Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Alasan Anak Tidak Mau Mendengarkan Kita dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, kita tentu pernah melewati momen dimana kita meminta anak melakukan sesuatu, namun mereka tidak menurut dan menolak untuk mematuhinya.

Kadang-kadang anak-anak menolak untuk mendengarkan ketika diberi perintah oleh orang tua.

Ini bisa membuat kita frustasi dan bahkan bisa membuat kita emosi sehingga berperilaku buruk terhadap anak, seperti membentak atau berbicara dengan nada tinggi.

Sebenarnya, ada beberapa alasan yang mudah dipahami terkait mengapa anak tidak mendengarkan instruksi kita.

Selain itu, beberapa tips juga bisa dicoba untuk mengatasi hal ini. Berikut alasan mengapa anak tak mau mendengarkan orangtua dan cara mengatasinya.

1. Kita terlalu banyak memberi perintah atau instruksi

Sebagai orangtua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak. Namun, jika kita terlalu banyak memberi perintah, peringatan atau instruksi, anak bisa saja menganggap kita sedang tidak serius.

Karena, jika terlalu sering, peringatan itu hanya akan dianggap seperti angin lalu di telinga si kecil. Mereka sudah mendengarnya, mereka tahu, tapi mereka tidak menurut, dan terus melakukannya.

Untuk itu, ada baiknya memberikan dua peringatan sebelum mereka menghadapi sebuah konsekuensi, seperti dengan menghitung 1, 2, 3.

Kebanyakan anak akan menurut karena tahu, bahwa di peringatan ketiga mereka akan menghadapi masalah. Entah itu hukuman atau konsekuensi lainnya.

Bila kamu ingin anak benar-benar memperhatikan apa yang kamu katakan, kurangi jumlah peringatan yang diberikan dan mereka akan menanggapi kata-katamu dengan lebih serius.

2. Konsekuensi yang tidak dijalankan

Berbicara tentang konsekuensi, jika kita tidak menerapkan ancaman konsekuensi ke tindakan yang sebenarnya, hal ini tidak akan ada artinya bagi si kecil.

Misalnya kita mengancam akan melarang anak bermain game jika mereka tidak mau belajar. Namun ternyara hukuman tersebut tidak diterapkan walau mereka tidak belajar.

Akibatnya mereka akan terus melakukan hal yang dilarang, karena tahu tidak ada konsekuensi atau akibat yang ditimbulkan.

Ketika konsekuensi diterapkan dan diterapkan secara adil (harus dalam konteks dan usia yang sesuai), anak akan segera belajar mengenai aturan.

Karena jika tidak, mereka akan menghadapi konsekuensi yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, seperti tidak diizinkan bermain permainan kesukaan, atau tidak mendapatkan jatah makanan manis favoritnya.

3. Instruksi terlalu panjang

Memberikan instruksi yang terlalu panjang akan membuat anak bingung dan enggan menuruti. Sebaliknya, instruksi yang singkat akan membuat mereka mudah memahaminya.

Jika memang instruksi yang ingin disampaikan cukup panjang, sampaikannya secara bertahap pada anak.

Psych Central mengingatkan para ibu untuk menjaga instruksinya tetap singkat, manis, dan tepat sasaran, dan menghilangkan semua hal yang tidak perlu.

Dengan instruksi yang singkat, anak akan mudah memahaminya dan menurutinya.

4. Ubah ekspektasi

Healthyway menyarankan bahwa terkadang kita meminta terlalu banyak kepada anak-anak, dan itu bukan permintaan yang adil.

Misalnya, penting untuk dicatat bahwa anak-anak cenderung lebih lelah menjelang penghujung hari, dan oleh karena itu, mereka kurang mampu mengikuti instruksi dengan cara yang jelas dan ringkas.

Mereka mungkin tidak dapat sepenuhnya terlibat dalam apa yang kamu minta dari mereka jika mereka lelah. Untuk itu, lihatlah waktu memberikan instruksi.

5. Orangtua tidak bisa mengendalikan emosi

Saat anak-anak tidak menurut, orangtua mungkin akan marah dan kehilangan kesabaran. Hal ini justru membuat anak semakin tidak patuh.

Ingatlah untuk selalu mengendalikan emosi. Jika sudah mulai hilang kesabaran, alihkan dengan mengerjakan hal lain.

Jika sudah mereda, kembalilah ke hadapan anak-anak, dan kembali coba bicara dengan mereka. Tetap tenang dan berikan contoh yang baik.

6. Anak hanya tidak ingin mendengarkan

Mungkin saja anak-anak tidak mendengarkan karena mereka tidak mau. Terkadang alasannya memang sesederhana itu.

Mereka tidak ingin melakukan apa yang diminta. Ini adalah reaksi yang normal yang dimiliki setiap anak.

Misalnya, saat bermain video game, bagaimana bisa kita berharap mereka akan berhenti dan melakukan hal lain? Tentu saja, mereka tidak ingin berhenti.

Untuk itu, kita harus membuat kesepatan tentang kapan waktunya dan berapa lama sebaiknya anak bermain game.

7. Ganti nadamu, agar mereka mau mendengarkan

Berbicara dengan nada tinggi pada anak-anak atau meneriakkan perintah pada mereka kemungkinan besar tidak akan membuatnya senang.

Ketika diucapkan dengan hormat dan dengan perasaan empati, seorang anak lebih cenderung bekerja sama dengan instruksi.

Misalnya, "Bersihkan mainanmu; mama sudah bilang ya!” cenderung kurang memberikan hasil yang positif jika dibandingkan dengan; "Aku tahu kamu tidak ingin tidur sekarang, tapi sudah larut dan kamu lelah. Tolong bersihkan mainanmu, dan aku akan naik ke tempat tidur denganmu."

8. Langkah mundur dan pertimbangkan kembali

Ambil langkah mundur dan cari tahu apakah ini benar-benar permintaan yang kita inginkan untuk dituruti oleh anak-anak. Terkadang, yang terbaik untuk semua orang adalah jika kita membiarkan semuanya berlalu.

Jika anak mengalami hari yang berat atau telah mengalami tantangan dan frustrasi, menambahkan banyak perintah atau instruksi mungkin terasa terlalu berat untuk mereka tangani.

Cari tahu di juga apa yang kamu rasakan sebagai orangtua. Jika kesabaranmu sudah habis, lebih baik tunda saja memberi perintah pada anak dan coba lain kali.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/17/120312220/8-alasan-anak-tidak-mau-mendengarkan-kita-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com