Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penggunaan Kontrasepsi Turun Drastis Selama Pandemi

KOMPAS.com – Penggunaan alat kontrasepsi turun sampai 47 persen selama pandemi. Kondisi itu dapat membuat angka kehamilan yang tidak direncanakan meningkat sehingga terjadi ledakan penduduk.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKN) menyebut, dibanding tahun 2019, terjadi penurunan lebih dari satu juta layanan Keluarga Berencana (KB) selama Januari – April 2020.

Itu sebabnya, masa normal baru setelah meredanya pandemi seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali pelayanan KB.

“Pemerintah sudah berkomitmen menggencarkan kembali program KB untuk menurunkan angka kelahiran sehingga penduduk Indonesia tumbuh seimbang. Namun, selama pandemi kita melihat penurunan partisipasi KB cukup besar,” kata Kepala BKKBN, dr.Hasto Wardoyo Sp.OG (K) dalam acara webinar “Urgensi Pelayanan KB pada Masa New Normal” (9/6).

Pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pelaksanaan program KB yang selama ini mengandalkan kegiatan tatap muka dalam sosialisasi, penyuluhan, dan pemberian layanan kontrasepsi.

Selama masa pandemi muncul kekhawatiran masyarakat untuk mengakses pelayanan KB di klinik bidan atau dokter.

Banyak dokter dan bidan yang menutup kliniknya karena tak memiliki perlengkapan memadai untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk ber-KB secara mandiri selama masa pandemi pun masih rendah.

Diperkirakan akan terjadi peningkatan kehamilan yang tidak direncanakan sampai 15 persen pada 2021.

“Kondisi ini akan menimbulkan masalah bagi keluarga di tengah situasi ekonomi yang sedang lesu dan tantangan bagi pemerintah dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk,” kata Hasto.

Assistant Representative UNFPA Dr. dr. Melania Hidayati, MPH, mengemukakan dampak COVID-19 terhadap akses alat kontrasepsi terjadi di seluruh dunia.

“Estimasi kami, jika lockdown berlangsung 6 bulan, 47 juta perempuan terancam tidak mendapat akses kontrasepsi modern. Selain itu, jika lockdown terjadi 6 bulan dan ada gangguan layanan alat kontrasepsi, diperkirakan ada tambahan 7 juta angka kehamilan tidak direncanakan”, katanya.

Platform digital

DKT Indonesia sebagai salah satu organisasi KB di Indonesia, telah meluncurkan beberapa program untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi di Indonesia, antara lain meningkatkan pasokan alat kontrasepsi mudah dijangkau dan tersedia di berbagai channel.

Menurut Head of Strategic Planning DKT Indonesia, Aditya A.Putra, peningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan kehamilan juga dilakukan melalui platform digital dan layanan konsultasi KB yaitu @HaloDKT untuk masyarakat umum dan @BeraniBerencana yang ditujukan untuk anak muda.

“Lewat layanan konsultasi @HaloDKT yang di handle oleh bidan dan dokter, DKT Indonesia menerima lebih dari 1.000 pertanyaan konsultasi terkait dengan kontrasepsi setiap bulannya, jumlah ini naik 40 persen daripada sebelum pandemi rata-rata 600 konsultasi,” kata Aditya.

Sedangkan melalui platform edukasi kesehatan reproduksi anak muda @BeraniBerencana, rata-rata ada 100 pertanyaan per bulan terkait dengan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi seperti menstruasi, cara menjaga kebersihan organ reproduksi, hingga pertanyaan tentang infeksi menular seksual.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/06/12/203738420/penggunaan-kontrasepsi-turun-drastis-selama-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke