakin nyaman menghadapinya dalam situasi di kehidupan nyata dengan anak-anak lain.

7. Kenali teman dekatnya

Seringkali anak-anak yang pemalu lebih suka berteman dekat dengan satu atau dua anak, daripada lebih banyak pertemanan santai dengan sekelompok anak-anak lain.

Anda dapat membantu mereka mengembangkan hubungan dekat ini, dengan mengorganisir teman-teman dekatnya yang membuat si kecil merasa lebih nyaman.

Jika si kecil tidak dapat memberi tahu siapa yang mereka inginkan, tanyakan kepada guru mereka apakah ada seseorang yang mereka sukai bermain bersama di sekolah.

Bahkan, memiliki satu atau dua persahabatan yang kuat dapat membantu anak merasa lebih percaya diri dalam situasi sosial.

Ungkapan-ungkapan sederhana tersebut dapat membantu orangtua membimbing anak untuk mengelola perasaan malu.

Namun jangan lupa, yang lebih penting daripada kata-kata adalah nada yang digunakan saat berbicara dengan si kecil. Sangat penting untuk menjaga tekanan.

Anda bisa menjadi pendukung yang tenang dan menjadi pegangan baginya dalam situasi sosial yang menakutkan.

Si kecil akan merasakan penerimaan orangtuanya terhadap perasaan mereka dan akan membuat mereka merasa lebih percaya diri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/11/04/212951520/7-cara-membantu-anak-pemalu-jadi-lebih-berani

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com