Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Langkah Ajari "Body Positivity" pada Anak sejak Usia Dini

Menurut konselor profesional Kerry Heath, LPC-S, NCC, CEDS-S, anak yang tidak percaya diri dengan tubuhnya berisiko lebih tinggi mengalami gangguan makan, suasana hati, dan kecemasan.

Jadi, orangtua perlu mengajari nilai-nilai body positivity kepada anak sejak dini. Body positivity adalah pola pikir positif terhadap bentuk tubuh.

Dengan begitu, anak memiliki kesadaran jika semua bentuk tubuh dapat diterima. Selain itu, anak juga menjadi percaya diri dengan tubuhnya.

Penelitian menunjukkan, anak-anak mulai berbicara tentang tubuhnya sejak usia lima tahun. Di waktu inilah orangtua bisa mulai menjelaskan body positivity.

Berikut cara-cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membahas body positivity dengan anak.

1. Ajari mengenali tubuh

Dorong anak untuk mengenal tubuhnya. Orangtua bisa memberi tahu anggota tubuh seperti tangan, kaki, jari tangan, jari kaki, hidung, dan mata bahkan sejak anak berusia enam bulan.

"Pada usia satu tahun, pemahaman dasar tentang tubuh mulai muncul pada anak. Orangtua harus mendorong anaknya untuk menunjuk dan menyebutkan beberapa bagian tubuh."

Demikian yang dikatakan dokter anak dan keluarga Natalie Geary, MD kepada Parents.

Kemudian, seiring bertambahnya usia anak, orangtua bisa meminta anak berdiri di depan cermin sambil memegang anggoga tubuh tertentu dan mengatakan hal-hal positif.

Misalnya ketika anak memegang telinga, orangtua dapat berkata, "Telingamu luar biasa, membantu kamu mendengar."

Selain itu, sebisa mungkin beri tahu anak nama yang tepat untuk menyebut alat kelamin.

Hindari menggunakan kata ganti yang malah membuat anak salah pengertian.

2. Fokus pada kesehatan

Mengajarkan body positivity harus lebih fokus terhadap kesehatan dan kebugaran daripada berat badan atau penampilan.

Alih-alih melarang anak mengonsumsi sesuatu yang bisa membuatnya kelebihan berat badan, lebih baik ajari anak tentang pola makan seimbang.

"Ajari juga anak semua kelompok makanan, cara mengatur porsi makanan, camilan, dan makanan penutup dengan tepat," kata Heath.

3. Dorong untuk aktif

Selain makanan, orangtua juga harus mengajari anaknya agar lebih aktif. Dorong anak untuk menemukan aktivitas fisik yang disukainya.

Ini membantu mengirimkan pesan bahwa olahraga itu menyenangkan. Dampaknya anak bisa melakukan latihan secara teratur dan nyaman dengan tubuhnya.

Hindari menyebut olahraga adalah cara untuk menurunkan berat badan. Sebab itu bisa membuat anak terpaksa melakukan olahraga.

4. Diskusikan tentang makanan sehat

Mengajarkan anak untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi bukan hal mudah. Daripada memaksanya, lebih baik ajak anak berdiskusi.

"Letakkan makanan bergizi di meja dan bicarakan mengapa makan sayuran dan buah-buahan itu penting," kata dokter anak Ilan Shapiro, MD.

Misalnya, orangtua bisa memberi tahu anak bahwa sayur dan buah memberi energi pada tubuh untuk bermain, memberikan, suasana hati yang baik, serta tubuh kuat dan sehat.

Gunakan istilah sederhana yang dapat dipahami anak-anak. Selain itu, atur makanan menjadi tiga kelompok yakni selalu, terkadang, dan jarang.

Kelompok selalu adalah makanan sehat dan bergizi yang perlu dikonsumsi setiap hari seperti protein, salad, dan sayuran.

Kemudian untuk kelompok terkadang adalah makanan-makanan yang bisa di-takeaway. Lalu kelompok jarang misalnya keripik, permen, donat, atau es krim.

"Jelaskan kelompok makanan jarang mungkin rasanya enak. Tetapi makanan itu tinggi gula atau lemak dan tidak sehat untuk tubuh," kata Dr. Shapiro.

5. Perbaiki kesalahan informasi

Anak sering kali terpapar informasi dan standar yang salah tentang tubuh serta kebiasaan sehat. Entah dari media maupun temannya.

Penting bagi orangtua untuk memeriksa dan mengoreksi informasi yang salah terkait makanan, olahraga, tubuh, dan orang lain.

Beri tahu anak-anak bahwa setiap orang tidak harus dinilai dari bentuk tubuhnya. Meski orang tersebut kelebihan atau kekurangan berat badan, memiliki cacat fisik, atau warna kulitnya berbeda.

"Ajari anak-anak jika semua tubuh itu baik, sehingga mereka tidak belajar menilai dirinya sendiri," kata Heath.

Kesalahan informasi bisa membuat anak memiliki harga diri yang buruk, depresi, dan gangguan makan karena merasa tidak memenuhi standar.

6. Berikan teladan

Hal terbaik yang dapat dilakukan orangtua untuk meningkatkan body positivity pada anak adalah mengajari dan memberi contoh.

"Penting bagi orangtua untuk menunjukkan kepada anaknya jika kita menghargai diri sendiri dan orang lain apa adanya, terlepas dari penampilan," kata Heath.

Jangan lupa, anak kecil meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Orangtua juga harus menjaga tutur katanya tentang tubuh dan penampilan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/15/113151420/6-langkah-ajari-body-positivity-pada-anak-sejak-usia-dini

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com