Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Menjaga Kesehatan Bayi dari Infeksi Virus dan Bakteri?

KOMPAS.com - Setelah melewati proses melahirkan, sebagai ibu tentu ingin selalu berusaha menenangkan tangisan bayi dan menikmati senyuman pertamanya.

Ibu menyadari, bahwa bayi membutuhkan orangtuanya untuk mengurus semua hal terkait dirinya. Karena itulah, ibu juga ingin selalu melindungi bayinya dari berbagai hal.

Tapi bagaimana melindungi sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir yang masih lemah dari flu dan penyakit lainnya?

Menurut Camille Sabella, MD, Direktur Pusat Penyakit Menular Anak di Cleveland Clinic Children, sangat penting bagi orangtua untuk mengetahui hal tersebut, terutama pada minggu-minggu awal kehidupan bayi.

“Sistem kekebalan bayi belum matang hingga sekitar 2 sampai 3 bulan,” kata Dr. Sabella.

“Dalam beberapa bulan pertama, sistem kekebalan tubuh - terutama kekebalan yang diperantarai sel - menjadi lebih berkembang. Ini sangat penting dalam membantu tubuh anak melawan virus. ”

Ini berarti bahwa sistem kekebalan bayi berusia 2 minggu tidak dapat melawan virus atau bakteri, seperti halnya bayi berusia 3 bulan.

“Kabar baiknya, sistem kekebalan ibu terus melindungi bayinya dengan antibodi yang dibagikan melalui plasenta segera setelah lahir. Antibodi itu tetap aktif selama beberapa minggu pertama kehidupan bayi,” kata Dr. Sabella.

Antibodi ini menawarkan perlindungan dari bakteri dan virus. Selain itu menyusui juga meningkatkan kekebalan tubuh bayi.

Kapan harus ke dokter?

Ada banyak cara untuk membantu mengurangi risiko bayi sakit.

Sebagai permulaan, ketahui kapan kamu benar-benar harus menghubungi dokter. Jika bayi mengalami salah satu dari tanda-tanda berikut:

- Sulit bernafas.

- Kulit kebiruan atau warna bibir.

- Dehidrasi.

- Demam.

- Lesu atau gagal bangun.


Waspadai virus yang bisa menyerang

Perlu diingat bahwa bayi baru lahir rentan terhadap virus. Berikut adalah beberapa yang harus diperhatikan:

1. Virus Perut

“Virus gastrointestinal dapat menimbulkan masalah signifikan pada bayi. Virus ini dapat menyebabkan dehidrasi akibat diare,” kata Dr. Sabella.

Selain itu, virus ini juga dapat dengan cepat menyebar ke aliran darah jika mereka menyerang selama bulan pertama kehidupan bayi.

Jika tak segera diatasi, infeksi semacam itu berisiko menyebabkan kerusakan hati, meningitis, ensefalitis dan peradangan jantung.

2. Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Bayi di bawah 6 bulan yang mendapatkan virus ini seringkali harus dirawat di rumah sakit. Virus ini dapat menyebabkan bronchiolitis, suatu kondisi dimana saluran udara kecil di paru-paru membengkak, menghalangi aliran udara dan tersisi dengan lendir. RSV juga bisa menyebabkan pneumonia.

3. Virus Flu

Virus flu akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk pada bayi dibandingkan pada anak-anak yang berusia lebih tua dan orang dewasa.

“Meskipun ada potensi pengobatan virus flu, seringkali virus flu pada bayi dapat berubah menjadi pneumonia atau apnea,” kata Dr. Sabella.

Cara mengurangi risiko sakit pada bayi

Dikatakan dr. Sabella, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi bayi selama beberapa bulan pertama kehidupannya.

1. Batasi paparan luar

Bukan berarti harus ‘menyimpan’ bayi terus-menerus di dalam rumah selama 6 bulan. Tetapi, cobalah untuk membatasi kontak dengan orang lain. Minta setiap pengunjung mencuci tangan dan tidak mencium bayi.

“Dua bulan pertama kehidupan, kami benar-benar menganggap sebagai waktu yang sakral untuk mencoba membatasi paparan sebanyak mungkin, karena bayi bisa mendapatkan virus dari orang-orang yang bahkan tidak menyadari bahwa mereka membawa virus yang bisa menular,” katanya.

2. Waspadai demam

Sulit bagi dokter untuk langsung menentukan apakah bayi sakit karena virus atau bakteri. Para doketr biasanya akan sangat hati-hati dalam hal ini.

“Jika bayi demam hingga 38 derajat celcius atau lebih tinggi segera bawa bayi menemui dokter anak,” kata Dr. Sabella.

"Kemampuan kami untuk membedakan antara virus dan infeksi bakteri tak bisa diputuskan di depan," katanya.

"Kami seringkali harus melakukan beberapa pemeriksaan dan memberikan obat untuk mengesampingkan skenario terburuk."

3. Menjaga kelengkapan vaksin

“Menjaga bayi dengan tidak pernah melewatkan vaksin sangat penting,” kata Dr. Sabella.

Misalnya, vaksin batuk rejan (pertusis) yang tidak boleh dilewatkan. Penyakit ini mengancam jiwa seorang anak di bawah usia 6 bulan. Bayi harus menerima vaksin pertama kali dalam 2 bulan pertama kehidupannya.

Selain itu, vaksin Hib dan Prevnar melindungi bayi dari infeksi aliran darah dan meningitis.

Dan jika kamu seorang wanita yang membaca ini sebelum melahirkan, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin flu.

Vaksin flu tidak diberikan kepada bayi. Tetapi vaksinasi untuk ibu selama kehamilan juga akan melindungi bayi.

Memahami, mengambil tindakan pencegahan yang masuk akal, dan berkonsultasi dengan dokter sesuai kebutuhan dapat membantu melindungi bayi yang baru lahir.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/03/235821520/bagaimana-menjaga-kesehatan-bayi-dari-infeksi-virus-dan-bakteri

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com