Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Mengambil Cuti Kerja di Masa Karantina

KOMPAS.com - Di saat pandemi Covid-19 telah membuat kita harus bekerja dari rumah (work from home), mengambil cuti atau libur barangkali tidak menjadi prioritas.

Namun, para ahli mengatakan, jika kita tidak mengambil cuti sama sekali, produktivitas kerja akan terganggu.

"Saat Sir Isaac Newton mengemukakan teori gravitasi yang bekerja dari jarak jauh selama Wabah Besar London, ia juga tidak memiliki orang yang menghubunginya selama 24 jam dan 7 hari di Zoom, WhatsApp, dan email."

Demikian kata Anna Whitehouse, pendiri Flex Appeal, kampanye yang mendorong kerja fleksibel.

Tidak ada yang bisa bekerja tanpa henti dan menjadi produktif, terutama dalam konteks pandemi global, kata Whitehouse.

"Kita perlu berhenti sejenak."

Ia menambahkan, meski bukan untuk liburan di luar negeri seperti yang kita harapkan, waktu istirahat sangat penting, bukan hanya sekadar menyenangkan untuk dimiliki.

Kekhawatiran akan posisi mereka di tempat kerja bisa juga membuat beberapa orang menahan diri untuk mengambil cuti.

Seperti yang kita tahu, virus corona --yang saat ini telah menginfeksi hampir 2,5 juta orang di seluruh dunia-- telah memaksa banyak perusahaan menutup kantor di masa lockdown.

Kondisi finansial yang ketat telah mengakibatkan pemotongan gaji dan sejumlah orang kehilangan pekerjaan mereka.

Oleh karena itu, meminta cuti terlihat berlebihan, ketika taruhannya lebih tinggi untuk tampil secara profesional dan istirahat tidak tampak sebagai prioritas.

Situs pencari kerja di Inggris, Totaljobs, mendapati hampir seperempat pekerja berjuang untuk mendapatkan waktu libur, karena mereka anggap pekerjaan lebih penting.

Hasil ini diperoleh dari jajak pendapat 7.135 pekerja Inggris pada tahun 2017.

Jajak pendapat juga menemukan, lebih dari separuh pekerja mengatakan bahwa mereka harus mengambil cuti pada waktu tertentu yang disetujui atasan mereka.

Ellie Green, pakar pekerjaan di Totaljobs menyebut, berurusan dengan tekanan baru di masa luar biasa ini berarti kita merawat masalah kesejahteraan mental lebih dari waktu sebelumnya.

"Jika itu berarti menghabiskan sebagian dari jatah liburan kita dan bersantai atau melakukan sesuatu yang kita nikmati di rumah, kita bisa," katanya.


Kelelahan bekerja dan pemulihan

Liburan dan waktu melepaskan diri dari pekerjaan di akhir pekan sangat penting bagi kita untuk mempertahankan kinerja, produktivitas, kreativitas, dan mencegah kejenuhan, kata Simmy Grover, pengajar psikologi organisasi di University College London.

"Kita tidak dapat menghadapi periode stres terus-menerus tanpa kelelahan kecuali jika kita pulih," kata Grover.

Ia menambahkan, meskipun saat ini orang-orang bekerja dengan suasana rumah karena lockdown, tetap penting untuk mengambil jeda sejenak dari pekerjaan.

Dia juga menekankan pentingnya melepaskan pekerjaan secara mental pada hari libur, termasuk akhir pekan, guna memastikan kita sungguh-sungguh telah beristirahat sebelum kembali bekerja.

Grover mengutip sebuah studi tentang guru sekolah yang menemukan, mereka yang kelelahan mengalami perasaan stres di malam hari dan akhir pekan.

Pendiri situs berita The Huffington Post, Arianna Huffington, membuat poin serupa dalam unggahan di blog untuk Thrive Global, perusahaan teknologi miliknya yang bertujuan mendukung individu yang berjuang dengan stres dan burnout.

"Atlet adalah pihak yang pertama mengakui pemulihan menjadi bagian penting dari performa puncak. Prinsip yang sama berlaku untuk semua orang," katanya.

"Ketika kita merawat diri, kita melihat manfaat bagi kesehatan fisik, mental, kinerja, dan produktivitas kita." Huffington.

"Saat kita tidak melakukannya, kita kehilangan inovasi, kreativitas, ketahanan, empati, pengambilan keputusan, dan pembangunan tim saat kita kehabisan tenaga."

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/23/071500020/pentingnya-mengambil-cuti-kerja-di-masa-karantina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke