Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Bicara dengan Atasan soal Kelelahan dan Beban Kerja

Dan sekarang, sebagai dampak pandemi, ada begitu banyak penyebab stres baru.

Sebuah survei baru-baru ini menemukan, 41 persen pekerja merasa kelelahan karena faktor faktor unik.

Antara lain, persoalan bekerja jarak jauh, jam kerja yang lebih lama, tuntutan keluarga yang dirasa kurang pas, keamanan kerja yang terancam, dan ketakutan akan lingkungan kerja yang tidak aman.

Hal-hal tersebut memicu munculnya rasa sedih dan cemas yang kronis, kurangnya motivasi, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

Lebih dari itu, bagian terburuknya — 37 persen responden mengaku tidak melakukan apa pun untuk mengatasi perasaan ini.

Meskipun harus menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk memainkan peran penting dalam memerangi kelelahan karyawan, tapi sebagai karyawan, jangan menunggu atasan untuk bertindak.

Nah, berikut ini ada beberapa saran yang akan membantu kita mengatasi kelelahan terkait interaksi dengan atasan, dengan cara yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Jangan berpikir atasan sudah menyadarinya

Sekarang, karena kebanyakan orang bekerja dari jarak jauh, hal itu dapat menghalangi kemampuan atasan untuk memahami bahwa kita mengalami kelelahan.

Jadi, mulailah berpikir untuk mengomunikasikannya.

Secara khusus Rhiannon Staples, CMO dari Hibob, platform manajemen sumber daya manusia, memberikan pandangan terkait isu ini. 

"Manajer mungkin tidak mengetahui berapa banyak (beban dan pekerjaan) yang ada di 'piring' kita," kata dia. 

Dengan demikian, ada baiknya untuk berkomunikasi sehingga atasan dapat memetakannya dengan baik.

Harapannya kemudian, beban tersebut akan diatasi dengan sejumlah langkah, seperti mengalihkan beberapa tugas, mengalokasikan kembali penugasan, atau membantu kita dalam urusan strategi manajemen.

Dengan demikian, kita dapat mengelola beban kerja Anda dengan lebih efektif.

"Jika kamu tidak angkat bicara, mereka tidak akan bisa membantu," cetus Staples.

Dia menegaskan, bukan hal yang terlarang untuk menunjukkan kerentanan kepada atasan. "Jangan malu," kata dia.

Lagi pula, kata Staples, pemimpin yang kuat memahami bahwa kesejahteraan adalah prioritas dan berdampak pada hasil kerja.

"Jadi, pimpinan tentu ingin bekerja sama dengan anak buahnya untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi," sebut Staples.

Kamu bukan satu-satunya


Ingat, banyak manajer yang juga mengalami kelelahan. Dalam kebanyakan kasus, mereka akan berempati dengan situasi kita, dan memberikan saran agar kita kembali ke jalur yang benar.

Melakukan percakapan terbuka juga merupakan kesempatan untuk menetapkan norma baru dengan atasan.

Misalnya, terkait sikap transparan tentang keadaan pikiran atau mengatakan tidak ketika kita tidak memiliki waktu luang.

Jika membuka diri kepada atasan tampak terlalu menakutkan, mulailah dengan orang lain.

Buat koneksi virtual tetap dengan teman, kolega dekat, atau bahkan pelatih atau terapis.

Dari sana kita bisa berlatih untuk mengomunikasikan kekhawatiran dengan cara yang tidak terdengar seperti mengeluh atau menyalahkan.

Dan, di saat kita benar-benar melakukan pembahasan, jadwalkan saat kita sudah merasa tenang, bukan ketika letih.

Perjelas bahwa maksud pembicaraan ini adalah untuk meminta dukungan dan ingin membantu menemukan penyelesaian.

Bersiaplah dengan solusi


Staples juga menyarankan kita untuk mempersiapkan solusi ketika akan berbicara dengan atasan.

“Saat mendekati waktu percakapan, datanglah ke meja virtual dengan gagasan yang jelas tentang apa yang kita butuhkan, dan bagaimana manajer dapat mendukungnya," kata Staples.

“Kita yang mengenal diri kita lebih baik daripada siapa pun, jadi apakah itu tentang kesehatan mental, peralihan tugas, atau dukungan pada sebuah proyek, kita tidak hanya datang dengan masalah, tapi juga solusi."

Pikirkan tentang apa yang ingin diubah. Apakah kita memerlukan sumber daya tambahan atau lebih banyak waktu untuk fokus pada proyek tingkat tinggi?

Apakah kita bertujuan untuk mengomunikasikan hambatan atau menyelaraskan dengan harapan? Jadi, mulailah dengan tujuan tertentu untuk pertemuan ini.

Ingatlah untuk memfokuskan percakapan tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada tim.

Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan bagaimana kelelahan memengaruhi produktivitas pribadi, dan bahkan pekerjaan secara keseluruhan.

Mengilustrasikan seberapa besar dampak yang bisa kita berikan akan membuat atasan lebih berinvestasi dalam membantu membuat rencana pemulihan kelelahan.

Kuasai kesehatan diri sendiri


Pada akhirnya, terserah bagaimana kita mengambil penguasaan atas kesehatan dan kesejahteraan kita.

Tentukan batasan, dan luangkan waktu untuk aktivitas yang membuat kita tetap seimbang.

Beristirahatlah secara teratur di siang hari untuk berjalan-jalan di luar, menyelesaikan olahraga singkat, atau berbicara dengan teman atau anggota keluarga.

Sebab, saat bekerja dari rumah, mudah untuk tetap terpaku di depan meja sepanjang hari.

Bagi sebagian orang, pandemi menyebabkan kelelahan. Tetapi bagi yang lain, itu cuma mengungkapkan kelelahan yang sebenarnya sudah ada.

Jika kita bisa, luangkan waktu untuk mendapatkan perspektif. Sebab, mungkin kita merasa siap untuk mempertimbangkan pekerjaan atau perubahan karier.

Bagaimana pun, jangan biarkan gejala ini tidak diobati.

Melalui transparansi dan introspeksi, kita dapat mengubah kelelahan menjadi kesempatan untuk menetapkan batasan yang masuk akal.

Hal ini bakal menjadi modal besar yang menguntungkan dalam jangka panjang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/22/102351920/cara-bicara-dengan-atasan-soal-kelelahan-dan-beban-kerja

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com