Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Langkah Menjadi Ayah yang Lebih Baik

KOMPAS.com – Menjadi orangtua bukanlah hal mudah. Setiap harinya ayah dan ibu akan terus belajar untuk menjadi orangtua yang baik.

Hal ini disadari oleh penulis blog Zen Habbits, Leo Babauta. Ia mengakui, di awal-awal menjadi ayah, banyak konflik yang ditemuinya.

Namun seiring berjalannya waktu, dia mulai memahami apa yang harus dilakukan untuk menjalani peran sebagai ayah.

Babauta berbagi tips dalam blognya tentang cara menjadi ayah yang lebih baik berdasarkan pengalaman lebih dari 21 tahun.

Satu hal yang ia garis bawahi, menjadi seorang ayah bukan berarti membentuk anak yang sempurna sesuai dengan keinginan.

Menjadi ayah berarti berusaha untuk membuat anak tetap hidup dan merasa dicintai apa pun kondisinya.

Berikut enam langkah untuk menjadi ayah yang lebih baik.

1. Mencintai

Pekerjaan utama seorang ayah adalah mencintai anaknya dan berusaha untuk selalu ada bagi mereka. Kedua hal ini sangat penting dibanding tugas lainnya seperti melindungi, memberi makan, atau mungkin mengganti popok.

Babauta mengatakan, tidak sulit untuk menjaga seorang anak tetap hidup hingga dewasa. Semua bisa dilakukan dengan usaha yang gigih.

“Hal terpenting adalah memastikan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang disayangi. Ini sulit karena ayah merasa punya hak untuk membentuk anaknya sesuai keinginannya.”

“Pada gilirannya, hal itu malah menghilangkan tugas utama seorang ayah yaitu mencintai,” kata Babauta.

Jika anak merasa dicintai dan ayahnya selalu ada, maka itu tanda keberhasilan seorang ayah.

2. Memberi teladan

Setiap ayah tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik. Namun keinginan itu hanya akan terwujud jika ayah memberi teladan.

Jangan berharap anak akan penuh kasih apabila ayah memiliki kebiasaan marah dan berteriak. Jangan juga berharap anak belajar dari kesalahan jika yang dilakukan ayah hanyalah memberi hukuman.

Sebaliknya, jika ayah ingin anak tumbuh dengan sehat, maka ia harus memberi contoh dengan berolahraga dan makan makanan sehat. Begitu juga dengan hal-hal lainnya.

Contoh, jika ingin anak belajar hal baru dengan membaca dan tidak terlalu banyak bermain game, maka ayah juga harus membatasi diri bermain ponsel maupun gawai lainnya.

3. Beri pelukan saat anak berbuat salah

Ayah cenderung memarahi dan memberi hukuman kepada anak jika melakukan kesalahan. Hal itu dianggap membuat anak bisa belajar dari kesalahan.

Tapi banyak ayah lupa, tidak ada orang yang terlepas dari kesalahan. Bahkan orang dewasa pun masih bisa melakukan kesalahan.

Oleh karenanya, daripada memarahi dan memberi hukuman, lebih baik saat anak berbuat kesalahan atau berperilaku buruk, ayah memberikan pengertian.

Empati sangat penting untuk membentuk kepribadian anak. Ayah bisa menempatkan diri dengan cara menunjukkan kasih sayang seperti memberi pelukan, teladan berperilaku baik, dan ajak anak untuk berdiskusi.

Ayah bisa membicarakan masalah dengan anak dan buat mereka memahami alasan perilakunya salah. Ajari pula anak untuk berempati dengan orang yang mungkin telah disakiti.

4. Berikan kepercayaan

Beberapa ayah mungkin tidak ingin melihat anaknya gagal sehingga selalu ingin memberikan bantuan. Tapi ini adalah cara yang salah.

Biarkan anak mengambil risiko dan mengalami kegagalan. Selain itu, ayah juga harus bisa menunjukkan kepada anak tidak masalah untuk mengalami kegagalan dan mengambil risiko.

Reaksi ayah terhadap kegagalan anak lebih penting daripada kegagalan itu sendiri. Ayah harus menunjukkan kegagalan adalah hal wajar, dan dari kegagalan seseorang bisa mempelajari sesuatu yang berharga.

Ayah harus memberikan kepercayaan agar anak bisa percaya diri terhadap kemampuannya. Anak mungkin akan menemukan banyak kegagalan, tapi hal itu membuat mereka belajar semua akan baik-baik saja pada akhirnya.

5. Biarkan anak tumbuh sesuai keinginan

Ayah tidak bisa mengontrol hidup anak sepenuhnya. Mungkin ayah berpikir apa yang dikerjakan anak adalah hal sepele dan sebenarnya bisa ditingkatkan.

“Tetapi itu pikiran ayah, bukan anak. Biarkan anak mengekspresikan diri dengan caranya sendiri dan memikirkan apa yang dianggapnya baik,” kata Babauta.

Biarkan anak membuat pilihan, kesalahan, mengatasi kebutuhan emosional sendiri, dan menjadi mandiri sedini mungkin.

6. Habiskan waktu bersama

Menghabiskan waktu bersama seperti main bola, jalan keliling sambil berbicara, buat kue, mendengarkan musik, dan lain sebagainya bisa memberikan manfaat untuk hubungan ayah dan anak.

Kebersamaan yang dimiliki anak dengan ayah adalah keajaiban. Terlebih seiring berjalannya waktu anak akan bertumbuh dan mungkin saja mulai jauh dari keluarga.

Jadi kebersamaan itu sangatlah penting. Usahakan untuk terus bersama anak hingga mungkin mereka merasa tak membutuhkan ayah. Walaupun itu kecil sekali kemungkinannya.

Tapi ingat, ayah juga jangan mengharapkan pamrih atas apa yang diberikan kepada anak. Sebab anak memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan rasa terima kasih.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/12/172033820/6-langkah-menjadi-ayah-yang-lebih-baik

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com