Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berdiri "Membeku" dengan Koleksi Onitsuka Tiger SS20...

Dengan sneakers boots putih bertali hitam, yang dipadu kaus kaki gelap, wanita jangkung itu tak kunjung bergerak. Dia seperti tak peduli dengan keramaian yang ada di sekitarnya sore itu.

Meski diam, namun nyatanya banyak mata di dalam ruangan itu tertuju padanya. Apalagi, tampilan modis bernuansa jingga dari kaus oversized seperti jersey basket yang dibiarkan menjadi dress, membuat kehadirannya "menyala".

Pada lapisan dalam, perempuan cantik itu mengenakan kaus lengan panjang hitam, dengan kombinasi garis horizontal biru, jingga, dan merah muda.

Tak perlu banyak bergerak atau berpose. Tugas dia hanya berdiri diam, dengan tatapan kosong menghadap sebuah layar besar yang menutupi salah satu dinding di ruang itu.

"Kamu lihat perempuan yang berbaju oranye itu, dia memakai dress yang inspirasinya dari jersey basket di tahun 1964."

Begitu kata Colin Lim, salah satu perwakilan Onitsuka Tiger Asia Tenggara, saat memulai perbincangan dengan Kompas.com, pada acara yang digelar pekan lalu.

Kaus jingga yang ditunjuk Lim itu terlihat sederhana. Bentuk "gombrong", dengan garis dada yang jauh ke bawah, kaus itu hanya berhias lis putih/biru tua, dengan logo lawas Onitsuka di dada kiri.

Perempuan itu tak sendiri. Di sekitarnya masih ada 5-6 model lainnya yang ditugasi untuk berdiri diam "membeku" -tanpa ekspresi, mengenakan koleksi fesyen terbaru Onitsuka Tiger.

Direktur Kreatif Onitsuka Tiger Andrea Pompilio, -kata Lim, adalah tokoh yang berada di balik rancangan-rancangan itu.

Salah satu pemicu lahirnya kreasi ini adalah perhelatan Olimpiade 2020 yang bakal digelar di Tokyo, kurang dari setahun lagi.

"Dia lalu mengambil elemen-elemen olahraga seperti selam, berlayar, bola basket, tinju, di masa itu, ke dalam deretan kreasi terbarunya," ungkap Lim.

Dalam sebuah pernyataan, Pompilio mengaku titik merah tersebut bisa terlihat seperti hati, dan mengirim pesan 'Onitsuka Tiger Loves Tokyo'.

Acara yang berlangsung di Luxe Art Museum, Singapura ini memang diadakan untuk memamerkan koleksi Onitsuka Tiger SS20 kepada publik di asia tenggara.

Sebelumnya, -seperti disebutkan di atas, koleksi ini sudah dipamerkan dalam ajang fashion show di Tokyo, Jepang, pada akhir Oktober 2019.

Dari sederet koleksi yang dipamerkan dalam ruang itu, dapat terlihat Andrea Pompilio memang terlihat ingin menampilkan gaya atletik yang modis dalam kreasinya.

Disebutkan, rangkaian koleksi itu berkutat dalam lima tema besar, yakni  “The New Youth; The Modern Uniform; The New Casual; The Sports Obsession; dan The Free Spirit.

"Seluruhnya ada 6-7 koleksi terbaru yang dipamerkan, yang masing-masing memiliki 3-4 colorway," kata Lim.

Warna-warni sporty pada sneakers tersebut umumnya dipadukan dengan kreasi tapak tebal, chunky.

"Jadi dalam lini produksi Onitsuka Tiger itu ada tiga 'kelompok' varian," ujar Lim.

Kelompok pertama adalah Heritage. Koleksi heritage adalah koleksi yang diambil dari seri-seri awal saat Onitsuka berdiri.

Koleksi ini dihadirkan kembali dengan teknologi, bahan, atau warna baru, namun tetap menjaga gaya aslinya.

Yang termasuk di dalamnya antara lain seri Mexico 66, Tiger Corsair, GSM, California, dan lainnya.

Lalu, yang kedua adalah kelompok Trend, sebuah lini kreasi Onitsuka Tiger untuk menapakkan diri di industri fesyen dengan koleksi sepatu lifestyle.

Andrea berperan besar dalam merancang sepatu Trend, Onitsuka Tiger, yang umumnya ditandai dengan penggunaan sol-sol tebal.

Kelompok yang terakhir adalah Re-Style. "Jadi kita tetap mempertahankan DNA dari sepatu heritage Onitsuka Tiger, namun dicampur dengan gaya yang diambil dari lini lifestyle," ujar Lim.

Nah, kendati pada perhelatan di Singapura hanya dipamerkan sepatu kreasi terbaru dari lini Trend dan sebagian kecil Re-Style, namun bukan berarti kreasi Heritage yang selama ini membesarkan Onitsuka Tiger dilupakan.

"Jangan khawatir, untuk Spring/Summer 2020 kami akan tetap mengeluarkan kreasi baru untuk seri Heritage, dengan sejumlah colorway baru, ditunggu saja," kata Catherine Wong, yang juga perwakilan Onitsuka Tiger Asia Tenggara.

Pasar Indonesia

Selama ini, brand berusia 70 tahun yang didirikan oleh Kihachiro Onitsuka tersebut memang dikenal berkat varian klasik-nya.

Jadi, sulit dibayangkan jika Onitsuka Tiger lalu melupakan sederet koleksi legendaris yang sudah mereka miliki.

Bahkan, untuk pasar Indonesia, Perwakilan Onitsuka Tiger Asia Tenggara lainnya, Ryutaro Maruta mengaku varian Heritage Mexico 66 menjadi yang paling populer dan mencatat angka penjualan tertinggi.

"Saya pun harus berpikir keras, bagaimana mengenalkan Onitsuka Tiger kepada publik di Indonesia, bahwa kami tak hanya Mexico 66," sebut Maruta.

Salah satu strategi terdekat yang dilakukan Onitsuka Tiger di pasar Indonesia adalah membuka satu gerai baru di Jakarta, yang berlokasi di Plaza Indonesia.

"Nantinya gerai itu akan mengutamakan penawaran produk-produk dari varian Trend dan Re-Style, tak cuma yang heritage," sebut dia.

Dengan penambahan gerai tersebut, maka akan ada tiga lokasi toko resmi Onitsuka Tiger, selain di Plaza Senayan dan Kota Kasablanka.

"Yang di Kokas akan kita perbesar, karena terlalu sempit untuk memajang koleksi kami di sana," ujar Maruta lagi.

Meski begitu, Maruta mengaku, tiga toko di Jakarta sudah merupakan jumlah yang ideal untuk menjaga permintaan pasar yang lebih besar dari pasokan barang.

"Di Bandung sudah ada, Surabaya ada, kalau di Jakarta buat saya cukup tiga. Malah kota-kota lain di Indonesia yang kalau mungkin bisa kita buka, Makassar atau Bali misalnya. Indonesia kan besar," tutup Maruta.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/12/11/102227420/berdiri-membeku-dengan-koleksi-onitsuka-tiger-ss20

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke