Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenalkan Bahaya Narkoba pada Anak Sejak Dini

KOMPAS.com - Penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus saja terjadi. Agar tidak semakin meluas, alangkah baiknya sejak kecil anak sudah diberi edukasi tentang bahaya mengonsumsi narkoba supaya nantinya ia tak mencoba-coba.

Orang tua dapat mengenalkan bahaya narkoba sejak anak di usia TK. Mulailah dengan cara memperkenalkan segala suatu yang berbahaya di rumah, seperti obat pel lantai dan obat nyamuk.

“Kita beritahu kepada anak, ‘Ini cairan untuk pel lantai ya nak, bahaya untuk anak kecil’. Lalu kita harus menyimpan benda tersebut di tempat yang aman,” ucap dr. Aisah Dahlan, CHt, Ketua Asosiasi Rehabilitasi Narkoba Indonesia.

Selain itu, penting bagi orang tua memberitahu anak supaya tak meminum obat tanpa sepengetahuan orang dewasa yang sedang di rumah.

“Hal seperti itu saja sangat bermanfaat. Sebab, jika anak-anak merasa sakit dan tiba-tiba minum obat sendiri tanpa tahu dosisnya, bisa saja dia meminum satu botol. Hal tersebut kan bahaya,” ujarnya.

Ketika anak sudah memasuki sekolah dasar (SD), pertemanan akan semakin luas dan pengawasan menjadi sedikit lebih sulit. Maka, orang tua dapat mulai memperkenalkan berbagai jenis narkoba dan bahayanya.

"Orang tua bisa mulai memperkenalkan dari rokok, misalnya 'Nak, kalau ada orang yang ngasih rokok kamu nolak dan bilang tidak ya’,” ucap dr. Aisah Dahlan, CHt.

“Lalu dari situ naik lagi, ‘kalau ada yang ngasih kertas bergambar-gambar terus orang itu suruh robek sedikit-sedikit dan menyuruhmu taruh di langit-langit mulu atau di sekitar bola mata, itu narkoba, kamu menghindar ya, atau kamu bilang ke guru yang ada di sekolah’,” lanjutnya.

Pengenalan segala jenis bahaya narkoba ini juga semakin ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Orangtua bisa mengenalkan sabu, kokain, heroin, ganja, dan jenis lainnya, sekaligus bahayanya.

Orang tua pun dapat mengedukasi anak melalui foto-foto berbagai macam narkoba. Sehingga, informasi yang ia terima semakin banyak, dari audio dan visual. Hal tersebut membuat gambaran mengenai narkoba semakin jelas dan anak bisa menghindarinya.

Namun, ketika anak susah diberitahu, orang tua dapat mengajak mereka menghadir seminar yang menarik. “Orang tua bisa mencari dan mengikuti seminar bahaya narkoba bersama sang anak. Supaya dia benar-benar mendapat informasinya secara langsung, dari pakarnya,” kata dr. Aisah Dahlan, CHt.

Cara mengetahui anak menggunakan narkoba

Untuk mendeteksi apakah seorang anak mengonsumsi narkoba, orang tua harus mengetahui bagaimana ciri-ciri orang yang mengonsumsi narkoba.

Ciri-ciri orang memakai narkoba berbeda-beda, tergantung dengan jenis narkoba yang dikonsumsi.

Menurut dr.Aisah Dahlan, ciri-ciri paling umum untuk megetahui anak menggunakan narkoba yaitu berat badan menurun, perilaku yang biasanya santun ke orang tua menjadi kasar, atau meminta uang terus-terusan dan tak pernah merasa cukup, serta mulai terjadi hilang barang. Perhatikan apakah ada hal menyimpang yang dilakukan oleh anak.

Jika orang tua tak mengetahui ciri-cirinya, maka ketika anak menggunakan narkoba orang tua tidak akan tahu.

Beberapa anggota di Yayasan Sahabat Rekan Sebaya bercerita, bahwa orangtuanya baru tahu ia mengenakan narkoba ketika setelah bertahun-tahun mereka memakainya.

Cara mengetahuinya pun beragam, mulai dari memergoki anaknya yang sedang mengonsumsi, melihat anaknya tiba-tiba pingsan karena kebanyakan mengonsumsi narkoba, hingga ketika anaknya ditangkap oleh pihak yang berwajib.

“Hal tersebut bertanda orang tua tak mengenali ciri-ciri orang menggunakan narkoba sehingga setelah bertahun-tahun mereka baru mengetahui. Itupun karena ketangkap, ketahuan, atau ada yang lapor,” kata dr. Aisah.

Penanggulangan penggunaan narkoba pada anak

Ketika mengetahui buah hati mengenakan narkoba, orangtua pasti akan kaget. Namun, jangan sampai langsung memarahi menghakimi anak.

"Ketika orangtua tahu perubahan pada anak yang menjurus penyalahgunaan narkoba, langsung perhatikan terus. Lalu panggil dia dan ajak ngobrol, ‘Kenapa kamu mukanya kuyu banget? matamu hitam, ada apa sih, nak? Coba kamu jujur deh, ibu bisa bantu’,”

“Walaupun ketika diajak ngobrol pertama kali sang anak tidak langsung jujur, paling tidak ia akan berpikir bahwa orang tuanya sudah mulai tau, tetapi mereka mau membantu. Dari situ ia akan menimbang-nimbang, kasih tau tidak kasih tahu tidak,”

Orangtua dapat terus memberikan perhatian sekaligus bertanya, agar pada akhirnya anak akan jujur.

Kekita anak sudah mulai terbuka dan jujur, orangtua dan anak dapat mendiskusikan langkah selanjutnya, seperti pemilihan tempat untuk rehabilitasi.

Hal tersebut lebih baik dibandingkan dengan langsung memarahi anak. Sebab, bisa saja setelah dimarahi ia akan kabur dari rumah dan mencari tempat lain di luar sana yang mungkin saja lingkungannya justru semakin menjerumuskannya. (Devi Ari Rahmadhani)

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/30/102339720/kenalkan-bahaya-narkoba-pada-anak-sejak-dini

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com