Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Cukur Rambut Kemaluan, Ketahui 7 Alasan Berikut

Bahkan, beberapa jasa pencukuran atau penghilangan bulu kemaluan (waxing) juga sudah banyak tersedia.

Sebuah studi yang diterbikan JAMA Dermatology pada Oktober 2016 mengungkapkan bahwa motivasi para perempuan mencukur rambut kemaluan adalah alasan higienitas.

Padahal, menurut spesialis obstetri dan ginekologi dari UCSF Medical Center, Tami Rowen, MD, rambut kemaluan yang lebat adalah hal normal dan sebaiknya tidak dihilangkan.

Mengapa demikian? Berikut ulasannya:
1. Melindungi area kewanitaan

Rambut kemaluan dianugerahkan untuk kita agar dapat melindungi area kewanitaan.

Associate profesor ilmu kebidanan, ginekologi, dan reproduksi dari Fakultas Kedokteran Icahn di Gunung Sinai, Mamta Mamik, MD menjelaskan, rambut kemaluan memberikan bantalan terhadap gesekan yang dapat menyebabkan cedera kulit, mencegah kotoran serta bakteri memasuki vagina.

"Rambut kemaluan juga dapat membantu menyebarkan feromon (bahan kimia yang dikeluarkan tubuh untuk menarik pasangan) dan mengurangi kehilangan panas dari tubuh," katanya, seperti dilansir SELF.

2. Rambut kemaluan adalah sesuatu yang higienis
Ini bertolak belakang dengan anggapan banyak perempuan yang menilai rambut kemaluan lebat adalah sesuatu yang tidak higienis.

Banyak perempuan khawatir rambut kemaluan yang lebat akan menimbulkan bau di sekitar area kemaluan.

Padahal, bau muncul ketika kulit mengeluarkan keringat dan menyatu bersama feromon dan bakteri kemudian rambut kemaluan menangkap bau tersebut.

Menurut dokter kandungan dari Ohio State Wexner Medical Center, Michael Cackovic, MD, mengatakan, yang kita cium adalah bakteri yang bercampur dengan keringat dan minyak.

"Selama Anda sering mandi dan menjaga kebersihan, rambut kemaluan bukanlah sesuatu yang tidak higienis," kata dia.

3. Melindungi dari IMS
Memang mungkin belum ada penelitian khusus tentang ini.

Namun, Rowen mengatakan bahwa secara teori, jika seseorang memiliki area kulit yang sedikit terekspos, potensi gesekan antar-kulit dan menyebabkan Infeksi Menular Seksual (IMS) akan lebih minimal.

Sementara area kewanitaan yang bersih dari rambut kemaluan berpotensi menjadi tempat bernaung kutu kemaluan.

4. Melindungi jaringan internal yang halus
Rambut kemaluan jelas dapat melindungi kulit luar area kemaluan yang cukup sensitif serta bisa mengalami gatal dan iritasi akibat gesekan dengan bahan celana.

Namun, tak hanya itu. Rambut kemaluan yang dibiarkan tak terpangkas atau di-waxing juga bisa membantu melindungi jaringan di dalamnya.

Bagi perempuan dengan labia bagian dalam sedikit lebih terbuka, rambut kemaluan menjadi garis pertahanan peertama terhadap serangan dari luar yang dapat menyebabkan gatal, iritasi dan infeksi.

5. Pencukuran atau waxing bisa sebabkan infeksi dan iritasi
Para dokter menemui pasien yang mengalami folikulitis (radang folikel rambut), abses, laserasi, iritasi, dan bahkan infeksi akibat perawatan untuk menghilangkan rambut kemaluan.

Cackovic, misalnya, menemukan setiap harinya ada saja pasien yang datang dengan keluhan tersebut dan khawatir benjolan atau iritasi ringan di area kemaluan mereka adalah tanda IMS.

Padahal, benjolan tersebut sebenarnya hanyalah akibat dari luka kecil yang menjadi infeksi atau radang.

"Itu adalah area yang sangat sensitif dan Anda berisiko tinggi merusak jaringan yang sangat penting di area tersebut (dengan melakukan penghilangan rambut kemaluan)," ujarnya.

Cackovic tidak merekomendasikan waxing atau laser. Selain karena rasanya mungkin menyakitkan, biayanya juga tinggi dan banyak perempuan yang mengalamin folikulitis parah akibat waxing.

Selain itu, perempuan yang melakukan perawatan tersebut juga berpotensi mengalami luka bakar dan iritasi kulit ringan lainnya.

Sementara laser dapat menyebabkan luka bakar dan biayanya juga tidak murah.

6. Menipis seiring bertambahnya usia
Menurut ahli bedah ginekologi invasif dan minimal dari Baylor University Medical Center di Dallas, Jessiac Shepherd, MD, rambut kemaluan biasanya tumbuh dengan kecepatan tetap, rata-rata 0,5 milimeter setiap harinya.

Namun, tahukah Anda bahwa seiring bertambahnya usia, sama seperti pertumbuhan rambut di area tubuh lainnya, rambut kemaluan juga akan semakin menipis setiap tahap hormonal berbeda dalam hidup kita.

"Seperti dengan bertambahnya usia dan menopause," katanya, seperti dilansir Health.

Selain itu, kondisi medis dan obat-obatan tertentu juga dapat membuat rambut kemaluan menipis.

7. Tak perlu mencukur habis
Jika Anda merasa sangat tidak nyaman dengan rambut kemaluan yang lebat, Cackovic mengatakan Anda masih bisa mempertahankan jumlah rambut yang cukup dengan tetap menghindari risiko luka bakar.

Jika memang Anda ingin bercukur, ia menyarankan untuk menggunakan pisau cukur listrik, seperti yang digunakan laki-laki untuk mencukur janggut.

Itu dilakukan agar Anda tidak memotong kulit sendiri ketika hendak mencukur rambut kemaluan.

Meski begitu, Cackovic tetap menganjurkan untuk tidak mencukurnya.

Selain itu, untuk mencegah luka bakar, benjolan, jerawat, atau iritasi lainnya pada kulit dan folikel rambut akibat tindakan pencukuran, disarankan untuk selalu menggunakan pisau cukur baru setiap sesi pencukuran.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/13/214800520/jangan-cukur-rambut-kemaluan-ketahui-7-alasan-berikut

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com